4.18.2011

love is silence part 5


“ bagaimana menurutmu Hyo ri-a? tampan kah?”
Hyo ri menatap kosong wajah Eun cha yang berada disampingnya. Hatinya benar-benar mencelos. Ternyata jinki lah orang yang menggangggap eun cha sebagai dewi penyelamatnya.
‘ kenapa harus eun cha? Kenapa jinki harus berfikir bahwa eun ca dewi penyelamatnya? Aku lah yang mendonorkan darah! Bukan eun cha!!’




kenapa harus eun cha? Kenapa jinki harus berfikir bahwa eun cha dewi penyelamatnya? Aku lah yang mendonorkan darah! Bukan eun cha!!’

Hyo ri memejamkan matanya. Rasanya sedikit kecewa serta sakit mengetahui bahwa orang yang dia harapkan dan ia nanti kedatangannya selama ini ternyata begitu dekat. Bahkan kakaknya ternyata teman SMAnya. Dan eun cha, sahabat karibnya selama ini ternyata mengenalnya.

“Hyo ri-a, waeyo? Kenapa wajahmu pucat?”

Hyo ri tersentak dari lamunannya. Di tatapnya wajah eun cha sekilas sebelum akhirnya ia menggeleng dan tersenyum.

‘kau sangat beruntung eun cha-a’

‘gwenchanayo’

***

Hyo ri menatap key dan minho bergantian. Matanya berkedip-kedip melihat mereka berdua yang sedang memasukkan baju-baju dan peralatan mandinya kedalam sebuah koper besar.

‘ada apa ini?’

Dengan sangat pelan dan hati- hati Hyo ri melangkahkan kakinya memasuki ruang tamu rumahnya. Matanya membesar melihat key dan minho yang sibuk mengepak barang-barang ke masing-masing koper besar yang tergeletak di ruang tamu rumahnya itu.

Minho yang merasa seseorang sedang mengawasinya menoleh kebelakang. Dilihatnya Hyo ri dengan wajah pucat pasi menatap apa yang sedang ia dan key lakukan.

“chagiya!! Kau sudah pulang??”

Hyo ri yang sedang termangu-mangu melihat key dan Minho yang sedang mengepak barang-barang spontan terloncat. Ia menatap minho dengan wajah berkerut.

Minho yang mengerti arti tatapan Hyo ri terkikik geli. Hingga membuat muka Hyo ri memerah karena menahan marah.

“arraseo, arraseo, chagiya, sebentar lagi kita akan pindah tempat tinggal”

Hyo ri menatap minho dengam mata membesar. Mulutnya terbuka lebar.

‘mweo?’

***

Hyo ri menyenderkan kepalanya di jendela mobil. Hyo ri duduk di depan, disebelah key. Sedangkan dibelakang Hyo ri, duduk soo ae dan di belakang key duduk minho.

“Hyo ri-a, sudahlah. Maafkanlah minho.” Ujar soo ae membuka pembicaraan.

Hyo ri tidak bereaksi.

Key yang melihat tingkah Hyo ri melirik soo ae sambil menggelengkan kepalanya.soo ae menghela nafas dan menatap minho yang duduk disebelahnya dengan gemas. Minho yang di pelototi oleh soo ae segera memasang wajah cemberut.

Key yang melihat wajah minho dari balik spion mobil menahan tawanya. Yang membuat soo ae mencubit pelan lengan key.

“aish!! Chagiya!! Sakit!!”

Yang kali ini membuat minho menahan tawanya. Key menatap minho melalui spion mobilnya. Minho memeletkan lidahnya.

“minho-a, ingin kubunuh kau hah|?”

“soo aea, tolong aku!! Key ingin membunuhku!!” ujar minho seraya menarik –narik lengan soo ae yang berada disampingnya.

“aish!! Jangan pegang-pegang pacarku!!”

Wajah soo ae memerah ketika mendengar ucapan key. Dengan cepat dicubit kembali lengan key pelan.

“chagiyaaaaaaa, sakit!!!” ujar key sambil mengelus-ngelus lengannya yang dicubit soo ae

“soo ae-a, sebenarnya apa yang kau lihat dari key sih? Apa kau sudah gila menerimanya menjadi pacarnya?”

“ya!!! minho-a!!!”

“wae? Aku hanya bingung kenapa soo ae mau menerimamu menjadi pacarnya, kalau dilihat-lihat masih lebih manis diriku dari pada kau!”

“mweo??”

“benarkan soo ae-a?”

Minho menatap soo ea dengan tatapan lembut. Yang membuat wajah soo ae sedikit memerah.

“sepertinya benar minho-a, aku telah salah memilih orang. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang yah ?” ujar soo ae balas menatap minho dengan wajah serius.

Key yang mengawasi tingkah soo ae dan minho dari balik spion terbelalak.

“MWEOYA????”

