4.16.2011

Love if silence Part 1




Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15

Anak perempuan itu menatap duduk sendiri di bangku rumah sakit. Tatapannya kosong. Kepalanya menunduk.
“hai”
Seorang anak lelaki menghampirinya. Ia duduk disebelah anak perempuan itu.
“kau kenapa? Sedang sedih?”
Anak perempuan itu hanya diam. Terdiam. Sambil menatap wajah anak lelaki itu. Anak lelaki itu tersenyum lebar. Senyum yang sama dengan orang yang ia sayangi yang sekarang sedang berada di dalam sebuah ruangan yang mereka sebut ugd.
ouh arraseo. Ibumu melarangmu berbicara dengan orang asing yah, baiklah kalau begitu kita berkenalan, supaya kita bukan orang asing lagi.”
Anak perempuan itu memiringkan kepalanya. Ia menatap anak lelaki itu heran. Tangan anak lelaki itu terjulur ke arahnya.
“namaku Lee jinki”
Anak perempuan itu menatap tangan anak lelaki itu, lalu ia menatap wajah anak lelaki itu yang tersenyum lebar. Anak perempuan itu tersenyum dan membalikkan badannya untuk mengambil kertas dan pensil yang berada di bangku di sebelah kanannya. Dengan sigap anak perempuan itu menuliskan sebuah kata dalam kertas itu.
Tetapi ketika anak perempuan itu menoleh, anak lelaki itu tidak ada. Hanya ada dirinya dan kertas ditangannya yang barusan ia tulis.
‘namaku kim hyo ri’

