5.07.2011

Love if silence part 10


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,Park eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15

bagaimana keadaannya?” ujar eun cha panik. Minho menggeleng lemah di depan pintu ruang operasi. tertunduk diam. eun cha yang melihat reaksi Minho menghela nafas kesal. ia menjatuhkan tubuhnya di bangku tempat Minho duduk. disebelahnya. diletakkannya dengan pelan dua buah coffe yang baru saja ia beli dari mesin otomatis yang terletak di ujung lorong rumah sakit tersebut.

“sudah hampir 6 jam..” ujar eun cha bergumam pelan, yang dibalas Minho dengan helaan nafas panjang. lagi-lagi kenapa Minho harus mengalami hal ini untuk yang kedua kalinya. terduduk tanpa bisa melakukan apa-apa. hanya menunggu, dan menunggu. Minho sangat muak melakukan semua ini.

eun cha menatap lantai rumah sakit yang putih dengan tatapan kosong ketika ia merasakan seseorang datang mendekatinya. eun cha menoleh. key dan soo ae.

“bagaimana? bisa?”

key dan soo ae berjalan pelan mendekati eun cha . Minho menoleh ke arah key dan soo ae . tatapannya penuh harapan. key dan soo ae menggeleng lemah. seketika itu juga eun cha dan Minho langsung menyenderkan badannya di kursi di depan ruang UGD tersebut.

“ottokhe?.. aish!! ottokhe???” ujar eun cha panik. sementara key menggemgam tangan soo ae yang sedikit bergetar karena menangis. minho hanya bisa diam terpaku berharap suatu keajaiban muncul.

“jinki -a…jinki-a!!!!” ujar eun cha kencang. lebih tepat setengah berteriak. Minho , key dan soo ae langsung menoleh ke arah eun cha .

“jinki-a?”

“ne, dulu Hyo ri pernah mendonorkan darahnya untuk jinki, pasti darah jinki dan Hyo ri cocok!!! ommo, kenapa aku baru mengingatnya!! aish!! pabo!!” ujar eun cha seraya memukul-mukul keningnya sendiri.

Minho yang mendengar ucapan eun cha segera beranjak dari tempat duduknya. key yang melihatnya segera memanggilnya.

“odiega?” ujar key lemah.

“kemana lagi?” ujar Minho dengan wajah menegang. tangannya terkepal kencang terjuntai kebawah.key terdiam sejenak sebelum akhirnya menatap Minho tajam.

“tidak perlu.”

“ne?”

“aku saja yang menemuinya.”

***

Hyo ri terbujur lemah di ruang operasi wajahnya mulai memucat. matanya terpejam. hampir 6 jam Hyo ri berada di ruang operasi tersebut. dokter yang mengoperasinya tidak bisa berbuat banyak, karena stock darah yang berada di rumah sakit untuk golongan darah Hyo ri sangat terbatas. yang bisa dilakukan sekarang hanyalah menjalankan operasi seperti biasa, dan berdoa semoga saja Hyo ri tidak mengalami pendarahan.

***

eun hee berdiri di luar kamar jinki. matanya berputar-putar mencari akal untuk membujuk jinki keluar dari kamarnya.

“oppa!!! keluarlah!!!” ujar eun hee dengan suara putus asa.

tak ada jawaban.

eun hee menghela nafas dan menyerah. ia menjatuhkan tubuhnya di kursi yang terletak di depan kamar jinki. ia benar-benar kesal.

***

key memacu kencang mobilnya kembali ke cottage. ia tidak peduli klakson yang di bunyikan oleh para pengendara yang berada di jalan yang ia lewati atau maki-maki an yang terlontar dari bibir orang-orang yang hampir terserempet olehnya. ia tidak peduli.

yang ia pedulikan hanya satu, nyawa adiknya yang berada ditangan choi jinki. dan ia harus menemukan leei jinki secepatnya.

***

jinkiterduduk di pinggir tempat tidur. kepalanya berputar kencang. mencari-cari alasan yang tepat untuk membenci Hyo ri, dewi penyelamatnya. tetapi semakin jinkiberfikir keras,ia semakin menyadari betapa berartinya Hyo ri bagi dirinya. dan jinki semakin sulit menyangkal kenyataan itu.

panggilan eun hee terdengar di telinga jinki. tetapi jinkitidak peduli. jinki tidak mau memikirkan apapun saat ini, jinki hanya ingin bertemu Hyo ri. sangat amat ingin bertemu Hyo ri.

