4.16.2011

Love if silence part 4


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Cha,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15


“hyo ri-a, sebenarnya dia sedang apa ?”
Hyo ri menoleh sekilas kea rah eun cha, lalu kepalanya berputar mengikuti kemana arah pandangan eun cha tertuju.
‘sudah ku kira ini akan terjadi’
hyo ri mencibir. Minho sedang menatapnya sambil tersenyum lebar dan melambai-lambaikan tangannya.
“ya! Hyo ri-a, dia melambai-lambaikan tangannya padamu. Balas lah!”
Hyo ri menatap eun cha kesal. Yang dibalas eun cha dengan wajah yang mengkerut. Hyo ri kembali mencibir. Ia menatap minho dengan malas, dan tersenyum. Dengan sangat amat terpaksa.


Minho yang melihat hyo ri menanggapi sikapnya langsung melingkarkan tangannya di atas kepala membentuk hati. Lalu ia memasang senyum yang amat sangat lebar.

eun cha yang melihat kejadian itu membalikkan badan dan langsung tertawa sekencang-kencang eun cha yang ia bisa. Hyo ri memejamkan mata dan membalikkan tubuhnya.

‘Minho-a, kau sangat memalukan!!!!!’

***

Jinki hendak bergegas meninggalkan ruang kerja nya ketika ia merasa hp nya bergetar.

“yoboseyo?”

***

Hyo ri menatap junsu yang sedang duduk dihadapannya dengan kesal. Minho yang sedang melahap habis kim bab dihadapannya tidak menyadari pandangan Hyo ri yang seakan siap menerkam Minho kapan saja.

“chagiya, makanlah. Akh, aku tahu, kau ingin aku menyuapi mu kan?baiklah jika itu yang kau mau, kachaa.. aaaaaa”

Minho mengambil sepotong kim bab dan menyodorkan nya ke wajah hyo ri yang sepontan dibalas hyo ri dengan memukul tangan minho yang sedang menyodorkan kim bab ke arahnya.

Hyo ri mengeluarkan notesnya dan kembali menulis.

‘sudah berapa kali aku bilang jangan panggil aku dengan sebutan ‘chagiya’ mu itu!!! Aku bukan pacarmu!!!’

Minho memasang wajah polos ketika membaca notes hyo ri.

“waeyo? Memangnya kenapa jika aku memanggilmu dengan sebutan chagiya?? Kau kan orang yang kusayang!!”

‘namaku kim hyo ri!! Bukan chagiya!!!’

“tapi aku suka memanggilmu dengan chagiya!!”

‘tapi aku bukan pacarmu!!!’

“tapi bagiku kau adalah pacarku”

‘aku bukan pacarmu!!!!!!!!’

“andwe!! Kau pacarku, apapun yang terjadi kau adalah pacarku. “

‘ mweoya???’

“kenapa kau benci sekali seh kupanggil chagiya, itukan ungkapan rasa sayangku padamu, apa kau tak sayang padaku chagiya?”

Hyo ri terdiam. Ia menatap minho dengan kesal. Sangat amat kesal. Minho yang dipandangi hyo ri dengan wajah begitu tersenyum lebar. Amat sangat lebar..

“sepertinya aku salah waktu yah?kalau begitu aku permisi”

Hyo ri tersentak. Ia menoleh kebelakang ketika dilihatnya sosok eun ca menjauhinya.

“sepertinya temanmu menyangka kita sedang berpacaran chagiya”

Hyo ri menatap minho kesal dan ia mengepalkan tangannya dan hendak meninju minho.

“HYO RI APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP PELANGGAN!”

Tangan hyo ri terhenti tepat diatas bahu hyo ri. Ia menghela nafas. Dan berbalik menuju meja kasir,ia menoleh kearah minho sekilas.

‘awas kau minho-a!! tunggu pembalasanku!’

Minho yang melihat hyo ri pergi menjauh hanya tertawa kecil.

***

“oppa, menurut mu yang mana yang bagus?”

Jinki menatap eun hee dingin, lalu kembali menatap cincin yang berada dihadapannya.

“semuanya bagus”

Eun hee menatap jinki kesal. Tapi sedetik kemudian ia sudah bergelut kembali dengan cincin-cincin indah yang berada dihadapannya.

jinki menghela nafas melihat tingkah laku eun hee. Ia benar-benar bosan karena sudah hampir setengah hari eun hee hanya berjalan dari satu toko ke took lain, tanpa membeli satu barangpun.

Jinki mengerti yang dibeli adalah cincin pertunangan ia dan eun hee, tetapi toh pertunangan itu bukan keinginannya. Pertunangan itu direncanakan oleh orang tuanya. Dan jinki hanya bisa menerima dengan pasrah karena baginya, tak ada wanita yang dekat dengannya dan ia sayangi selama ini kecuali eun hee.

Tapi benarkah hanya eun hee wanita yang ada dihatinya?