Hyo ri sedang membersihkan meja ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya. Hyo ri menoleh.
“hyo ri-a, tolong layani pelangggan di nomor 26”
Hyo ri mengerutkan keningnya tanda bingung. Pak lee sang pemilik café seakaan mengerti.
“tolonglah hyo ri, eun ca sedang kusuruh belanja, aku sedang menerima tamu, hanya kau seorang yang tersisa di café ini. Mianhae, kali ini saja. Yah?”
Hyo ri cemberut. Tetapi dilangkahkan juga kakinya menuju meja nomor 26. dengan membawa daftar menu ia melangkah pelan menuju meja nomor 26.
***
Jinki duduk diam di café itu. Sesekali di lihatnya jam tangan yang terpasang di tangannya. Ia mendecak kesal. Ia memang baru sampai di café itu beberapa menit yang lalu, tetapi ia tidak suka menunggu. Amat tidak suka.
***
Dengan enggan hyo ri berjalan menuju meja nomor 26. ia meletakkan daftar menu dengan sedikit kasar di meja tersebut. Wajahnya cemberut. Seharusnya ini sudah waktunya untuk pulang. Dan seharusnya ia tidak bertugas untuk melayani orang. Tugasnya hanya membersihkan meja dan membereska segala seuatu yang kotor di café ini. Ia benar-benar kesal karena tidak bisa melawan perintah pak choi, tentu saja karena pak choi adalah bosnya.
‘nanti pasti aku akan minta gaji tambahan !!’
***
Jinki sedikit terloncat ketika seseorang menaruh daftar menu dengan kasar di mejanya. Jinki menatap kesal ke arah orang tersebut. Hatinya yang sudah kesal daritadi bertambah kesal karena perlakuan orang tersebut.
Hyo ri sedikit terperangah. Ia menyesali dirinya yang meletakkan daftar menu dengan kasar. Ia menatap lelaki yang sedang memandangnya dengan kesal tersebut tanpa berkedip.
‘ommo!! Tampannya!!!’
***
Jinki masih menatap pelayan tersebut dengan kesal. Timbul sebersit kagum di hati Jinki . Pelayan tersebut cukup manis.
Tetapi dengan cepat di tepis oleh Jinki . Ia menatap pelayan yang tengah menatapnya dengan wajah ‘mupeng’ tersebut galak.
“apakah ini cara café ini melayani tamu?”
Hyo ri tersentak ketika cowok itu membentaknya. Wajah Hyo ri memerah. Ia hendak
Jinki masih menatap pelayan itu galak. Ia benar-benar tidak suka dengan perlakuan pelayan itu terhadapnya. Jinki menunggu sebuah kata yang akan terlontar dari pelayan itu. Tetapi tidak satu katapun terlontar dari pelayan itu. Pelayan itu hanya menundukkan wajahnya. Jinki kesal. Benar-benar kesal. Dengan cepat ia melangkah meninggalkan café dan pelayan yang menyebalkan itu.
Hyo ri sedikit tersentak ketika tubuh tinggi lelaki itu berlalu di hadapannya. Ia hendak berteriak untuk memanggil lelaki itu tapi tidak sepatah katapun terlontar dari bibirnya.
Hyo ri menghela nafas dalam. Ia sangat menyesali sikapnya tadi. Kenapa ia harus sekasar itu. Tentu saja hal itu membuat pelanggan tadi tidak nyaman.
Hyo ri hendak berbalik ketika matanya menatap sebuah bungkusan di meja nomor 26 itu.
‘sebuah kalung?’
***
Jinki menaiki mobilnya yang terparkir di depan café itu dengan kasar. Dihempaskannya tubuhnya di bangku mobil itu. Dengan cepat di jalankannya mobil itu menjauhi café itu. Ia benar-benar tidak suka dengan apa yang pelayan itu perbuat. Selama ini tidak ada seorangpun yang memperlakukannya dengan kasar seperti itu.
Ya, Jinki adalah anak seorang anak pengusaha kaya yang selalu dimanja. Selama ini seluruh orang yang berada di sekitarnya adalah orang-orang yang selalu menunduk dan menghormatinya. Dan baginya, ini adalah pengalamannya yang pertama di perlakukan kasar oleh seseorang, seorang pelayan café lebih tepatnya.
Mobil Jinki melaju dengan cepat di jalanan.
***
Hyo ri menganggukkan kepalanya ke arah pak lee sebelum ia melangkahkan kakinya keluar dari café. Ia bergegas menuju halte yang letaknya tidak jauh dari café itu.
Hyo ri merogoh saku celananya. Digenggamnya benda yang terletak disaku celananya itu. Ia menatap benda itu dengan seksama.
Kalung itu terbuat dari emas putih. Rantainya tipis, dengan bandul berbentuk salju kecil dengan permata di tengah tengahnya.
‘indah sekali’
Tak henti-hentinya eun ri memandang kalung itu. Perasaan bersalah menderanya.
‘pasti kalung ini harganya sangat mahal, aish! Hyo ri-a, kau memang pabo! Lelaki tadi pasti bingung mencari kalung ini!’
***
Jinki menyetir mobilnya dengan sangat cepat. Benar-benar cepat. Ia tidak peduli dengan rambu lalu lintas yang berada di sekitarnya atau pekikan orang-orang yang hampir terserempet mobilnya. Jinki tidak peduli. Jinki terus memacu mobil majunya cepat. Tambah cepat. Semakin cepat.
Jinki memang selalu begitu. Jika dirinya sedang kesal, pasti ia akan memacu mobilnya kencang-kencang. Berharap semua kejadian yang mengesalkan tadi akan tertinggal di belakang. Tertinggal laju mobilnya yang cepat.
***
Hyo ri hendak menaiki bus ketika hp nya bergetar. Hyo ri membukanya.
From : soo ae
Hyo ri-a, aku tidak tahu apa yang terjadi tadi. Tapi kumohon cepatlah menuju rumah sakit seoul. key-a berada di ugd. Cepat!!
Kepala Hyo ri mendadak pusing. Tubuhnya lunglai. Ia hendak terjatuh ketika ia akhirnya dapat mengembalikan keseimbangannya.
Hanya ada satu yang ada di kepalanya. Bergegas menuju rumah sakit seoul. Hyo ri takut terjadi sesuatu terhadap key. Karena bagi Hyo ri, key satu-satunya orang yang paling ia sayangi di dunia ini. Melebihi apapun. Bahkan dirinya sendiri.
***
Jinki terus memacu mobilnya kencang. Ketika ia teringat sesuatu yang sangat penting baginya.
Jinki merogoh – rogoh sakunya. Tidak ada. Kalung kesayangannya tidak ada. Seketika wajah jinki memucat. ia teringat kalung itu terkahir kali berada dalam genggamannya ketika sedang duduk di café itu.
Seketika Jinki menjadi panik. Dan tidak menyadari beberapa meter di depannya lampu hijau sudah berubah menjadi merah.
***
Hyo ri setengah berlari menuju rumah sakit seoul ketika ia turun dari bis. Dalam kepalanya hanya ada key. Wajah key terbayang jelas di kepalanya.
‘oppa, bertahanlah, kumohon!’
***
Jinki terlambat menyadari ketika mobilnya melaju menerobos lampu merah. Ia menginjak rem dengan sekuat tenaga. Yang membuat mobil itu berputar berkali-kali sebelum akhirnya berhenti ditengah jalan.
Jantung jinki berdebar. Sangat kencang. Ia benar-benar takut. Ia benar-benar merasa akan mati tadi. Jinki hendak memutar kembali kemudi mobilnya ketika ia merasakan sesuatu yang bersinar mendekatinya.
Jinki menoleh kebelakang. Matanya terbelalak.
‘BRUKK!!!!’
***
Hyo ri memasuki rumah sakit. Dengan cepat kakinya melangkah menuju ruang ugd. Dilihatnya soo ae tengah berdiri di depan ruang ugd.