“bagaimana jika aku pacaran dengan mu minho-a?” ujar soo ae dengan wajah serius yang dibalas minho dengan senyum lebar.

“ne!! kita pacaran saja soo ae-a, lupakan saja key yang narsis itu. Kau denganku saja!”

“ide yang sangat baik minho-a. sepertinya menarik”

“ANDWEE!!!!!!”

Minho dan soo ae yang melihat tingkah key langsung tertawa terbahak-bahak. Sementara key menatap lurus jalanan demi menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.

Hyo ri menghela nafas melihat tingkah mereka bertiga.

‘dasar bodoh’

***

“chagiya turun lah!” ujar minho membukakan pintu mobil untuk Hyo ri. Hyo ri menatap minho sekilas sebelum akhirnya menghela nafas dan segera turun dari mobil.

‘anginnya segar sekali’

“segarkan?”

Hyo ri terdiam. Ditatapnya wajah minho yang sedang tersenyum lebar memandangi langit. Diam-diam hati Hyo ri terasa hangat. minho memang menyebalkan. Tetapi disisi lain dia juga menyenangkan. Dan hanya minho lah yang memahami Hyo ri. Meski Hyo ri tidak mengatakan apapun. Tidak sepatah katapun.

“kaccha!”

Minho menggemgam tangan Hyo ri. Dan dengan pelan menariknya menjauhi mobil. Sementara soo ae dan key memandangi punggung minho dan hyo ri yang menjauhi mereka.

“mereka sudah berbaikan?”

“ne, mereka selalu begitu. Menit ini bertengkar, menit berikutnya sudah pasti sudah lengket. Tidak bias dipisahkan”

“kenapa minho sangat perhatian terhadap hyo ri ya? Apa minho menyukai hyo ri?”

Key terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan soo ae. Ia kembali teringat peristiwa itu. Peristiwa dimana sebelumnya ia benar-benar membenci minho Peristiwa dimana sebelumnya perasaannya terasa sangat kacau. Ia membenci dirinya sendiri. Membenci minho dan membenci hyo ri. Dan setelah itu, peristiwa itu terjadi. Dan penyesalan lah yang menghampirinya. Dan mungkin minho.

“chagiya?”

Key tersadar dari lamunannya. Ia menatap soo ae lembut. Yah, soo ae lah yang menyadarkannya dari semua yang hamper membuatnya ingin mati. Karena bertemu dengan soo ae lah, ia bias membuang perasaan benci yang melekat pada dirinya sejak lama. Karena pertemuannya dengan soo ae.

“andwe”

***

Soo ae menatap key agak lama sebelum dirasakannya tarikan lembut dari tangan key. Soo ae menghela nafas.

Soo ae memang teman SMA key. Tapi sebelum itu soo ae sama sekali tidak mengenal key. Soo ae mengenal key ketika ia kelas 2 sma. Keadaan key saat itu benar-benar kacau. Bahkan soo ae sering melihat key mabuk-mabukan dan tidur dipinggir jalan.key pernah kepergok soo ae sedang mencuri tas seorang ahjumma yang sedang menunggu bis di halte. Yah. Key yang sekarang bersama soo ae sangat jauh berbeda keadaannya dengan key yang dulu.

Dan soo ae berharap. Key yang sekarang tidak akan pernah kembali seperti key yang dulu. Meski soo ae tau, apapun keadaan key ,soo ae akan selalu ada di sisinya. Sama seperti saat ia kelas 2 sma. Tidak akan pernah meninggalkan key. Tidak akan pernah.

***

“oppa, sebenarnya untuk apa kita disini?”

Jinki menatap eun hee lembut sebelum akhirnya tersenyum.

“apa kau tidak merasa rindu dengan suasana kita saat sma dulu?”

Eun hee terdiam. Pertemuannya dengan soo ae ,key dan minho kemarin memang membangkitkan kembali rasa rindunya dengan keadaannya waktu sma dulu. Masa-masa dimana ia dan jinki sangat dekat. Terlalu dekat. Bahkan minho selalu meneriaki mereka anak kembar. Dan ia senang dengan keadaan itu.

“aku mengerti jika oppa rindu dengan suasana sma kita dulu, tapi oppa..”

“ne?”

“kenapa dia harus ikut?”

Jinki menatap eun hee sebelum akhirnya matanya melirik eun cha. Gadis itu sedang membaca komik di halaman depan cottage yang terletak di pinggir danau itu.

“karena dia bukan orang lain. Dia dewi penyelamatku.”

***

Eun hee terdiam mendengar ucapan jinki. Rasanya sesuatu menusuk hatinya.

“karena dia bukan orang lain. Dia dewi penyelamatku.”

Diam –diam eun hee mulai mengukir nama eun cha sebagai orang yang ia benci. Sebagai penghalang hubungannya dengan jinki.