Sekilas bayangan wajah dewi penyelamatnya berkelebat. Kim eun ca . Gadis berdarah jepang korea itu adalah dewi penyalamat yang ia cari selama ini. Dan Jinki lega telah mengetahui dewi penyelamatnya. Meski eun ca tidak mengakui dan jinki tidak memberitahu bahwa eun ca lah dewi penyelamat yang ia cari selama ini.

Jinki kembali teringat detik-detik dimana nyawanya hampir melayang. Detik-detik dimana sebuah cahaya terasa sangat dekat dan kepalanya terasa berat. Dan detik-detik dimana ia tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu.

Diam –diam jinki mulai mengukir wajah dewi penyelamatnya di dalam hatinya. Ia benar-benar merasa beruntung. Dan untuk pertama kalinya jinki menghormati keberadaan wanita lain selain keluarganya dan eun hee.

Tetapi kenapa jinki merasa semua ini terasa amat janggal? Kenapa hatinya merasa dewi penyelamatnya bukanlah eun ca. Kenapa?

“oppa? Waeyo?”

Jinki tersentak dari lamunannya. Wajah eun hee yang berada dihadapannya menyadarkannya kembali ke dunia nyata. Jinki tersenyum lembut kea rah eun hee. Dan menggeleng.

Ya, jinki mencoba menepis semua keraguan yang ada dihatinya.

Eun hee terdiam melihat tingkah jinki akhir-akhir ini. Jinki memang berbeda. Tidak seperti Jinki yang biasanya. Akhir-akhir ini jinki sering melamun. Tak jarang jinki memandangi liontin pemberian ibunya sambil menghela nafas panjang.

Apakah jinki merindukan ibunya? Eun hee tidak tahu. Jinki memang sangat dekat dengan eun hee, tetapi eun hee tidak pernah tahu apa yang ada dalam hati dan fikiran jinki. Selama ini eun hee hanya berada disampingnya, menemaninya. Selalu ada disaat keadaan apapun menimpa jinki . Meski jinki tidak pernah mengatakan bahwa eun hee kekasihnya, atau mengatakan bahwa Jinki mencintai eun hee, sudah cukup bagi eun hee mengetahui bahwa ia adalah satu-satunya wanita yang berbeda keluarga yang dekat dengan Jinki .

Tetapi apakah sama? Keadaan saat jinki sebelum kecelakaan dan setelah kecelakaan?. Tidak. Kini di hati jinki terukir kembali satu wajah wanita. Dan eun hee menyadari itu. Eun hee tidak menyukai kehadiran sang dewi penyelamat. Meski dewi penyelamat itu adalah orang yang telah menolong lee jinki. Lelaki yang ia cintai sejak kecil.

***

“jadi maksudmu lelaki yang sejak pagi tadi memperhatikanmu itu adalah saudaramu?”

Hyo ri mengangguk. eun cha memiringkan kepalanya. Seakan-akan mencerna semua ucapan hyo ri. Hyo ri menghela nafas. Ia kembali menulis di notesnya.

‘aku tahu dia memang tidak seperti sepupuku, tapi benar aku tidak bohong. Dia adalah sepupuku, selama ini dia tinggal di Indonesia. Entah apa yang ia kerjakan di Indonesia yang jelas ia tinggal lama di sana. Dan aku sebenarnnya sangat berharap ia akan tinggal selamanya diindonesia tanpa pernah kembali kesini!!’

Eun cha mengerutkan alisnya ketika membaca notes hyo ri. Pandangannya kembali terarah ke minho yang sedang berdiri memandangi jalanan di luar café melalui jendela café.

“kenapa kau berkata seperti itu? Jujur saja yah, sepupumu itu sebenarnya sangat manis dan tampan. Yah, minus kelakuannya yang.. ergh.. agak.. erg.. aneh terhadapmu.”

‘aku tahu’

Hyo ri menoleh memandang minho. Sepupunya itu memang sangat baik. Terlalu baik. Tetapi terlalu berlebihan terhadapnya. Sangat amat berlebihan. Selama ini sepupunya itu selalu menemani dan melindunginya. Hyo ri tahu, semua itu dilakukan karena ia sangat menyayangi hyo ri. Oleh karena itu hyo ri tidak bisa menolak semua perlakuan yang diberikan minho kepadanya. Meski terkadang perlakuan itu membuatnya malu.

Tanpa sadar mata hyo ri beralih ke meja nomor 26 hyo ri menghela nafas. Semenjak kejadian di rumah sakit itu ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan cowok itu. Hyo ri sendiri tidak mengerti kenapa ia merindukan cowok itu. Cowok yang belum ia ketahui namanya.

‘apa kabarmu ya?’

***

“eun hee-a?”

“ne?”

“sudah selesaikah berbelanjanya?”

Eun hee menatap jinki heran. Jinki menghela nafas.

“aku tahu,ini hal yang penting. Tapi bisakah kita berhenti sekarang? Sudah hampir setengah hari lebih aku menemanimu mencari-cari cincin pertunangan.”

Eun hee mengerutkan alisnya. Jinki menatap eun hee lemas, ia kembali menghela nafas.