Dengan cepat Hyo ri menghampiri yuri. Soo ae yang merasa kehadiran seseorang menoleh ke arah hyo ri.
“hyo ri-a!!!”
***
Jinki merasakan dirinya seperti ditengah-tengah pasar. Sangat berisik. Ia hendak membuka matanya tetapi matanya sangat berat. Dan ia merasa saat ini ia sedang membutuhkan ketenangan. Jinki pun menutup matanya dan tak sadarkan diri.
***
‘sebenarnya apa yang terjadi’
“aku tidak tahu hyo ri-a, tiba-tiba aku mendapat telpon dari tempat kk mu bekerja. Aku sendiri bingung kenapa mereka tidak menghubungimu”
Hyo ri terdiam. Hatinya sedikit mencelos. Ia adalah satu-satunya orang yang sedarah dengan Key tetapi bagaimana mungkin ia tidak merasakan apa-apa? Bagaimana mungkin ia tidak menyadari keadaan kakaknya yang kritis?
Soo ae yang menyadari ucapannya yang salah segera memeluk hyo ri.
“mianhae Hyo ri-a, aku tidak bermaksud menyinggungmu. Akh, sudahlah sekarang kita hanya bisa berdoa tidak terjadi apa-apa dengan key-a! ya tuhan!! Kumohon lindungilah ia”
‘lindungilah orang terpenting dalam hidupku itu tuhan. Kumohon!’
***
Jinki tergeletak tak sadarkan diri dengan darah dimana-mana. Ia diletakkan di sebuah kasur dorong yang kemudian dengan cepat membawanya menuju ugd.
***
Hyo ri dan soo ae menunggu lampu ruang ugd berhenti menyala. Dalam hati mereka berdua terus berharap semoga Key tidak kenapa-napa.
Saat itu Jinki yang tidak sadarkan diri melintas di depan hyo ri. Hyo ri spontan tersentak. Hyo ri berdiri dan menatap wajah Jinki yang tak sadarkan diri.
‘bukankah itu cowok yang di café tadi?’
***
Soo ae yang sedang serus berdoa sedikit kaget ketika hyo ri tiba- tiba berdiri dan menatap lama beberapa orang suster mendorong kasur yang diatas nya tergeletak seorang lelaki.
“wae yo hyo ri-a? temanmu?”
***
Hyo ri menoleh kea rah soo ae yang sedang menatapnya heran. Dengan cepat hyo ri mengggelengkan kepalanya. Ia kemudian kembali duduk di sebelah soo ae dan memeluk soo ae.
Soo ae mengusap-usap tangan hyo ri yang memeluk pundaknya. Soo ae menatap hyo ri dan tersenyum. Hyo ri membalas senyum soo ae. Soo ae kembali menundukkan kepalanya dan berdoa kepada tuhan.
Sementara hyo ri kembali menoleh kea rah ruang yang di masukin jinki . Untuk pertama kalinya, ia memikirkan orang lain selain key. Dan hyo ri tidak menyadarinya.
Tubuh jinki terkulai lemah di meja operasi. Siap untuk di operasi.
“dokter, stok darah yang cocok dengan pasien habis stoknya. Bagaimana ini?”
Dokter yang telah memakai sarung tangan dan bersiap untuk melakukan operasi pun menghela nafas.
“cepat, cari! Pasien ini bisa mati kehabisan darah!!!”Lampu ruang ugd dari tempat jae joong berhenti menyala. Pintu segera terbuka. Terlihat Key yang terkulai lemas dan tidak sadarkan diri keluar dari ruanganan tersebut.
Soo ae dan hyo ri menghela nafas.
“trimakasih tuhan”
‘trimakasih tuhan’
Soo ae segera berjalan mengikuti suster yang membawa key menuju kamar rawat inap. Hyo ri pun bergegas mengikutinya.
Baru dua langkah kaki hyo ri berjalan. hyo ri terdiam. Ia menoleh ke belakang.
‘apakah cowok itu baik-baik saja?’
Dengan cepat hyo ri memutar tubuhnya dan menuju ruangan tempat jinki berada.
***
Soo ae terus berada di sisi key sampai key dipindahkan ke ruang rawat inap. Ia menatap wajah key sedih sekaligus lega. Ia lega key tidak kenapa-napa.
Seketika soo ae sadar hyo ri tidak berada disini.
“kemana hyo ri?”
***
Hyo ri berjalan perlahan mendekati ruang operasi jinki ketika dirinya mendengar seseorang berbicara.
“bagaimana ini, kita kehabisan stok darah yang sama dengan pasien?”
“aish!!! Bahkan karyawan rumah sakit yang darahnya sama dengan pasien sedang pergi!! Bagaimana ini sedangkan keadaan pasien sekarat!”
‘dia sekarat?’
Dengan cepat hyo ri menghampiri suster yang sedang berbicara tersebut. Suster tersebut menoleh kearahnya karena merasa ada seseorang yang menghampirinya. Hyo ri tersenyum . dan mengambil notes yang selalu terletak di sakunya.
‘kalau boleh tau memangnya golongan darahnya apa suster?’
Suster tersebut membaca note yang telah Hyo ri tulis. Suster tersebut menatap hyo ri bingung. Hyo ri tersenyum gugup lalu mengarahkan jari telunjuknya ke kamar operasi jinki .
“golongan darah nya b positif, tetapi stock darah tersebut habis di rumah sakit kami padahal pasien sangat membutuhkannya”
hyo ri terdiam beberapa saat. Perasaannya lega. Dengan cepat ia menulis sesuatu di note nya dan menunjukkannya kea rah suster tersebut.
‘kalau begitu bolehkah darah saya, saya sumbangkan? Kebetulan darah saya b positif.’