Memang eun cha belom melakukan itu. Tetapi tetap saja ada kemungkinan karena eun cha jinki tidak akan menikahinya.

Jinki memang menyetujui pernikahannya dengan eun hee, tetapi eun hee tahu, jauh di lubuk hati jinki , jinki sama sekali tidak menyimpan sedikitpun rasa cinta terhadap eun hee. Eun hee hanyalah orang yang berarti bagi jinki. Tetapi bukan kekasih. Dan eun hee tahu itu.

Bagi eun hee tidak masalah jika jinki tidak mencintainya, selama jinki berada disisinya, eun hee tidak akan masalah. Apapun akan ia lakukan untuk membuat jinki tetap berada disisinya. Bahkan jika harus melenyapkan seseorang. Ia dengan senang hati melakukannya.

Meski orang itu, adalah orang yang berarti bagi jinki.

***

Hyo ri menapaki jalan setapak yang menuntunnya ke sebuah cottage besar dan mewah. Minho yang berdiri disampingnya tak henti-hentinya berceloteh. Yang membuat Hyo ri terkadang mengerutkan keningnya.

Tetapi sedetik kemudian, Hyo ri tersenyum bahagia. Hatinya benar-benar bahagia. Baru kali ini ia sama sekali tidak memikirkan cowok itu. Cowok yang bernama jinki . Cowok yang ia donorkan darahnya tetapi malah menganggap eun cha sebagai dewi penyelamatnya. Cowok yang selalu berada difikirannya tetapi cowok itu tidak pernah sedikitpun memikirkannya. Cowok yang ia rindukan karena begitu jauh, tetapi ternyata sangat dekat. Cowok itu Lee jinki.

Entah sejak kapan. Nama itu terukir kuat di hati Hyo ri. Dan entah sejak kapan, Hyo ri selalu berharap tuhan mempertemukan kembali dirinya dengan jinki Meski jinki tidak menyadari kehadiran hyo ri. Meski jinki tidak mengetahui bahwa hyo ri adalah dewi penyelamatnya. Meski jinki menganggap hyo ri adalah orang asing.

Tidak apa, hyo ri tidak menyesal.hyo ri bahagia. Meski hanya sekedar bertatap muka sudah membuat hati hyo ri lega. Meski sekedar bertatap muka. Tanpa sapaan.

“hyori-a, kau sedang merindukan seseorang?”

Hyo ri tersentak. Ia menatap minho bingung. Minho tersenyum lebar.

“jika kau merindukan seseorang, dan kau tidak bisa menemuinya, tutuplah matamu. Sebutkan namanya sebanyak 3 kali dengan sepenuh hati. Orang itu pasti akan merasakan apa yang kau rasakan. Percayalah.’

‘benarkah?’

Hyo ri menatap minho sekilas sebelum ia menutup matanya. Hyo ri berjalan dengan menutup matanya dengan tangannya yang di genggam oleh minho erat.

Minho menatap hyo ri yang sedang menutup mata. Hati minho terenyuh. Wajah hyo ri yang begitu putih dengan bibir mungil berwarna merah dan rambut hitam sepunggu yang dikuncir kuda membuat minho terdiam.

Minho menyelasi dirinya.minho menyesali dirinya sendiri. Menyesali perbuatannya dimasa lalu. Menyesali perbuatannya yang membuat hyo ri harus mengalami nasib seperti ini.

Kembali sekilas terbayang peristiwa itu. Peristiwa dimana ia dan key bertengkar. Dan hyo ri berusaha melerai pertengkaran mereka. Key yang kasar berusaha memukul minho yang justru mengenai hyo ri yang mencoba melerainya.

Hyo ri terjatuh. Minho mencoba membantu hyo ri berdiri sebelum akhirnya meneriaki key dengan perkataan yang sangat kasar. Key yang merasa bersalah meninggalkan hyo ri dan minho yang berada di pinggir jalan.

Sesaat minho melihat sebuah cahaya dari arah berlawanan. Dengan cepat minho mengejar key yang hendak melangkah. key terlempar ke trotoar sedang minho terduduk di jalan.

Ia menatap key dengan tubuh gemetar. key pun melakukan hal yang sama. Sekilas ia melihat wajah key pucat sebelum akhirnya dirasakannya sebuah cahaya mendekatinya. Minho menoleh. Sebuah cahaya mendekatinya minho terdiam. Tubuhnya tak bias bergerak. Cahaya itu semakin dekat ketika di rasakannya sesuatu mendorong tubuhnya menjauh dan terdengar bunyi yang sangat keras.

Minho menghela nafas. Peristiwa itu memang sudah lama. Sangat amat lama. Dan ia yakin hyo ri tidak memikirnya sama sekali. Tetapi hati minho merasa bersalah. minho merasa bertanggung jawab atas semuanya.