“ne, ne, aku tahu. Semuanya ini demi pertunangan kita. Aku juga setuju dan menurutku ini juga sangat penting, tapi bisakah kita berhenti sekarang? Aku sangat lelah. Lagipula ada tempat yang ingin kudatangi. Bolehkah?”

Eun hee menatap jinki sejenak sebelum akhirnya mengangguk. jinki tersenyum lembut.

***

“chagiya, sebenarnya ada apa? Kenapa terburu-buru sekali?”

“andwe! Aku hanya bersemangat.”

“bersemangat? Waeyo?”

“nanti juga kau tahu sendiri.

Key menggandeng tangan soo ae lembut. Soo ae hanya bisa tersenyum melihat tingkah key terhadap dirinya.

***

‘mweo? Seperti apa lelaki itu?’

“emh.. orangnya tinggi, wajahnya sangat tampan. Ia memakai setelan jas. Kulitnya putih. Dan, ommo! Terlihat sekali aura kekayaannya!!!”

Hyo ri mencibir. eun cha tertawa terbahak-bahak.

“aku memang sangat beruntung!! aku sendiri tidak menyangka ia mencari ku. Ia bilang katanya aku adalah dewi penyelamatnya. Padahal seingatkun aku tidak pernah menolongnya sekalipun. Bertemu saja tidak pernah”

‘kau memang sedang beruntung itu! Aish!! Kenapa aku mesti pulang seh saat itu!! Kan bisa saja yang ia cari aku!!!’

“hyo ri-a, keberuntunganmu memang jauh dibawah keberuntunganku!!”

Hyo ri memukul pelan lengan eun cha. Yang dibalasn eun cha dengan peletan lidah.

‘kau harus mengenalkannya padaku!! Arraseo!!!’

“tentu saja! Siapa tahu kau berjodoh dengannya!!!”

‘mweoya? Bukankah kau menyukai nya?’

“andwe!! Andwe!! Aku hanya mengaguminya. Aku sudah menyukai pria lain!”

‘mweo?? Ya!! Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku!!!’

eun cha hanya tersenyum. Yang langsung dibalas hyo ri dengan pukulan bertubi-tubi pada lengannya.

“aish!!! Ne, ne. akan kuberitahu, akan kuberitahu!!!”

‘nuguya?’

“sepupumu..”

Hyo ri terdiam sesaat. Matanya menatap eun cha tanpa berkedip. Sedangkan yang ditatapnya wajahnya bersemu merah.

‘mweoya?’

“sepupumu minho..”

***

“oppa, sebenarnya kita mau kemana?”

“mau ke suatu tempat”

“ne? memangnya tempat itu berada dimana?”

“sabarlah eun hee, nanti juga kau akan tahu”

Eun hee menatap jinki bingung. Jinki tersenyum kearah eun hee. Eun hee mengalihkan kembali pandangannya ke jalan. Hatinya benar-benar tidak tenang. Sangat tidak tenang.

***

Hyo ri hendak menepuk pundak minho ketika minho menoleh kearahnya. eun cha yang berada di belakang hyo ri spontan mengalihkan wajahnya karena mukanya memerah.

“waeyo? Akh! Aku tahu. Jangan-jangan kau kangen padaku yah hyo ri-a?”

Hyo ri menatap minho galak yang lagi-lagi dibalas senyuman yang amad sangat lebar oleh minho. Sementara eun ca di belakang hyo ri hanya bisa mengelus-ngelus dadanya yang serasa ingin copot melihat senyum minho yang melebar.

‘minho-a sebenarnya sedang apa kau disini?’

Minho membaca notes yang ditulis oleh hyo ri dengan seksama. Ia tersenyum menatap hyo ri.

“ra-ha-si-a”

Hyo ri menatap minho kesal. Dengan cepat ia kembali menulis di notesnya.

‘sebenarnya ada urusan apa kau disini!! Aku tidak bisa konsentrasi kerja jika melihatmu disini!!’

“waeyo? Ya!! Kim hyo ri, kau ini narsis sekali!! Siapa yang bilang aku menunggumu disini seharian. Aish!! Ternyata firus narsis key hyung sudah menular padamu ya!”

Mata hyo ri membesar begitu mendengar ucapan minho. Ia hendak mencubit lengan minho ketika sesuatu menahan tangannya.

Minho menoleh kearah eun ca yang berada dibelakang hyo ri.

“wah, kau yang bernama eun cha ya? Gomawo karena selama ini telah mengurus hyo ri dengan baik disini”

“sama-sama”

Eun cha dan minho saling membungkukkan diri. Hyo ri yang merasa di ‘kacangin’ menghela nafas panjang. Ia hendak berbalik meninggalkan eun cha dan minho ketika di dengarnya suara pintu terbuka.

‘CEKLEK’

Hyo ri menoleh. Alis hyo ri langsung berkerut melihat pemandangan di depannya.

‘oppa?’

***

“oh, jadi kalian bertiga satu sma dulu?”

“ne. aku,key-a.minhou-a merupakan teman satu sma dulu”

eun cha mengangguk-anggukkan kepalanya. Hyo ri menatap eun cha sebal. Entah sejak kapan eun cha sudah akrab dengan soo ae onnie, key oppa, dan minho.

