12.29.2011

Happy mother day


Jinki POV
“Hyung ayo cepat”, teriak kibum dari luar kamarku.
“ya tunggu sebentar”, aku membalas berteriak.
Kulipat surat tersebut dan kumasukan kedalam amplom berwarna biru.
Hmm… ada rasa rindu yang teramat untuk wanita yang kukirim surat ini.
Aku bersiap-siap membereskan semuanya, kucek lagi apa masih ada yang 

tertinggal atau tidak.
Kuselipkan surat itu kedalam saku baju ku sebelum nantinya aku minta 

tolong ke pada orang SM untuk mengirimkannya pada perempuan 

itu..perempuan yang sangat berarti dalam hidupku.
Umma…maaf kan aku..
jinki mother POV
Kulihat amplop berwarna biru itu…lalu ku buka, ada secarik surat 

didalamnya
KASIH SAYANG IBUSuatu ketika, ada seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya.
“Ibu, mengapa ibu menangis?”.
Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”.
“Aku tak mengerti” kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
“Nak kamu memang takkan mengerti…”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.
“Ayah, mengapa ibu menangis?” Sepertinya ibu menangis tidak ada sebab
yang jelas?”
Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”.
Hanya itu jawaban yang diberikan oleh ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-
tanya,mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.
”Ya Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?” Dalam mimpinya Tuhan
menjawab,
“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan beban dunia dan isinya,
walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan
kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi
dari rahimnya,
walau, sering pula ia kerap berulang kali menerima menerima cerca dari
anaknya itu.
Kuberikaan keperkasaan, yang akan tetap membuatnya tetap bertahan,
pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih,
walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua
anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak
jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan
ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk
menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat
didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan kepadanya kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa
sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah
yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak ?
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan
pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah
melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji
setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya,Kuberikan ia air mata agar mencurahkan perasaannya. Inilah
yang khusus Kuberikan pada wanita, agar dapat digunakan kapanpun
diinginkan. Hanya inilah kelemahan yaang dimiliki wanita, walaupun
sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup,
karena di kakinyalah kita menemukan surga.
Kasih ibu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir.
Kasih ibu itu seperti berputar dan senatiasa meluas, menyentuh setiap
orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya
seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.”
Mom, I Love You
( umma,, happy mother day…maaf kan jinki kecilmu yang belum bisa 

menghentikan air matamu, belum bisa menjadi jinki  yang kau harapkan…tapi 

aku sangat mencintaimu umma, peluk dan ciumku untukmu)
Aku menitikkan air mata, akh jinki ku kini telah dewasa, kau bukan lagi 

jinki kecil nak, ibu juga sangat mencintaimu. Kutekan langsung nomor yang 

menghubungiku dengan jinkiku.
“umma..”, suara diseberang sana memanggil
“terimakasih nak, puisimu sangat indah”, kataku
“umma sudah membaca”, dapatku rasakan suaranya bergetar
“ibu selalu menyayangimu nak, kau kebanggaan ibu”, kataku kembali, 

terdengar suara jinkiku menangis
“jadilah pria dewasa jinki kecilku”, aku berkata kembali
“terimakasi umma..”, katanya lirih dan akupun menutup telpon.
NB : Happy mother day buat seluruh ibu di dunia!!^__^



0 komentar:

Post a Comment

12.29.2011

Happy mother day


Jinki POV
“Hyung ayo cepat”, teriak kibum dari luar kamarku.
“ya tunggu sebentar”, aku membalas berteriak.
Kulipat surat tersebut dan kumasukan kedalam amplom berwarna biru.
Hmm… ada rasa rindu yang teramat untuk wanita yang kukirim surat ini.
Aku bersiap-siap membereskan semuanya, kucek lagi apa masih ada yang 

tertinggal atau tidak.
Kuselipkan surat itu kedalam saku baju ku sebelum nantinya aku minta 

tolong ke pada orang SM untuk mengirimkannya pada perempuan 

itu..perempuan yang sangat berarti dalam hidupku.
Umma…maaf kan aku..
jinki mother POV
Kulihat amplop berwarna biru itu…lalu ku buka, ada secarik surat 

didalamnya
KASIH SAYANG IBUSuatu ketika, ada seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya.
“Ibu, mengapa ibu menangis?”.
Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”.
“Aku tak mengerti” kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
“Nak kamu memang takkan mengerti…”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.
“Ayah, mengapa ibu menangis?” Sepertinya ibu menangis tidak ada sebab
yang jelas?”
Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”.
Hanya itu jawaban yang diberikan oleh ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-
tanya,mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.
”Ya Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?” Dalam mimpinya Tuhan
menjawab,
“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan beban dunia dan isinya,
walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan
kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi
dari rahimnya,
walau, sering pula ia kerap berulang kali menerima menerima cerca dari
anaknya itu.
Kuberikaan keperkasaan, yang akan tetap membuatnya tetap bertahan,
pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih,
walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua
anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak
jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan
ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk
menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat
didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan kepadanya kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa
sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah
yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak ?
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan
pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah
melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji
setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya,Kuberikan ia air mata agar mencurahkan perasaannya. Inilah
yang khusus Kuberikan pada wanita, agar dapat digunakan kapanpun
diinginkan. Hanya inilah kelemahan yaang dimiliki wanita, walaupun
sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup,
karena di kakinyalah kita menemukan surga.
Kasih ibu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir.
Kasih ibu itu seperti berputar dan senatiasa meluas, menyentuh setiap
orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya
seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.”
Mom, I Love You
( umma,, happy mother day…maaf kan jinki kecilmu yang belum bisa 

menghentikan air matamu, belum bisa menjadi jinki  yang kau harapkan…tapi 

aku sangat mencintaimu umma, peluk dan ciumku untukmu)
Aku menitikkan air mata, akh jinki ku kini telah dewasa, kau bukan lagi 

jinki kecil nak, ibu juga sangat mencintaimu. Kutekan langsung nomor yang 

menghubungiku dengan jinkiku.
“umma..”, suara diseberang sana memanggil
“terimakasih nak, puisimu sangat indah”, kataku
“umma sudah membaca”, dapatku rasakan suaranya bergetar
“ibu selalu menyayangimu nak, kau kebanggaan ibu”, kataku kembali, 

terdengar suara jinkiku menangis
“jadilah pria dewasa jinki kecilku”, aku berkata kembali
“terimakasi umma..”, katanya lirih dan akupun menutup telpon.
NB : Happy mother day buat seluruh ibu di dunia!!^__^



No comments:

Post a Comment