Dan mulai sejak itu minho berjanji. Apapun yang terjadi. Dia akan selalu melindungi hyo ri. Entah dalam keadaan apapun.

***

Eun cha sedang membaca komik dengan serius ketika dirasakannya seseorang berdiri di belakangnnya. Eun cha menoleh.

“jinki-a?”

***

Eun hee menatap lekat-lekat tubuh jinki dari balik jendela cottage, hatinya panas. Sangat panas. Ia benar-benar kesal sampai rasanya ia ingin berlari kearah jinki dan mendorong jinki memasuki cottage dan membiarkan eun cha sendirian di luar sampai malam tiba.

“kim eun cha..”

Eun hee mengucapkan nama eun cha pelan. Kesombongan jelas terpancar di wajah eun hee. Eun hee yang kalangan ‘orang-orang kaya’ di korea dan di didik dengan sopan santun korea yang kental jelas memandang rendah orang-orang seperti eun cha. Orang-orang berdarah campuran.

Eun hee menyunggingkan sebuah senyum sinis sebelum ia berlalu memasuki kamar nya.

***

“apa yang kau lakukan disini eun cha -a?”

“membaca komik”

“komik?”

“ne?”

“sebegitu menariknya membaca komik?”

“ne”

Jinki menghampiri eun cha dan duduk di sebelahnya yang membuat wajah eun cha berkerut.

“waeyo jinki-a?”

jinki memejamkan mata sebelum akhirnya ia menatap eun cha. eun cha memang gadis yang cantik batin jinki.

“aku hanya sedang merindukan seseorang”

“seseorang?”

“ne”

“apa kau tahu yang harus kau lakukan ketika kau merindukan seseorang?”

jinki menatap eun cha heran. eun cha tersenyum.

“menurut komik yang aku baca , jika kita merindukan seseorang pejamkan mata dan sebutkan nama orang yang kita rindukan sebanyak 3 kali.”

“ne?”

“orang yang kita rindukan tentu akan merasakan apa yang kita rasakan.”

“benarkah?”

“ne.”

“apa kau pernah mencobanya?”

“ne dan berhasil.”

“baiklah akan ku coba”

Jinki memejamkan matanya. Dalam hatinya ia menyebut kata dewi penyelamatnya sebanyak 3 kali.

“ah aku lupa, jika saat kau membuka mata , orang yang kau sebutkan berada di hadapanmu. Berarti kalian berjodoh”

***

Hyori . masih menutup matanya ketika dirasakannya seseorang berada di depannya.

Hyo ri membuka matanya.

Jinki membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah sosok wanita bertubuh kecil yang sedang menatapnya dari kejauhan.

“siapa dia?”

Hyo ri menahan nafas. Lee jinki. Orang yang ia rindukan berada beberapa meter di depannya. Sedang menatapnya. Minho yang sejak tadi memandangi hyo ri sedikit tersentak ketika hyo ri membuka matanya. Dengan cepat ia menolehkan wajahnya ke depan.

“eun cha -a?”

eun cha yang sedang memperhatikan jinki segera menoleh ke depan ketika dilihatnya jinki membuka mata. Mata eun cha membesar. Ia menutup mulutnya dengan tangannya sebelum akhirnya ia berteriak.

“hyo ri-a????? minho-a?????”

Jinki yang masih setengah melamun tersentak mendengar teriakan eun cha. Dilihatnya minho berdiri disamping gadis kecil itu. Jinki berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan menghampiri minho yang masih berdiri mematung memandangi aya.

“minho-a!!!! kenapa kau berdiri disitu??? Kachaa!!”

***

Hyo ri masih menatap jinki yang berjalan mendekatinya. Tidak dilihatnya eun cha yang setengah berlari mengejar jinki dan sedang menuju ke arahnya.

‘ommo, kenapa dia ada disini?’

***

minho yang melihat jinki berjalan mendekatinya langsung memasang senyum lebar.

“jinki-a, sudah lama??”

***

Key dan soo ae yang berada beberapa meter di belakang hyo ri bergegas menghampiri jinki ketika dilihatnya jinki berdiri di samping minho dan hyo ri.

“jinki-a!!!!!!”

***

Hyo ri menatap key dan soo ae yang berada dibelakangnya heran. Lalu ia melirik minho yang sedang berbincang-bincang dengan jinki . Ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya saat ini.

***

eun cha mendekati hyo ri yang terlihat sedang kebingungan. Denga lembut eun cha menepuk pundak hyori.

“waeyo hyo ri-a?”

***

Hyo ri menatap eun cha dengan mata yang membesar. Alisnya mengkerut. Kemudian matanya mulai berputar-putar menatap satu-persatu orang-orang yang berada disitu.

‘sebenarnya ada apa? Kenapa kalian berkumpul lagi?’