0 komentar:

Post a Comment

4.16.2011

Love if silence Part 1




Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15

Anak perempuan itu menatap duduk sendiri di bangku rumah sakit. Tatapannya kosong. Kepalanya menunduk.
“hai”
Seorang anak lelaki menghampirinya. Ia duduk disebelah anak perempuan itu.
“kau kenapa? Sedang sedih?”
Anak perempuan itu hanya diam. Terdiam. Sambil menatap wajah anak lelaki itu. Anak lelaki itu tersenyum lebar. Senyum yang sama dengan orang yang ia sayangi yang sekarang sedang berada di dalam sebuah ruangan yang mereka sebut ugd.
ouh arraseo. Ibumu melarangmu berbicara dengan orang asing yah, baiklah kalau begitu kita berkenalan, supaya kita bukan orang asing lagi.”
Anak perempuan itu memiringkan kepalanya. Ia menatap anak lelaki itu heran. Tangan anak lelaki itu terjulur ke arahnya.
“namaku Lee jinki”
Anak perempuan itu menatap tangan anak lelaki itu, lalu ia menatap wajah anak lelaki itu yang tersenyum lebar. Anak perempuan itu tersenyum dan membalikkan badannya untuk mengambil kertas dan pensil yang berada di bangku di sebelah kanannya. Dengan sigap anak perempuan itu menuliskan sebuah kata dalam kertas itu.
Tetapi ketika anak perempuan itu menoleh, anak lelaki itu tidak ada. Hanya ada dirinya dan kertas ditangannya yang barusan ia tulis.
‘namaku kim hyo ri’