***

“oppa!! jika kau tidak menjawab panggilanku aku akan pulang, sekarang juga, arraseo?” ujar eun hee kencang di depan pintu kamar jinki.

lagi. tidak terdengar apapun dari dalam sana. hening.

eun hee menghela nafas panjang. matanya menatap pintu kamar jinki kesal. ia membalikkan badannya. ketika melihat sosok yang tidak ingin ia temui.

“mau apa kau kemari?” ujar eun hee dengan wajah mendongak.

key menatap eun hee tajam sekilas, sebelum akhirnya menatap pintu kamar jinki yang terletak di belakang eun hee.

“minggir”

“ne?”

“minggir!”

eun hee tersentak. ia terkejut melihat wajah key yang mulai mengeras menatapnya dengan tanga yang mengepal. eun hee menggeser tubuhnya dari pintu kamar jinki. eun hee berdiri terpaku melihat key melangkahkan kakinya menuju pintu kamar jinki.

“Lee jinki, keluar sekarang atau kulaporkan kau ke kantor polisi”

“kantor polisi?” ujar eun hee lemah.

***

jinki tersentak. suara key membuyarkan semua lamunannya. tunggu sebentar, apa yang key katakan tadi? kantor polisi?

kepala jinki berfikir cepat sebelum akhirnya ia mengingat kejadian yang terjadi di masa lalunya, masa-masa saat ia sma dan berteman akrab dengan key .

***

eun hee menatap key bingung, ia tidak mengerti dengan perkataan key . kenapa key melaporkan jinki ke kantor polisi? apa salah jinki ? apa ada sesuatu yang tidak eun he ketahui tentang jinki? apa ada sesuatu yang terlewat tentang jinki ?

***

soo ae memandang pintu ruang UGD dengan bimbang. perasaan nya kacau balau. ia benar-benar tidak mau kehilangan seseorang yang ia sayangi, seperti ia nyaris kehilangan key saat key dibawa pergi ke kantor polisi dan akan dikenakan hukuman mati karena terkena pasal pembunuhan berencana.

tidak, itu semua bukan berencana, key hanya tidak sengaja menyentuh ban mobil ibu dan ayahnya saat malam itu. malam dimana ibu dan ayah key meninggal dalam kecelakaan.

pahit sekali jika mngingat kejadian itu. dan soo ae sama sekali tidak ingin memutar kembali memori itu.

“soo ae-a, gwencana?”

soo ae sedikit tersentak ketik eun cha menyodorkan sebuah coffe kepada dirinya. ia tersenyum. yah, bukan saatnya mengingat masa lalu, saat ini saatnya berdoa dan berharap kepada tuhan, berharap keajaiban terjadi.

“ne, gwencanayo ” ujar soo ae seraya tersenyum manis.

***

Minho menatap soo ae sekilas, ia tahu soo ae merasa bimbang. dan pasti soo ae mengingat saat itu. saat-saat dimana hidupnya sangat amat kelam.

Minho menyenderkan badanya di kursi, dan menatap lurus pintu ruang operasi. masih terbayang jelas di benak nya wajah Hyo ri yang menangis tiap malam karena kedua orang tuanya meninggal. masih terbayang jelas sikap Hyo ri yang menjadi pendiam beberapa saat setelah polisi memberitahu bahwa key kakaknya sendiri diduga terlibat usaha pembunuhan kedua orangtua kandungnya.

kim Hyo ri , mengapa nasibmu sangat tragis? dan sekarang Hyo ri kembali mengalami nasib tragis untuk kesekian kalinya. dan ia tidak bisa melakukan apa-apa!!! itulah yang sangat ia benci. ia tidak bisa melakukan apa-apa saat Hyo ri kembali menjadi korban kebuasan jalan raya. ia hanya bisa diam berdiri dan melihat!!!

tuhan, kenapa kau berikan pemandangan itu padanya lagi? pemandangan dimana saat-saat tubuh orang yang ia sayang terhempas ke aspal dan mengeluarkan bercak darah.

Minho mencoba menahan semua perasaan yang bergejolak dalam dadanya. ironis. memang. ia yang sangat amat menyayangi Hyo ri hanya bisa berharap menunggu kedatangan jinki untuk mendonorkan darahnya agar Hyo ribisa melanjutkan operasinya.

apakah ini takdir? takdir yang dirancang oleh tuhan untuk menghubungkan Hyo ri dan jinki? atau takdir yang mempertegas bahwa hyo ri dan jinki saling membutuhkan?