To be continue…

0 komentar:

Post a Comment

4.18.2011

love is silence part 5


“ bagaimana menurutmu Hyo ri-a? tampan kah?”
Hyo ri menatap kosong wajah Eun cha yang berada disampingnya. Hatinya benar-benar mencelos. Ternyata jinki lah orang yang menggangggap eun cha sebagai dewi penyelamatnya.
‘ kenapa harus eun cha? Kenapa jinki harus berfikir bahwa eun ca dewi penyelamatnya? Aku lah yang mendonorkan darah! Bukan eun cha!!’




kenapa harus eun cha? Kenapa jinki harus berfikir bahwa eun cha dewi penyelamatnya? Aku lah yang mendonorkan darah! Bukan eun cha!!’

Hyo ri memejamkan matanya. Rasanya sedikit kecewa serta sakit mengetahui bahwa orang yang dia harapkan dan ia nanti kedatangannya selama ini ternyata begitu dekat. Bahkan kakaknya ternyata teman SMAnya. Dan eun cha, sahabat karibnya selama ini ternyata mengenalnya.

“Hyo ri-a, waeyo? Kenapa wajahmu pucat?”

Hyo ri tersentak dari lamunannya. Di tatapnya wajah eun cha sekilas sebelum akhirnya ia menggeleng dan tersenyum.

‘kau sangat beruntung eun cha-a’

‘gwenchanayo’

***

Hyo ri menatap key dan minho bergantian. Matanya berkedip-kedip melihat mereka berdua yang sedang memasukkan baju-baju dan peralatan mandinya kedalam sebuah koper besar.

‘ada apa ini?’

Dengan sangat pelan dan hati- hati Hyo ri melangkahkan kakinya memasuki ruang tamu rumahnya. Matanya membesar melihat key dan minho yang sibuk mengepak barang-barang ke masing-masing koper besar yang tergeletak di ruang tamu rumahnya itu.

Minho yang merasa seseorang sedang mengawasinya menoleh kebelakang. Dilihatnya Hyo ri dengan wajah pucat pasi menatap apa yang sedang ia dan key lakukan.

“chagiya!! Kau sudah pulang??”

Hyo ri yang sedang termangu-mangu melihat key dan Minho yang sedang mengepak barang-barang spontan terloncat. Ia menatap minho dengan wajah berkerut.

Minho yang mengerti arti tatapan Hyo ri terkikik geli. Hingga membuat muka Hyo ri memerah karena menahan marah.

“arraseo, arraseo, chagiya, sebentar lagi kita akan pindah tempat tinggal”

Hyo ri menatap minho dengam mata membesar. Mulutnya terbuka lebar.

‘mweo?’

***

Hyo ri menyenderkan kepalanya di jendela mobil. Hyo ri duduk di depan, disebelah key. Sedangkan dibelakang Hyo ri, duduk soo ae dan di belakang key duduk minho.

“Hyo ri-a, sudahlah. Maafkanlah minho.” Ujar soo ae membuka pembicaraan.

Hyo ri tidak bereaksi.

Key yang melihat tingkah Hyo ri melirik soo ae sambil menggelengkan kepalanya.soo ae menghela nafas dan menatap minho yang duduk disebelahnya dengan gemas. Minho yang di pelototi oleh soo ae segera memasang wajah cemberut.

Key yang melihat wajah minho dari balik spion mobil menahan tawanya. Yang membuat soo ae mencubit pelan lengan key.

“aish!! Chagiya!! Sakit!!”

Yang kali ini membuat minho menahan tawanya. Key menatap minho melalui spion mobilnya. Minho memeletkan lidahnya.

“minho-a, ingin kubunuh kau hah|?”

“soo aea, tolong aku!! Key ingin membunuhku!!” ujar minho seraya menarik –narik lengan soo ae yang berada disampingnya.

“aish!! Jangan pegang-pegang pacarku!!”

Wajah soo ae memerah ketika mendengar ucapan key. Dengan cepat dicubit kembali lengan key pelan.

“chagiyaaaaaaa, sakit!!!” ujar key sambil mengelus-ngelus lengannya yang dicubit soo ae

“soo ae-a, sebenarnya apa yang kau lihat dari key sih? Apa kau sudah gila menerimanya menjadi pacarnya?”

“ya!!! minho-a!!!”

“wae? Aku hanya bingung kenapa soo ae mau menerimamu menjadi pacarnya, kalau dilihat-lihat masih lebih manis diriku dari pada kau!”

“mweo??”

“benarkan soo ae-a?”

Minho menatap soo ea dengan tatapan lembut. Yang membuat wajah soo ae sedikit memerah.

“sepertinya benar minho-a, aku telah salah memilih orang. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang yah ?” ujar soo ae balas menatap minho dengan wajah serius.

Key yang mengawasi tingkah soo ae dan minho dari balik spion terbelalak.