“kalau begitu minho adik kelas kalian kah?”

“akh, tidak dia satu tingkat dengan kami”

“ne? koq bisa?”

“minho ikut akselerasi, jadi dia hanya sma selama 2 tahun”

“mweoya??? Wah berarti kau pintar sekali donk minho-a”

eun cha menepuk-nepuk pundak minho dengan pelan. Yang disambut minho dengan tertawa kecil. Hyo ri menatap tingkah mereka sebal.

Padahal baru sedetik yang lalu eun ca bertingkah gugup dan malu sekarang eun cha sudah menanggil minho dengan panggilan akrab. Yah, eun cha memang easy going. Dia mudah berbaur dengan keadaan sekitarnya.

“yah, aku juga heran. Kenapa minho bisa sepintar itu. Tetapi tetap saja, minho masih kalah dibawah ku” ujar key pelan yang langsung disambut dengan cubitan pelan di lengannya oleh soo ae.

“jangan dengarkan dia eun cha -a, dia memang orang nya selalu begitu tak pernah mau kalah dari orang lain.”

“waeyo?? Yaaa!! Chagiya!! Kau sebenarnya pacarku apa bukan seh? Kenapa membela minho!!!”

“memang kenyataan nya seperti itu kan?”

“mweo? Ya!! minho-a!! apa kau ingin kubunuh hah?”

“soo ae-a, tolong aku!! Tolong aku!!”

“key-a..”

Parade keye-minho-soo ae pun dimulai. Yang membuat eun cha tertawa terbahak-bahak. Hyo ri hanya bisa menghela nafas begitu melihat tingkah konyolminho dan key Serta soo ae yang serba salah.

Hyo ri berdiri. Yang membuat soo ae, key, minho dan eun ca menoleh ke arahnya.

“waeyo hyo ri-a? mau kmn?”

Hyo ri mengeluarkan notesnya dan kembali menulis.

‘aku mau kebelakang’

“wae? Jangan kemana-mana hyo ri-a, disini aja” ujar minho pelan.

‘andwe! Aku mau kebelakang saja’

“disini saja hyo ri-a, untuk apa dibelakang seorang diri?” ujar eun cha pelan. hyo ri melotot kearah eun cha.

‘aku bosan berada disini’

“waeyo? Ya! Kim hyo ri. Disini saja lah, apa kau tidak kangen dengan oppa muyang tampan ini?” ujar key . soo ae langsung mencubit kembali lengan key yang membuat key meringis. “chagiya!! Kenapa kau sedang sekali emncubitku sih!?”

“karena terkadang sifatmu membuatku malu” ujar soo ae tenang. Key melotot.

“wae?? Malu? Aish!! Walaupun memalukan kau menyukainya kan??”

Soo ae yang mendengar ucapan key mncibir pelan. Yang langsung di sambut gelak tawa oleh eun cha dan minho.

Hyo ri menghela nafas. Ia hendak bergegas meninggalkan tempat itu ketika ia mendengar suara pintu dibuka.

‘CEKLEK’

Mereka semua yang berada disitu menoleh kea rah pintu. Sesok lelaki tampan dengan menggandeng seorang wanita cantik setinggi dadanya memasuki café.

‘DIa? Cowok itu???’

Jantung hyo ri berdebar kencang. Cowok yang selama ini ia nanti-natikan kehadirannya akhirnya datang.

“ya!! jinki-a, lama sekali kau datang!! Kemana saja selama ini hah??”

Hyo ri menatap minho yang berdiri dan menghampiri cowok yang bernama jinki itu.

‘nama nya jinki?’

“aish! eun hee-a kau makin cantik saja!! Kalian berdua memang seperti kembar siam. Tidak pernah terpisahkan!! Kacha…kacha!”

Minho mengajak jinki menghampiri mejanya. Yang langsung disambut key dan soo ae dengan senyum.

“jinki-a, eun hee-a, apa kabar?”

Jinki dan eun hee tersenyum menyambut uluran tangan key dan soo ae.hyo ri masih mematung melihat cowok yang selama ini ia rindukan dan ia nanti kehadirannya ternyata sedekat ini. Bahkan orang-orang terdekatnya mengenal cowok tersebut.

“jinki-shi. Annyong haseyo!” ujar aya pelan. Jinki menatap eun cha sekilas sebelum tersenyum lembut ke arah eun cha.

“annyong haseyo eun cha -a! apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan lenganmu?”

eun cha mengangguk dan tersenyum lembut kearah jinki. hyo ri terdiam.

‘eun cha mengenalnya?’

eun cha menoleh ke arah hyo ri.

“jinki-shi, kenalkan ini, kim hyo ri, adikku. Sepupu minho, dan teman kerja eun cha!”

jinki menatap hyo ri sekilas. Ia merasa pernah melihat pemilik wajah ini. Tapi entah dimana. Jinki mengulurkan tangannya ke arah hyo ri yang masih mematung.

“Lee jinki”

‘dia .. sebenarnya apa hubungannya dengan mereka semua??’