Hyo ri sedang membersihkan meja ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya. Hyo ri menoleh.
“hyo ri-a, tolong layani pelangggan di nomor 26”
Hyo ri mengerutkan keningnya tanda bingung. Pak lee sang pemilik café seakaan mengerti.
“tolonglah hyo ri, eun ca sedang kusuruh belanja, aku sedang menerima tamu, hanya kau seorang yang tersisa di café ini. Mianhae, kali ini saja. Yah?”
Hyo ri cemberut. Tetapi dilangkahkan juga kakinya menuju meja nomor 26. dengan membawa daftar menu ia melangkah pelan menuju meja nomor 26.
***
Jinki duduk diam di café itu. Sesekali di lihatnya jam tangan yang terpasang di tangannya. Ia mendecak kesal. Ia memang baru sampai di café itu beberapa menit yang lalu, tetapi ia tidak suka menunggu. Amat tidak suka.
***
Dengan enggan hyo ri berjalan menuju meja nomor 26. ia meletakkan daftar menu dengan sedikit kasar di meja tersebut. Wajahnya cemberut. Seharusnya ini sudah waktunya untuk pulang. Dan seharusnya ia tidak bertugas untuk melayani orang. Tugasnya hanya membersihkan meja dan membereska segala seuatu yang kotor di café ini. Ia benar-benar kesal karena tidak bisa melawan perintah pak choi, tentu saja karena pak choi adalah bosnya.
‘nanti pasti aku akan minta gaji tambahan !!’
***
Jinki sedikit terloncat ketika seseorang menaruh daftar menu dengan kasar di mejanya. Jinki menatap kesal ke arah orang tersebut. Hatinya yang sudah kesal daritadi bertambah kesal karena perlakuan orang tersebut.
Hyo ri sedikit terperangah. Ia menyesali dirinya yang meletakkan daftar menu dengan kasar. Ia menatap lelaki yang sedang memandangnya dengan kesal tersebut tanpa berkedip.
‘ommo!! Tampannya!!!’
***
Jinki masih menatap pelayan tersebut dengan kesal. Timbul sebersit kagum di hati Jinki . Pelayan tersebut cukup manis.
Tetapi dengan cepat di tepis oleh Jinki . Ia menatap pelayan yang tengah menatapnya dengan wajah ‘mupeng’ tersebut galak.
“apakah ini cara café ini melayani tamu?”
Hyo ri tersentak ketika cowok itu membentaknya. Wajah Hyo ri memerah. Ia hendak
Jinki masih menatap pelayan itu galak. Ia benar-benar tidak suka dengan perlakuan pelayan itu terhadapnya. Jinki menunggu sebuah kata yang akan terlontar dari pelayan itu. Tetapi tidak satu katapun terlontar dari pelayan itu. Pelayan itu hanya menundukkan wajahnya. Jinki kesal. Benar-benar kesal. Dengan cepat ia melangkah meninggalkan café dan pelayan yang menyebalkan itu.
Hyo ri sedikit tersentak ketika tubuh tinggi lelaki itu berlalu di hadapannya. Ia hendak berteriak untuk memanggil lelaki itu tapi tidak sepatah katapun terlontar dari bibirnya.
Hyo ri menghela nafas dalam. Ia sangat menyesali sikapnya tadi. Kenapa ia harus sekasar itu. Tentu saja hal itu membuat pelanggan tadi tidak nyaman.
Hyo ri hendak berbalik ketika matanya menatap sebuah bungkusan di meja nomor 26 itu.
‘sebuah kalung?’
***
Jinki menaiki mobilnya yang terparkir di depan café itu dengan kasar. Dihempaskannya tubuhnya di bangku mobil itu. Dengan cepat di jalankannya mobil itu menjauhi café itu. Ia benar-benar tidak suka dengan apa yang pelayan itu perbuat. Selama ini tidak ada seorangpun yang memperlakukannya dengan kasar seperti itu.