“MWEOYA????”

“bagaimana jika aku pacaran dengan mu minho-a?” ujar soo ae dengan wajah serius yang dibalas minho dengan senyum lebar.

“ne!! kita pacaran saja soo ae-a, lupakan saja key yang narsis itu. Kau denganku saja!”

“ide yang sangat baik minho-a. sepertinya menarik”

“ANDWEE!!!!!!”

Minho dan soo ae yang melihat tingkah key langsung tertawa terbahak-bahak. Sementara key menatap lurus jalanan demi menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.

Hyo ri menghela nafas melihat tingkah mereka bertiga.

‘dasar bodoh’

***

“chagiya turun lah!” ujar minho membukakan pintu mobil untuk Hyo ri. Hyo ri menatap minho sekilas sebelum akhirnya menghela nafas dan segera turun dari mobil.

‘anginnya segar sekali’

“segarkan?”

Hyo ri terdiam. Ditatapnya wajah minho yang sedang tersenyum lebar memandangi langit. Diam-diam hati Hyo ri terasa hangat. minho memang menyebalkan. Tetapi disisi lain dia juga menyenangkan. Dan hanya minho lah yang memahami Hyo ri. Meski Hyo ri tidak mengatakan apapun. Tidak sepatah katapun.

“kaccha!”

Minho menggemgam tangan Hyo ri. Dan dengan pelan menariknya menjauhi mobil. Sementara soo ae dan key memandangi punggung minho dan hyo ri yang menjauhi mereka.

“mereka sudah berbaikan?”

“ne, mereka selalu begitu. Menit ini bertengkar, menit berikutnya sudah pasti sudah lengket. Tidak bias dipisahkan”

“kenapa minho sangat perhatian terhadap hyo ri ya? Apa minho menyukai hyo ri?”

Key terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan soo ae. Ia kembali teringat peristiwa itu. Peristiwa dimana sebelumnya ia benar-benar membenci minho Peristiwa dimana sebelumnya perasaannya terasa sangat kacau. Ia membenci dirinya sendiri. Membenci minho dan membenci hyo ri. Dan setelah itu, peristiwa itu terjadi. Dan penyesalan lah yang menghampirinya. Dan mungkin minho.

“chagiya?”

Key tersadar dari lamunannya. Ia menatap soo ae lembut. Yah, soo ae lah yang menyadarkannya dari semua yang hamper membuatnya ingin mati. Karena bertemu dengan soo ae lah, ia bias membuang perasaan benci yang melekat pada dirinya sejak lama. Karena pertemuannya dengan soo ae.

“andwe”

***

Soo ae menatap key agak lama sebelum dirasakannya tarikan lembut dari tangan key. Soo ae menghela nafas.

Soo ae memang teman SMA key. Tapi sebelum itu soo ae sama sekali tidak mengenal key. Soo ae mengenal key ketika ia kelas 2 sma. Keadaan key saat itu benar-benar kacau. Bahkan soo ae sering melihat key mabuk-mabukan dan tidur dipinggir jalan.key pernah kepergok soo ae sedang mencuri tas seorang ahjumma yang sedang menunggu bis di halte. Yah. Key yang sekarang bersama soo ae sangat jauh berbeda keadaannya dengan key yang dulu.

Dan soo ae berharap. Key yang sekarang tidak akan pernah kembali seperti key yang dulu. Meski soo ae tau, apapun keadaan key ,soo ae akan selalu ada di sisinya. Sama seperti saat ia kelas 2 sma. Tidak akan pernah meninggalkan key. Tidak akan pernah.

***

“oppa, sebenarnya untuk apa kita disini?”

Jinki menatap eun hee lembut sebelum akhirnya tersenyum.

“apa kau tidak merasa rindu dengan suasana kita saat sma dulu?”

Eun hee terdiam. Pertemuannya dengan soo ae ,key dan minho kemarin memang membangkitkan kembali rasa rindunya dengan keadaannya waktu sma dulu. Masa-masa dimana ia dan jinki sangat dekat. Terlalu dekat. Bahkan minho selalu meneriaki mereka anak kembar. Dan ia senang dengan keadaan itu.

“aku mengerti jika oppa rindu dengan suasana sma kita dulu, tapi oppa..”

“ne?”

“kenapa dia harus ikut?”

Jinki menatap eun hee sebelum akhirnya matanya melirik eun cha. Gadis itu sedang membaca komik di halaman depan cottage yang terletak di pinggir danau itu.

“karena dia bukan orang lain. Dia dewi penyelamatku.”

***

Eun hee terdiam mendengar ucapan jinki. Rasanya sesuatu menusuk hatinya.

“karena dia bukan orang lain. Dia dewi penyelamatku.”

Diam –diam eun hee mulai mengukir nama eun cha sebagai orang yang ia benci. Sebagai penghalang hubungannya dengan jinki.