To be continue …


0 komentar:

Post a Comment

4.16.2011

Love if silence part 4


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Cha,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15


“hyo ri-a, sebenarnya dia sedang apa ?”
Hyo ri menoleh sekilas kea rah eun cha, lalu kepalanya berputar mengikuti kemana arah pandangan eun cha tertuju.
‘sudah ku kira ini akan terjadi’
hyo ri mencibir. Minho sedang menatapnya sambil tersenyum lebar dan melambai-lambaikan tangannya.
“ya! Hyo ri-a, dia melambai-lambaikan tangannya padamu. Balas lah!”
Hyo ri menatap eun cha kesal. Yang dibalas eun cha dengan wajah yang mengkerut. Hyo ri kembali mencibir. Ia menatap minho dengan malas, dan tersenyum. Dengan sangat amat terpaksa.


Minho yang melihat hyo ri menanggapi sikapnya langsung melingkarkan tangannya di atas kepala membentuk hati. Lalu ia memasang senyum yang amat sangat lebar.

eun cha yang melihat kejadian itu membalikkan badan dan langsung tertawa sekencang-kencang eun cha yang ia bisa. Hyo ri memejamkan mata dan membalikkan tubuhnya.

‘Minho-a, kau sangat memalukan!!!!!’

***

Jinki hendak bergegas meninggalkan ruang kerja nya ketika ia merasa hp nya bergetar.

“yoboseyo?”

***

Hyo ri menatap junsu yang sedang duduk dihadapannya dengan kesal. Minho yang sedang melahap habis kim bab dihadapannya tidak menyadari pandangan Hyo ri yang seakan siap menerkam Minho kapan saja.

“chagiya, makanlah. Akh, aku tahu, kau ingin aku menyuapi mu kan?baiklah jika itu yang kau mau, kachaa.. aaaaaa”

Minho mengambil sepotong kim bab dan menyodorkan nya ke wajah hyo ri yang sepontan dibalas hyo ri dengan memukul tangan minho yang sedang menyodorkan kim bab ke arahnya.

Hyo ri mengeluarkan notesnya dan kembali menulis.

‘sudah berapa kali aku bilang jangan panggil aku dengan sebutan ‘chagiya’ mu itu!!! Aku bukan pacarmu!!!’

Minho memasang wajah polos ketika membaca notes hyo ri.

“waeyo? Memangnya kenapa jika aku memanggilmu dengan sebutan chagiya?? Kau kan orang yang kusayang!!”

‘namaku kim hyo ri!! Bukan chagiya!!!’

“tapi aku suka memanggilmu dengan chagiya!!”

‘tapi aku bukan pacarmu!!!’

“tapi bagiku kau adalah pacarku”

‘aku bukan pacarmu!!!!!!!!’

“andwe!! Kau pacarku, apapun yang terjadi kau adalah pacarku. “

‘ mweoya???’

“kenapa kau benci sekali seh kupanggil chagiya, itukan ungkapan rasa sayangku padamu, apa kau tak sayang padaku chagiya?”

Hyo ri terdiam. Ia menatap minho dengan kesal. Sangat amat kesal. Minho yang dipandangi hyo ri dengan wajah begitu tersenyum lebar. Amat sangat lebar..

“sepertinya aku salah waktu yah?kalau begitu aku permisi”

Hyo ri tersentak. Ia menoleh kebelakang ketika dilihatnya sosok eun ca menjauhinya.

“sepertinya temanmu menyangka kita sedang berpacaran chagiya”

Hyo ri menatap minho kesal dan ia mengepalkan tangannya dan hendak meninju minho.

“HYO RI APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP PELANGGAN!”

Tangan hyo ri terhenti tepat diatas bahu hyo ri. Ia menghela nafas. Dan berbalik menuju meja kasir,ia menoleh kearah minho sekilas.

‘awas kau minho-a!! tunggu pembalasanku!’

Minho yang melihat hyo ri pergi menjauh hanya tertawa kecil.

***

“oppa, menurut mu yang mana yang bagus?”

Jinki menatap eun hee dingin, lalu kembali menatap cincin yang berada dihadapannya.

“semuanya bagus”

Eun hee menatap jinki kesal. Tapi sedetik kemudian ia sudah bergelut kembali dengan cincin-cincin indah yang berada dihadapannya.

jinki menghela nafas melihat tingkah laku eun hee. Ia benar-benar bosan karena sudah hampir setengah hari eun hee hanya berjalan dari satu toko ke took lain, tanpa membeli satu barangpun.

Jinki mengerti yang dibeli adalah cincin pertunangan ia dan eun hee, tetapi toh pertunangan itu bukan keinginannya. Pertunangan itu direncanakan oleh orang tuanya. Dan jinki hanya bisa menerima dengan pasrah karena baginya, tak ada wanita yang dekat dengannya dan ia sayangi selama ini kecuali eun hee.

Tapi benarkah hanya eun hee wanita yang ada dihatinya?