Ya, Jinki adalah anak seorang anak pengusaha kaya yang selalu dimanja. Selama ini seluruh orang yang berada di sekitarnya adalah orang-orang yang selalu menunduk dan menghormatinya. Dan baginya, ini adalah pengalamannya yang pertama di perlakukan kasar oleh seseorang, seorang pelayan café lebih tepatnya.
Mobil Jinki melaju dengan cepat di jalanan.
***
Hyo ri menganggukkan kepalanya ke arah pak lee sebelum ia melangkahkan kakinya keluar dari café. Ia bergegas menuju halte yang letaknya tidak jauh dari café itu.
Hyo ri merogoh saku celananya. Digenggamnya benda yang terletak disaku celananya itu. Ia menatap benda itu dengan seksama.
Kalung itu terbuat dari emas putih. Rantainya tipis, dengan bandul berbentuk salju kecil dengan permata di tengah tengahnya.
‘indah sekali’
Tak henti-hentinya eun ri memandang kalung itu. Perasaan bersalah menderanya.
‘pasti kalung ini harganya sangat mahal, aish! Hyo ri-a, kau memang pabo! Lelaki tadi pasti bingung mencari kalung ini!’
***
Jinki menyetir mobilnya dengan sangat cepat. Benar-benar cepat. Ia tidak peduli dengan rambu lalu lintas yang berada di sekitarnya atau pekikan orang-orang yang hampir terserempet mobilnya. Jinki tidak peduli. Jinki terus memacu mobil majunya cepat. Tambah cepat. Semakin cepat.
Jinki memang selalu begitu. Jika dirinya sedang kesal, pasti ia akan memacu mobilnya kencang-kencang. Berharap semua kejadian yang mengesalkan tadi akan tertinggal di belakang. Tertinggal laju mobilnya yang cepat.
***
Hyo ri hendak menaiki bus ketika hp nya bergetar. Hyo ri membukanya.
From : soo ae
Hyo ri-a, aku tidak tahu apa yang terjadi tadi. Tapi kumohon cepatlah menuju rumah sakit seoul. key-a berada di ugd. Cepat!!
Kepala Hyo ri mendadak pusing. Tubuhnya lunglai. Ia hendak terjatuh ketika ia akhirnya dapat mengembalikan keseimbangannya.
Hanya ada satu yang ada di kepalanya. Bergegas menuju rumah sakit seoul. Hyo ri takut terjadi sesuatu terhadap key. Karena bagi Hyo ri, key satu-satunya orang yang paling ia sayangi di dunia ini. Melebihi apapun. Bahkan dirinya sendiri.
***
Jinki terus memacu mobilnya kencang. Ketika ia teringat sesuatu yang sangat penting baginya.
Jinki merogoh – rogoh sakunya. Tidak ada. Kalung kesayangannya tidak ada. Seketika wajah jinki memucat. ia teringat kalung itu terkahir kali berada dalam genggamannya ketika sedang duduk di café itu.
Seketika Jinki menjadi panik. Dan tidak menyadari beberapa meter di depannya lampu hijau sudah berubah menjadi merah.
***
Hyo ri setengah berlari menuju rumah sakit seoul ketika ia turun dari bis. Dalam kepalanya hanya ada key. Wajah key terbayang jelas di kepalanya.
‘oppa, bertahanlah, kumohon!’
***
Jinki terlambat menyadari ketika mobilnya melaju menerobos lampu merah. Ia menginjak rem dengan sekuat tenaga. Yang membuat mobil itu berputar berkali-kali sebelum akhirnya berhenti ditengah jalan.
Jantung jinki berdebar. Sangat kencang. Ia benar-benar takut. Ia benar-benar merasa akan mati tadi. Jinki hendak memutar kembali kemudi mobilnya ketika ia merasakan sesuatu yang bersinar mendekatinya.
Jinki menoleh kebelakang. Matanya terbelalak.
‘BRUKK!!!!’
***
Hyo ri memasuki rumah sakit. Dengan cepat kakinya melangkah menuju ruang ugd. Dilihatnya soo ae tengah berdiri di depan ruang ugd.