Memang eun cha belom melakukan itu. Tetapi tetap saja ada kemungkinan karena eun cha jinki tidak akan menikahinya.

Jinki memang menyetujui pernikahannya dengan eun hee, tetapi eun hee tahu, jauh di lubuk hati jinki , jinki sama sekali tidak menyimpan sedikitpun rasa cinta terhadap eun hee. Eun hee hanyalah orang yang berarti bagi jinki. Tetapi bukan kekasih. Dan eun hee tahu itu.

Bagi eun hee tidak masalah jika jinki tidak mencintainya, selama jinki berada disisinya, eun hee tidak akan masalah. Apapun akan ia lakukan untuk membuat jinki tetap berada disisinya. Bahkan jika harus melenyapkan seseorang. Ia dengan senang hati melakukannya.

Meski orang itu, adalah orang yang berarti bagi jinki.

***

Hyo ri menapaki jalan setapak yang menuntunnya ke sebuah cottage besar dan mewah. Minho yang berdiri disampingnya tak henti-hentinya berceloteh. Yang membuat Hyo ri terkadang mengerutkan keningnya.

Tetapi sedetik kemudian, Hyo ri tersenyum bahagia. Hatinya benar-benar bahagia. Baru kali ini ia sama sekali tidak memikirkan cowok itu. Cowok yang bernama jinki . Cowok yang ia donorkan darahnya tetapi malah menganggap eun cha sebagai dewi penyelamatnya. Cowok yang selalu berada difikirannya tetapi cowok itu tidak pernah sedikitpun memikirkannya. Cowok yang ia rindukan karena begitu jauh, tetapi ternyata sangat dekat. Cowok itu Lee jinki.

Entah sejak kapan. Nama itu terukir kuat di hati Hyo ri. Dan entah sejak kapan, Hyo ri selalu berharap tuhan mempertemukan kembali dirinya dengan jinki Meski jinki tidak menyadari kehadiran hyo ri. Meski jinki tidak mengetahui bahwa hyo ri adalah dewi penyelamatnya. Meski jinki menganggap hyo ri adalah orang asing.

Tidak apa, hyo ri tidak menyesal.hyo ri bahagia. Meski hanya sekedar bertatap muka sudah membuat hati hyo ri lega. Meski sekedar bertatap muka. Tanpa sapaan.

“hyori-a, kau sedang merindukan seseorang?”

Hyo ri tersentak. Ia menatap minho bingung. Minho tersenyum lebar.

“jika kau merindukan seseorang, dan kau tidak bisa menemuinya, tutuplah matamu. Sebutkan namanya sebanyak 3 kali dengan sepenuh hati. Orang itu pasti akan merasakan apa yang kau rasakan. Percayalah.’

‘benarkah?’

Hyo ri menatap minho sekilas sebelum ia menutup matanya. Hyo ri berjalan dengan menutup matanya dengan tangannya yang di genggam oleh minho erat.

Minho menatap hyo ri yang sedang menutup mata. Hati minho terenyuh. Wajah hyo ri yang begitu putih dengan bibir mungil berwarna merah dan rambut hitam sepunggu yang dikuncir kuda membuat minho terdiam.

Minho menyelasi dirinya.minho menyesali dirinya sendiri. Menyesali perbuatannya dimasa lalu. Menyesali perbuatannya yang membuat hyo ri harus mengalami nasib seperti ini.

Kembali sekilas terbayang peristiwa itu. Peristiwa dimana ia dan key bertengkar. Dan hyo ri berusaha melerai pertengkaran mereka. Key yang kasar berusaha memukul minho yang justru mengenai hyo ri yang mencoba melerainya.

Hyo ri terjatuh. Minho mencoba membantu hyo ri berdiri sebelum akhirnya meneriaki key dengan perkataan yang sangat kasar. Key yang merasa bersalah meninggalkan hyo ri dan minho yang berada di pinggir jalan.

Sesaat minho melihat sebuah cahaya dari arah berlawanan. Dengan cepat minho mengejar key yang hendak melangkah. key terlempar ke trotoar sedang minho terduduk di jalan.

Ia menatap key dengan tubuh gemetar. key pun melakukan hal yang sama. Sekilas ia melihat wajah key pucat sebelum akhirnya dirasakannya sebuah cahaya mendekatinya. Minho menoleh. Sebuah cahaya mendekatinya minho terdiam. Tubuhnya tak bias bergerak. Cahaya itu semakin dekat ketika di rasakannya sesuatu mendorong tubuhnya menjauh dan terdengar bunyi yang sangat keras.

Minho menghela nafas. Peristiwa itu memang sudah lama. Sangat amat lama. Dan ia yakin hyo ri tidak memikirnya sama sekali. Tetapi hati minho merasa bersalah. minho merasa bertanggung jawab atas semuanya.