Minho tidak tahu, yang Minho tahu. jinki, orang yang di donorkan darah nya oleh Hyo ri, sekaligus orang yang Hyo ri cintai, adalah orang yang sama yang telah menyebabkan kedua orang tua Hyo ri meninggal. dan sekarang Hyo rimembutuhkan darah nya. darah orang yang tekah membuat kedua orang tuanya meninggal.

***

jinki beranjak dari duduknya, dengan cepat ia menuju pintu kamarnya dan membukanya. terlihat key berdiri tepat di depan pintu kamarnya. menatapnya tajam. sementara ia menatap key dingin.

“apa maumu?”

“aku ingin kau ke rumah sakit.”

“untuk apa?”

“darahmu”

“mweo?”

“Hyo rikecelakaan”

***

eun hee terdiam sejenak mendengar ucapan key . sebelum akhirnya sebuah senyum dingin terpampang di wajahnya.

“adikmu yang kecelakaan kenapa oppa yang dilibatkan?”

key menoleh menatap eun hee tajam. eun hee tersentak sejenak melihat kedua mata key yang penuh kebencian.

“bukan urusan mu nona park eun hee”

***

jinki terdiam menatap key yang berdiri di hadapannya. hatinya terasa ngilu begitu terlontar perkataan bahwa Hyo ri kecelakaan.

rasa apa ini? apakah ini cinta? sepertinya begitu. aku jinki dalam hatinya. entah gerangan apa yang di fikirkan jinki, jinki menepis semua keraguan dan beban dalam hatinya. yang ada hanya Hyo ri sekarang di dalam hatinya. dan jinki yakin, seyakin -yakinnya. untuk pertama kali jinki yakin ia mencintai kim Hyo ri.

jinki meliriki key sekilas dan melangkah menjauhi key yang dengan segera diikuti key di belakangnya.

***

eun hee terdiam begitu melihat tubuh jinkimelewatinya tanpa meliriknya sedikitpun. usai sudah. eun hee tahu dengan jelas sekarang. hati jinki telah memilih. bukan dirinya. tapi Hyo ri gadis bisu itu.

dengan kesal eun hee melangkah mencoba mensejajarkan dirinya dengan jinki yang berjalan cepat – setengah berlalri- menuju mobil key . eun hee tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. ia hanya bisa menunggu kesempatan untuk mempengaruhi jinki kembali. setidaknya. agar jinki melupakan gadis itu. kim Hyo ri.

***

Minho masih terpaku menatap ruang operasi yang tak kunjung terbuka. tangannya mengepal. ia gelisah.

tuhan apakah kau akan mengambil Hyo ri? eun kecil ku?

Minho mendesah panjang. ia tahu, tidak baik berfikiran seperti itu disaat Hyo ri sendiri berjuang untuk terus bertahan hidup.

“Hyo ri-a, kumohon tetaplah hidup”

***

key terdiam menatap jalan raya yang terbentang dihadapannya. ia bena-benar tidak menyangka jinki semudah ini untuk dibawa ke rumah sakit dan mendonorkan darahnya. sekilas key melirik jinki yang duduk tepat disampingnya. wajahnya terliha tegang. key tersenyum.

baru kali ini ia melihat wajah jinki yang menegang, dan itu semua hanya karena masalah Hyo ri. Hyo ri nya.

tunggu, apa jinki merasa tegang karena key mengancam nya untuk emlaporkannya kepada polisi? ah,key tidak perduli. yang key tahu, jinki akan mendonorkan darahnya untuk Hyo ri.

***

jinki termangu menatap jalan raya dari balik jendela mobil. kembali terbayang saat -saat itu. saat-saat kelam dahulu yang sangat ingin ia lupakan.

______FLASH BACK_______

“omma , appa, wae? kalian mw kemana lagi?”

tuan dan nyonya choi menatap jinki dingin sebelum akhirnya bergegas meninggalkan jinki yang termangu menatap kepergian mereka dengan sebuah boneka di tangan kirinya.

***

“Lee jinki!!!!”

“Wae? kalian tidak membutuhkanku kan? untuk apa aku berada disini jika aku hanyalah sampah bagi kalian”

‘PLAK!’

jinki jatuh tersungkur. tamparan keras di pipinya yang diberikan tuan coi membuat bibir nya mulai mengeluarkan darah.