Sekilas bayangan wajah dewi penyelamatnya berkelebat. Kim eun ca . Gadis berdarah jepang korea itu adalah dewi penyalamat yang ia cari selama ini. Dan Jinki lega telah mengetahui dewi penyelamatnya. Meski eun ca tidak mengakui dan jinki tidak memberitahu bahwa eun ca lah dewi penyelamat yang ia cari selama ini.

Jinki kembali teringat detik-detik dimana nyawanya hampir melayang. Detik-detik dimana sebuah cahaya terasa sangat dekat dan kepalanya terasa berat. Dan detik-detik dimana ia tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu.

Diam –diam jinki mulai mengukir wajah dewi penyelamatnya di dalam hatinya. Ia benar-benar merasa beruntung. Dan untuk pertama kalinya jinki menghormati keberadaan wanita lain selain keluarganya dan eun hee.

Tetapi kenapa jinki merasa semua ini terasa amat janggal? Kenapa hatinya merasa dewi penyelamatnya bukanlah eun ca. Kenapa?

“oppa? Waeyo?”

Jinki tersentak dari lamunannya. Wajah eun hee yang berada dihadapannya menyadarkannya kembali ke dunia nyata. Jinki tersenyum lembut kea rah eun hee. Dan menggeleng.

Ya, jinki mencoba menepis semua keraguan yang ada dihatinya.

Eun hee terdiam melihat tingkah jinki akhir-akhir ini. Jinki memang berbeda. Tidak seperti Jinki yang biasanya. Akhir-akhir ini jinki sering melamun. Tak jarang jinki memandangi liontin pemberian ibunya sambil menghela nafas panjang.

Apakah jinki merindukan ibunya? Eun hee tidak tahu. Jinki memang sangat dekat dengan eun hee, tetapi eun hee tidak pernah tahu apa yang ada dalam hati dan fikiran jinki. Selama ini eun hee hanya berada disampingnya, menemaninya. Selalu ada disaat keadaan apapun menimpa jinki . Meski jinki tidak pernah mengatakan bahwa eun hee kekasihnya, atau mengatakan bahwa Jinki mencintai eun hee, sudah cukup bagi eun hee mengetahui bahwa ia adalah satu-satunya wanita yang berbeda keluarga yang dekat dengan Jinki .

Tetapi apakah sama? Keadaan saat jinki sebelum kecelakaan dan setelah kecelakaan?. Tidak. Kini di hati jinki terukir kembali satu wajah wanita. Dan eun hee menyadari itu. Eun hee tidak menyukai kehadiran sang dewi penyelamat. Meski dewi penyelamat itu adalah orang yang telah menolong lee jinki. Lelaki yang ia cintai sejak kecil.

***

“jadi maksudmu lelaki yang sejak pagi tadi memperhatikanmu itu adalah saudaramu?”

Hyo ri mengangguk. eun cha memiringkan kepalanya. Seakan-akan mencerna semua ucapan hyo ri. Hyo ri menghela nafas. Ia kembali menulis di notesnya.

‘aku tahu dia memang tidak seperti sepupuku, tapi benar aku tidak bohong. Dia adalah sepupuku, selama ini dia tinggal di Indonesia. Entah apa yang ia kerjakan di Indonesia yang jelas ia tinggal lama di sana. Dan aku sebenarnnya sangat berharap ia akan tinggal selamanya diindonesia tanpa pernah kembali kesini!!’

Eun cha mengerutkan alisnya ketika membaca notes hyo ri. Pandangannya kembali terarah ke minho yang sedang berdiri memandangi jalanan di luar café melalui jendela café.

“kenapa kau berkata seperti itu? Jujur saja yah, sepupumu itu sebenarnya sangat manis dan tampan. Yah, minus kelakuannya yang.. ergh.. agak.. erg.. aneh terhadapmu.”

‘aku tahu’

Hyo ri menoleh memandang minho. Sepupunya itu memang sangat baik. Terlalu baik. Tetapi terlalu berlebihan terhadapnya. Sangat amat berlebihan. Selama ini sepupunya itu selalu menemani dan melindunginya. Hyo ri tahu, semua itu dilakukan karena ia sangat menyayangi hyo ri. Oleh karena itu hyo ri tidak bisa menolak semua perlakuan yang diberikan minho kepadanya. Meski terkadang perlakuan itu membuatnya malu.

Tanpa sadar mata hyo ri beralih ke meja nomor 26 hyo ri menghela nafas. Semenjak kejadian di rumah sakit itu ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan cowok itu. Hyo ri sendiri tidak mengerti kenapa ia merindukan cowok itu. Cowok yang belum ia ketahui namanya.

‘apa kabarmu ya?’

***

“eun hee-a?”

“ne?”

“sudah selesaikah berbelanjanya?”

Eun hee menatap jinki heran. Jinki menghela nafas.

“aku tahu,ini hal yang penting. Tapi bisakah kita berhenti sekarang? Sudah hampir setengah hari lebih aku menemanimu mencari-cari cincin pertunangan.”

Eun hee mengerutkan alisnya. Jinki menatap eun hee lemas, ia kembali menghela nafas.