Dengan cepat Hyo ri menghampiri yuri. Soo ae yang merasa kehadiran seseorang menoleh ke arah hyo ri.
“hyo ri-a!!!”
***
Jinki merasakan dirinya seperti ditengah-tengah pasar. Sangat berisik. Ia hendak membuka matanya tetapi matanya sangat berat. Dan ia merasa saat ini ia sedang membutuhkan ketenangan. Jinki pun menutup matanya dan tak sadarkan diri.
***
‘sebenarnya apa yang terjadi’
“aku tidak tahu hyo ri-a, tiba-tiba aku mendapat telpon dari tempat kk mu bekerja. Aku sendiri bingung kenapa mereka tidak menghubungimu”
Hyo ri terdiam. Hatinya sedikit mencelos. Ia adalah satu-satunya orang yang sedarah dengan Key tetapi bagaimana mungkin ia tidak merasakan apa-apa? Bagaimana mungkin ia tidak menyadari keadaan kakaknya yang kritis?
Soo ae yang menyadari ucapannya yang salah segera memeluk hyo ri.
“mianhae Hyo ri-a, aku tidak bermaksud menyinggungmu. Akh, sudahlah sekarang kita hanya bisa berdoa tidak terjadi apa-apa dengan key-a! ya tuhan!! Kumohon lindungilah ia”
‘lindungilah orang terpenting dalam hidupku itu tuhan. Kumohon!’
***
Jinki tergeletak tak sadarkan diri dengan darah dimana-mana. Ia diletakkan di sebuah kasur dorong yang kemudian dengan cepat membawanya menuju ugd.
***
Hyo ri dan soo ae menunggu lampu ruang ugd berhenti menyala. Dalam hati mereka berdua terus berharap semoga Key tidak kenapa-napa.
Saat itu Jinki yang tidak sadarkan diri melintas di depan hyo ri. Hyo ri spontan tersentak. Hyo ri berdiri dan menatap wajah Jinki yang tak sadarkan diri.
‘bukankah itu cowok yang di café tadi?’
***
Soo ae yang sedang serus berdoa sedikit kaget ketika hyo ri tiba- tiba berdiri dan menatap lama beberapa orang suster mendorong kasur yang diatas nya tergeletak seorang lelaki.
“wae yo hyo ri-a? temanmu?”
***
Hyo ri menoleh kea rah soo ae yang sedang menatapnya heran. Dengan cepat hyo ri mengggelengkan kepalanya. Ia kemudian kembali duduk di sebelah soo ae dan memeluk soo ae.
Soo ae mengusap-usap tangan hyo ri yang memeluk pundaknya. Soo ae menatap hyo ri dan tersenyum. Hyo ri membalas senyum soo ae. Soo ae kembali menundukkan kepalanya dan berdoa kepada tuhan.
Sementara hyo ri kembali menoleh kea rah ruang yang di masukin jinki . Untuk pertama kalinya, ia memikirkan orang lain selain key. Dan hyo ri tidak menyadarinya.
Tubuh jinki terkulai lemah di meja operasi. Siap untuk di operasi.
“dokter, stok darah yang cocok dengan pasien habis stoknya. Bagaimana ini?”
Dokter yang telah memakai sarung tangan dan bersiap untuk melakukan operasi pun menghela nafas.
“cepat, cari! Pasien ini bisa mati kehabisan darah!!!”Lampu ruang ugd dari tempat jae joong berhenti menyala. Pintu segera terbuka. Terlihat Key yang terkulai lemas dan tidak sadarkan diri keluar dari ruanganan tersebut.
Soo ae dan hyo ri menghela nafas.
“trimakasih tuhan”
‘trimakasih tuhan’
Soo ae segera berjalan mengikuti suster yang membawa key menuju kamar rawat inap. Hyo ri pun bergegas mengikutinya.
Baru dua langkah kaki hyo ri berjalan. hyo ri terdiam. Ia menoleh ke belakang.
‘apakah cowok itu baik-baik saja?’
Dengan cepat hyo ri memutar tubuhnya dan menuju ruangan tempat jinki berada.
***
Soo ae terus berada di sisi key sampai key dipindahkan ke ruang rawat inap. Ia menatap wajah key sedih sekaligus lega. Ia lega key tidak kenapa-napa.
Seketika soo ae sadar hyo ri tidak berada disini.
“kemana hyo ri?”
***
Hyo ri berjalan perlahan mendekati ruang operasi jinki ketika dirinya mendengar seseorang berbicara.
“bagaimana ini, kita kehabisan stok darah yang sama dengan pasien?”
“aish!!! Bahkan karyawan rumah sakit yang darahnya sama dengan pasien sedang pergi!! Bagaimana ini sedangkan keadaan pasien sekarat!”
‘dia sekarat?’
Dengan cepat hyo ri menghampiri suster yang sedang berbicara tersebut. Suster tersebut menoleh kearahnya karena merasa ada seseorang yang menghampirinya. Hyo ri tersenyum . dan mengambil notes yang selalu terletak di sakunya.
‘kalau boleh tau memangnya golongan darahnya apa suster?’
Suster tersebut membaca note yang telah Hyo ri tulis. Suster tersebut menatap hyo ri bingung. Hyo ri tersenyum gugup lalu mengarahkan jari telunjuknya ke kamar operasi jinki .
“golongan darah nya b positif, tetapi stock darah tersebut habis di rumah sakit kami padahal pasien sangat membutuhkannya”
hyo ri terdiam beberapa saat. Perasaannya lega. Dengan cepat ia menulis sesuatu di note nya dan menunjukkannya kea rah suster tersebut.
‘kalau begitu bolehkah darah saya, saya sumbangkan? Kebetulan darah saya b positif.’

No comments:

Post a Comment