“aku benci kalian”

***

“waeyo jinki-a?” ujar eun hee mengelap bibir jinki . jinki menatap eun hee dingin. sementara eun hee yang melihatnya bertingkah seperti itu mengheka nafas panjang. dengan lembut eun hee memeluk tubuh jinki. jinki terdiam.

“jangan terlalu keras pada dirimu oppa… aku selalu ada disampingmu.. apapun yang terjadi.. siapapun dirimu.. aku akan tetap berada disampingmu… selamanya”

air mata jinki terjatuh mengenai pundak eun hee. jinki menangis untuk pertama kali dalam hidupnya. di depan park eun hee, sahabat masa kecilnya.

***

“waeyo joongie-a?” ujar jinki seraya mencoba memperjelas penglihatannya yang mulai rabun karena pengaruh alkohol.

“mobil itu… seperti mobil kedua orang tuaku” ujar key yang berada dibawah pengaruh alkohol.

“cih!! orangtua!! kenapa di dunia ini harus ada orang tua!!!” ujar jinki mengencangkan suaranya.

“molla yo..kaccha!!” ujar key seraya berjalan melewati mobil yang mirip dengan mobil kedua orang tuanya.

“chamkanman..” ujar jinki seraya melangkah mendekati mobil itu. sementara key menatap jinki yang berjalan sempoyongan mendekati mobil itu.

“dasar orangtua!!! kenapa selalu membuat anak mu menderita!!!” ujar jinki seraya menendang-nendang ban mobil itu. key mendekati jinki, ia berjongkok disebelah mobil itu.

“hey kau.. kau selalu setia menemani mereka berdua bepergian. kau seperti choi minho!! tidak pernah melawan dan selalu menurut semua permintaan mereka!!!!” ujar key seraya memukul -mukul ban mobil mobil itu. jinki yang melihat key , dengan cepat berjongkok dan menancapkan sebuah pisah pada ban mobil tersebut.

“kau berhutang padaku joongie-a, aku telah membunuh choi minho ” ujar jinki tertawa lebar. sementara key hanya terkekeh melihat pisau yang menancap di ban tersebut.

“kaccha!!”

***

jinki memegang kepalanya yang terasa berat karena semalam. dengan cepat jinki menyalakan tv yang berada di dalam kamarnya. wajah jinki menegang ketika di lihatnya mobil yang sama dengan yang semalam terlihat hancur tidak berbekas.

‘ pasangan suami istri kim eun so dan kim jae won tewas dalam kecelakaan mobil’

‘deg’

hati jinki mencelos. kedua nama tersebut adalah nama orang tua key . dan kini ia merasa berdosa, karena telah membunuh kedua orang tua key . meski tidak sengaja.

***

________END OF FLASHBACK_____

jinki memegang keningnya yang terasa berdenyut-denyut. ia tidak menyangka bahwa key akan mengingatkan kembali dirinya dengan kejadian itu. kejadian yang sangat ingin ia lupakan.

ah,Hyo ri ironis. jinki jatuh cinta pada Hyo ri. anak dari kedua manusia yang telah ia bunuh.

***

“bagaimana keadaan Hyo ri?”

eun cha, Minho dan soo ae menoleh ke arah suara tersebut. key terlihat berjalan pelan sementara dibelakangnya terlihat eun hee.

“masih kritis, kenapa kau bawa makhluk itu kesini?” ujar eun cha menatap eun hee sinis. sementara eun hee menatap eun cha tajam.

“sudahlah, bukan waktunya berdebat!! chagiya, dimana jinki ? bagaimana apakah ia mau membantu?”

key tersenyum tenang.

“dia berada di dalam, apakah kalian tidak sadar?”

***

jinki terbaring di sebelah tubuh Hyo ri yang terlihat memucat di sebelahnya. matanya terpejam.

jinki menyesal, mengapa ia baru datang sekarang, mengapa ia harus menuruti semua ego nya. mengapa ia baru tahu sekarang.

“mianhae, sekarang saatnya melakukan pembiusan”

jinki tersentak ketika seorang suster memegang lengannya dan bersiap menyuntikkan sesuatu ke arahnya.

“chamkanman.”

jinki mengeluarkan sebuah kalung. kalung yang sama yang diberikan Hyo ri dulu kepadanya di dalam ruang operasi yang sama.