“ne, ne, aku tahu. Semuanya ini demi pertunangan kita. Aku juga setuju dan menurutku ini juga sangat penting, tapi bisakah kita berhenti sekarang? Aku sangat lelah. Lagipula ada tempat yang ingin kudatangi. Bolehkah?”

Eun hee menatap jinki sejenak sebelum akhirnya mengangguk. jinki tersenyum lembut.

***

“chagiya, sebenarnya ada apa? Kenapa terburu-buru sekali?”

“andwe! Aku hanya bersemangat.”

“bersemangat? Waeyo?”

“nanti juga kau tahu sendiri.

Key menggandeng tangan soo ae lembut. Soo ae hanya bisa tersenyum melihat tingkah key terhadap dirinya.

***

‘mweo? Seperti apa lelaki itu?’

“emh.. orangnya tinggi, wajahnya sangat tampan. Ia memakai setelan jas. Kulitnya putih. Dan, ommo! Terlihat sekali aura kekayaannya!!!”

Hyo ri mencibir. eun cha tertawa terbahak-bahak.

“aku memang sangat beruntung!! aku sendiri tidak menyangka ia mencari ku. Ia bilang katanya aku adalah dewi penyelamatnya. Padahal seingatkun aku tidak pernah menolongnya sekalipun. Bertemu saja tidak pernah”

‘kau memang sedang beruntung itu! Aish!! Kenapa aku mesti pulang seh saat itu!! Kan bisa saja yang ia cari aku!!!’

“hyo ri-a, keberuntunganmu memang jauh dibawah keberuntunganku!!”

Hyo ri memukul pelan lengan eun cha. Yang dibalasn eun cha dengan peletan lidah.

‘kau harus mengenalkannya padaku!! Arraseo!!!’

“tentu saja! Siapa tahu kau berjodoh dengannya!!!”

‘mweoya? Bukankah kau menyukai nya?’

“andwe!! Andwe!! Aku hanya mengaguminya. Aku sudah menyukai pria lain!”

‘mweo?? Ya!! Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku!!!’

eun cha hanya tersenyum. Yang langsung dibalas hyo ri dengan pukulan bertubi-tubi pada lengannya.

“aish!!! Ne, ne. akan kuberitahu, akan kuberitahu!!!”

‘nuguya?’

“sepupumu..”

Hyo ri terdiam sesaat. Matanya menatap eun cha tanpa berkedip. Sedangkan yang ditatapnya wajahnya bersemu merah.

‘mweoya?’

“sepupumu minho..”

***

“oppa, sebenarnya kita mau kemana?”

“mau ke suatu tempat”

“ne? memangnya tempat itu berada dimana?”

“sabarlah eun hee, nanti juga kau akan tahu”

Eun hee menatap jinki bingung. Jinki tersenyum kearah eun hee. Eun hee mengalihkan kembali pandangannya ke jalan. Hatinya benar-benar tidak tenang. Sangat tidak tenang.

***

Hyo ri hendak menepuk pundak minho ketika minho menoleh kearahnya. eun cha yang berada di belakang hyo ri spontan mengalihkan wajahnya karena mukanya memerah.

“waeyo? Akh! Aku tahu. Jangan-jangan kau kangen padaku yah hyo ri-a?”

Hyo ri menatap minho galak yang lagi-lagi dibalas senyuman yang amad sangat lebar oleh minho. Sementara eun ca di belakang hyo ri hanya bisa mengelus-ngelus dadanya yang serasa ingin copot melihat senyum minho yang melebar.

‘minho-a sebenarnya sedang apa kau disini?’

Minho membaca notes yang ditulis oleh hyo ri dengan seksama. Ia tersenyum menatap hyo ri.

“ra-ha-si-a”

Hyo ri menatap minho kesal. Dengan cepat ia kembali menulis di notesnya.

‘sebenarnya ada urusan apa kau disini!! Aku tidak bisa konsentrasi kerja jika melihatmu disini!!’

“waeyo? Ya!! Kim hyo ri, kau ini narsis sekali!! Siapa yang bilang aku menunggumu disini seharian. Aish!! Ternyata firus narsis key hyung sudah menular padamu ya!”

Mata hyo ri membesar begitu mendengar ucapan minho. Ia hendak mencubit lengan minho ketika sesuatu menahan tangannya.

Minho menoleh kearah eun ca yang berada dibelakang hyo ri.

“wah, kau yang bernama eun cha ya? Gomawo karena selama ini telah mengurus hyo ri dengan baik disini”

“sama-sama”

Eun cha dan minho saling membungkukkan diri. Hyo ri yang merasa di ‘kacangin’ menghela nafas panjang. Ia hendak berbalik meninggalkan eun cha dan minho ketika di dengarnya suara pintu terbuka.

‘CEKLEK’

Hyo ri menoleh. Alis hyo ri langsung berkerut melihat pemandangan di depannya.

‘oppa?’

***

“oh, jadi kalian bertiga satu sma dulu?”

“ne. aku,key-a.minhou-a merupakan teman satu sma dulu”

eun cha mengangguk-anggukkan kepalanya. Hyo ri menatap eun cha sebal. Entah sejak kapan eun cha sudah akrab dengan soo ae onnie, key oppa, dan minho.