Dan mulai sejak itu minho berjanji. Apapun yang terjadi. Dia akan selalu melindungi hyo ri. Entah dalam keadaan apapun.

***

Eun cha sedang membaca komik dengan serius ketika dirasakannya seseorang berdiri di belakangnnya. Eun cha menoleh.

“jinki-a?”

***

Eun hee menatap lekat-lekat tubuh jinki dari balik jendela cottage, hatinya panas. Sangat panas. Ia benar-benar kesal sampai rasanya ia ingin berlari kearah jinki dan mendorong jinki memasuki cottage dan membiarkan eun cha sendirian di luar sampai malam tiba.

“kim eun cha..”

Eun hee mengucapkan nama eun cha pelan. Kesombongan jelas terpancar di wajah eun hee. Eun hee yang kalangan ‘orang-orang kaya’ di korea dan di didik dengan sopan santun korea yang kental jelas memandang rendah orang-orang seperti eun cha. Orang-orang berdarah campuran.

Eun hee menyunggingkan sebuah senyum sinis sebelum ia berlalu memasuki kamar nya.

***

“apa yang kau lakukan disini eun cha -a?”

“membaca komik”

“komik?”

“ne?”

“sebegitu menariknya membaca komik?”

“ne”

Jinki menghampiri eun cha dan duduk di sebelahnya yang membuat wajah eun cha berkerut.

“waeyo jinki-a?”

jinki memejamkan mata sebelum akhirnya ia menatap eun cha. eun cha memang gadis yang cantik batin jinki.

“aku hanya sedang merindukan seseorang”

“seseorang?”

“ne”

“apa kau tahu yang harus kau lakukan ketika kau merindukan seseorang?”

jinki menatap eun cha heran. eun cha tersenyum.

“menurut komik yang aku baca , jika kita merindukan seseorang pejamkan mata dan sebutkan nama orang yang kita rindukan sebanyak 3 kali.”

“ne?”

“orang yang kita rindukan tentu akan merasakan apa yang kita rasakan.”

“benarkah?”

“ne.”

“apa kau pernah mencobanya?”

“ne dan berhasil.”

“baiklah akan ku coba”

Jinki memejamkan matanya. Dalam hatinya ia menyebut kata dewi penyelamatnya sebanyak 3 kali.

“ah aku lupa, jika saat kau membuka mata , orang yang kau sebutkan berada di hadapanmu. Berarti kalian berjodoh”

***

Hyori . masih menutup matanya ketika dirasakannya seseorang berada di depannya.

Hyo ri membuka matanya.

Jinki membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah sosok wanita bertubuh kecil yang sedang menatapnya dari kejauhan.

“siapa dia?”

Hyo ri menahan nafas. Lee jinki. Orang yang ia rindukan berada beberapa meter di depannya. Sedang menatapnya. Minho yang sejak tadi memandangi hyo ri sedikit tersentak ketika hyo ri membuka matanya. Dengan cepat ia menolehkan wajahnya ke depan.

“eun cha -a?”

eun cha yang sedang memperhatikan jinki segera menoleh ke depan ketika dilihatnya jinki membuka mata. Mata eun cha membesar. Ia menutup mulutnya dengan tangannya sebelum akhirnya ia berteriak.

“hyo ri-a????? minho-a?????”

Jinki yang masih setengah melamun tersentak mendengar teriakan eun cha. Dilihatnya minho berdiri disamping gadis kecil itu. Jinki berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan menghampiri minho yang masih berdiri mematung memandangi aya.

“minho-a!!!! kenapa kau berdiri disitu??? Kachaa!!”

***

Hyo ri masih menatap jinki yang berjalan mendekatinya. Tidak dilihatnya eun cha yang setengah berlari mengejar jinki dan sedang menuju ke arahnya.

‘ommo, kenapa dia ada disini?’

***

minho yang melihat jinki berjalan mendekatinya langsung memasang senyum lebar.

“jinki-a, sudah lama??”

***

Key dan soo ae yang berada beberapa meter di belakang hyo ri bergegas menghampiri jinki ketika dilihatnya jinki berdiri di samping minho dan hyo ri.

“jinki-a!!!!!!”

***

Hyo ri menatap key dan soo ae yang berada dibelakangnya heran. Lalu ia melirik minho yang sedang berbincang-bincang dengan jinki . Ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya saat ini.

***

eun cha mendekati hyo ri yang terlihat sedang kebingungan. Denga lembut eun cha menepuk pundak hyori.

“waeyo hyo ri-a?”

***

Hyo ri menatap eun cha dengan mata yang membesar. Alisnya mengkerut. Kemudian matanya mulai berputar-putar menatap satu-persatu orang-orang yang berada disitu.

‘sebenarnya ada apa? Kenapa kalian berkumpul lagi?’

To be continue…

No comments:

Post a Comment