“tolong letakkan ini ditangannya.”

suster itu terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan meraih kalung itu dari tangan jinki.

“ne”

detik berikutnya jinki merasa dirinya mengantuk. sangat amat mengantuk.

***

“pulanglah jinki-a.. sudah hampir 3 hari kau terjaga seperti ini”

sebuah sentuhan lembut membuat jink imenoleh ke arah suara itu. eun cha menatap jinki cemas. jinki menggeleng pelan.

“anni, aku ingin tetap disini” ujar jinki seraya menatap Hyo ri yang terbaring di kasur. tangan jinki menggemgam jemari Hyo ri yang lemah.

“jinki-a…”

“gwencanayo”

eun cha menghela nafas sebelum akhirnya keluar dari kamar hyo ri yang langsung disambut oleh soo ae yang sedang memegang coffe.

“waeyo eun cha-a?”

“jinki-a, dia tidak mau pulang. aish!! aku khawatir padanya, hampir 3 hari ia selalu terjaga dan menatap Hyo ri. makanan pun tidak ia sentuh. hanya sesekali menyentuh coffe yang terletak di dalam ruangan itu. bagaimana jika tubuhnya melemah??”

soo ae menatap eun cha sejenak sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju kamar Hyo ri .

***

‘CKLEK’

jinki menoleh. dilihatnya soo ae tersenyum sambil membawa secangkir coffe di tangan kirinya. dengan pelan soo ae melangkah memasuki kamar Hyo ri.

“bagaimana keadaannya?”

“masih sama seperti kemarin. “

“arra..”

soo ae menatap jinki yang menatap Hyo ri dengan tulus. terlihat ketenangan di wajah jinki. ketenangan yang selama ini terpancar dari seorang choi jinki yang ia kenal soo ae menghela nafas.

“jinki-a..”

“ne?”

“pulanglah..”

“anni”

“jika kau seperti ini terus keadaanmu akan memburuk, apa yang akan Hyo ri fikirkan jika ia tersadar dan melihat mu dalam keadaan seperti ini?”

jinki tediam. soo ae mengelus pelan punggung jinki.

“kaccha pulang lah. istirahat”

“tapi..”

“biar aku yang menjaganya..”

“soo ae-a..”

“arraseo, arraseo jika Hyo risadar kau orang pertama yang kuberitahu”

jinkitertawa sejenak sebelum menatap Hyo ri kembali.

“arraseo, keudae, aku akan pulang. tapi nanti malam aku akan kesini lagi”

soo ae tersenyum. yang dibalas jinki dengan senyum yang tulus. jinki menatap Hyo ri kembali.

“aku pulang sebentar Hyo ri-a, aku pasti akan kembali. aku janji”

***

soo ae menatap punggung jinki yang menghilang ditelan pintu kamar Hyo ri. soo ae menatap Hyo ri sambil tersenyum. dengan lembut di sentuhnya lengan jemari Hyo ri.

“kau lihat Hyo ri-a? dia menantimu. karena itu cepatlah bangun. semua orang merindukan mu”

***

jinki meregangkan tubuhnya ketika melangkahkan kakinya keluar dari kamar Hyo ri. rasanya badannya pegal sekali. ia baru menyadari bahwa ia terjaga selama 3 hari. dan itu semua karena Hyo ri.

jinki tersenyum kecil. operasi Hyo ri berjalan lancar, dan sekarang hanya tinggal menunggu Hyo ri sadar. saat itu, jinki akan langsung meminta Hyo ri untuk menikahi nya. dan membatalkan pertunangannya dengan eun hee.

tunggu. pertunangannya dengan eun hee. jinki hampir saja lupa. dengan cepat di raihnya hp yang terletak di celananya. disaat yang bersamaan, hp nya berdering.

“yoboseyo?”

‘jinki-a..dimana kau sekarang’

“rumah sakit seoul nyonya park, waeyo?”

‘jinki-a, cpatlah ke mari. eun hee-a.. penyakit jantung eun hee kambuh’

“mweo?”

‘eun hee berada di ugd rumah sakit Rumah Sakit Yonsei Severance’

“agashimnida..aku akan segera kesana”

***

Minho melangkahkan baru saja melangkahkan kakinya keluar dari mobil ketika dilihatnya mobil jinki melaju kencang di parkiran rumah sakit.

Minho menatap mobil jinki yang menjauh dengan heran.