“kalau begitu minho adik kelas kalian kah?”

“akh, tidak dia satu tingkat dengan kami”

“ne? koq bisa?”

“minho ikut akselerasi, jadi dia hanya sma selama 2 tahun”

“mweoya??? Wah berarti kau pintar sekali donk minho-a”

eun cha menepuk-nepuk pundak minho dengan pelan. Yang disambut minho dengan tertawa kecil. Hyo ri menatap tingkah mereka sebal.

Padahal baru sedetik yang lalu eun ca bertingkah gugup dan malu sekarang eun cha sudah menanggil minho dengan panggilan akrab. Yah, eun cha memang easy going. Dia mudah berbaur dengan keadaan sekitarnya.

“yah, aku juga heran. Kenapa minho bisa sepintar itu. Tetapi tetap saja, minho masih kalah dibawah ku” ujar key pelan yang langsung disambut dengan cubitan pelan di lengannya oleh soo ae.

“jangan dengarkan dia eun cha -a, dia memang orang nya selalu begitu tak pernah mau kalah dari orang lain.”

“waeyo?? Yaaa!! Chagiya!! Kau sebenarnya pacarku apa bukan seh? Kenapa membela minho!!!”

“memang kenyataan nya seperti itu kan?”

“mweo? Ya!! minho-a!! apa kau ingin kubunuh hah?”

“soo ae-a, tolong aku!! Tolong aku!!”

“key-a..”

Parade keye-minho-soo ae pun dimulai. Yang membuat eun cha tertawa terbahak-bahak. Hyo ri hanya bisa menghela nafas begitu melihat tingkah konyolminho dan key Serta soo ae yang serba salah.

Hyo ri berdiri. Yang membuat soo ae, key, minho dan eun ca menoleh ke arahnya.

“waeyo hyo ri-a? mau kmn?”

Hyo ri mengeluarkan notesnya dan kembali menulis.

‘aku mau kebelakang’

“wae? Jangan kemana-mana hyo ri-a, disini aja” ujar minho pelan.

‘andwe! Aku mau kebelakang saja’

“disini saja hyo ri-a, untuk apa dibelakang seorang diri?” ujar eun cha pelan. hyo ri melotot kearah eun cha.

‘aku bosan berada disini’

“waeyo? Ya! Kim hyo ri. Disini saja lah, apa kau tidak kangen dengan oppa muyang tampan ini?” ujar key . soo ae langsung mencubit kembali lengan key yang membuat key meringis. “chagiya!! Kenapa kau sedang sekali emncubitku sih!?”

“karena terkadang sifatmu membuatku malu” ujar soo ae tenang. Key melotot.

“wae?? Malu? Aish!! Walaupun memalukan kau menyukainya kan??”

Soo ae yang mendengar ucapan key mncibir pelan. Yang langsung di sambut gelak tawa oleh eun cha dan minho.

Hyo ri menghela nafas. Ia hendak bergegas meninggalkan tempat itu ketika ia mendengar suara pintu dibuka.

‘CEKLEK’

Mereka semua yang berada disitu menoleh kea rah pintu. Sesok lelaki tampan dengan menggandeng seorang wanita cantik setinggi dadanya memasuki café.

‘DIa? Cowok itu???’

Jantung hyo ri berdebar kencang. Cowok yang selama ini ia nanti-natikan kehadirannya akhirnya datang.

“ya!! jinki-a, lama sekali kau datang!! Kemana saja selama ini hah??”

Hyo ri menatap minho yang berdiri dan menghampiri cowok yang bernama jinki itu.

‘nama nya jinki?’

“aish! eun hee-a kau makin cantik saja!! Kalian berdua memang seperti kembar siam. Tidak pernah terpisahkan!! Kacha…kacha!”

Minho mengajak jinki menghampiri mejanya. Yang langsung disambut key dan soo ae dengan senyum.

“jinki-a, eun hee-a, apa kabar?”

Jinki dan eun hee tersenyum menyambut uluran tangan key dan soo ae.hyo ri masih mematung melihat cowok yang selama ini ia rindukan dan ia nanti kehadirannya ternyata sedekat ini. Bahkan orang-orang terdekatnya mengenal cowok tersebut.

“jinki-shi. Annyong haseyo!” ujar aya pelan. Jinki menatap eun cha sekilas sebelum tersenyum lembut ke arah eun cha.

“annyong haseyo eun cha -a! apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan lenganmu?”

eun cha mengangguk dan tersenyum lembut kearah jinki. hyo ri terdiam.

‘eun cha mengenalnya?’

eun cha menoleh ke arah hyo ri.

“jinki-shi, kenalkan ini, kim hyo ri, adikku. Sepupu minho, dan teman kerja eun cha!”

jinki menatap hyo ri sekilas. Ia merasa pernah melihat pemilik wajah ini. Tapi entah dimana. Jinki mengulurkan tangannya ke arah hyo ri yang masih mematung.

“Lee jinki”

‘dia .. sebenarnya apa hubungannya dengan mereka semua??’

To be continue …


No comments:

Post a Comment