“ada apa lagi?”

***

mobil jinki melaju kencang. jinki tidak perduli dengan keadaan sekitanya. park eun hee, sahabat kecilnya itu, orang yang selalu berada disampingnya. saat ini tebraring lemah di UGD Rumah Sakit Yonsei Severance.

jinki memegang kepalanya yang terasa berat. ia benar-benar lelah, baru saja satu masalah selesai sekarang kembali muncul satu masalah. dan ia benar-benar bodoh, ia lupa bahwa eun hee memiliki kelainan jantung sejak kecil.

Lee i jinki, kenapa kau begitu bodoh? kenapa kau lupa tentang eun hee? jinkiberfikir keras dan tanpa ia sadari ia telah melewati lampu merah. mobil nya masih melaju kencang , sementara jinki tidak menyadari sebuah bus sedang melaju dengan kecepatan yang sama berlawanan arah dengannya.

sebuah klakson menyadarkan jinkidari lamunannya, jinki menatap bus yang mendekatinya dengan panik dan berusaha memutar kemudi mobilnya.

‘BRUK!!!’

terlambat. mobil jinki terpental beberapa puluh meter dari tempatnya semula. dan jinki merasakan pandangannya gelap seketika.

***

‘jinki-a..’

Hyo ri membuka kedua matanya. nyeri, itulah yang ia rasakan pertama kali. Hyo ri mencoba bangun ketika dirasakannya seluruh tenaga seperti hilang. Hyo ri tidak bisa melakukan apa-apa. hanya bisa membuka matanya. ditatapnya soo ae yang berada di sampingnya, sedang tertidur, sambil menggemgam tangannya.Hyo ri tersenyum kecil.

‘ia tidak berada disini’

sedikit pilu rasanya. orang yang terfikirkan olehnya pertama kali saat ia membuka matanya bukan orang yang berada disampingnya.

‘BRAKK’

“soo ae -a!!”

Hyo ri menoleh ke arah asal suara, Minho berdiri dengan nafas tersengal-sengal.

‘waeyo?’

***

soo ae terbangun dari tidurnya ketika ia merasa seseorang memanggilnya. dengan cepat ia mengucek kedua matanya dan menatap Minho yang berdiri tepat di pintu kamar Hyo ri .

“waeyo Minho -a?”

“jinki-a..”

“wae?”

“jinki-a, kecelakaan!!!”

***

jantung Hyo ri terasa berdetik berdetak. matanya menatap Minho tajam.

‘jinki-a? kecelakaan?’

***

soo ae bergegas berdiri menghampiri Minho ketika ia merasakan genggaman kuat di tangannya. soo ae menoleh ke arah Hyo ri.

“Hyo ri-a… kau sudah sadar?”

Hyo ri terdiam. matanya menatap Minho tajam. Minho yang menyadari ucapan soo ae menatap Hyo ri bingung.

“Hyo ri-a..”

Hyo rimasih terdiam menatap Minho.

“apakah.. kau mendengar semuanya??”

Hyo ri menoleh ke arah soo ae yang menatapnya cemas. hati soo ae mencelos ketika sebuah air mata tergulir dari mata Hyo ri yang menatapnya kosong.

“Hyo ri-a…”

TBC



0 komentar:

Post a Comment

5.07.2011

Love if silence part 10


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,Park eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15

bagaimana keadaannya?” ujar eun cha panik. Minho menggeleng lemah di depan pintu ruang operasi. tertunduk diam. eun cha yang melihat reaksi Minho menghela nafas kesal. ia menjatuhkan tubuhnya di bangku tempat Minho duduk. disebelahnya. diletakkannya dengan pelan dua buah coffe yang baru saja ia beli dari mesin otomatis yang terletak di ujung lorong rumah sakit tersebut.

“sudah hampir 6 jam..” ujar eun cha bergumam pelan, yang dibalas Minho dengan helaan nafas panjang. lagi-lagi kenapa Minho harus mengalami hal ini untuk yang kedua kalinya. terduduk tanpa bisa melakukan apa-apa. hanya menunggu, dan menunggu. Minho sangat muak melakukan semua ini.

eun cha menatap lantai rumah sakit yang putih dengan tatapan kosong ketika ia merasakan seseorang datang mendekatinya. eun cha menoleh. key dan soo ae.

“bagaimana? bisa?”

key dan soo ae berjalan pelan mendekati eun cha . Minho menoleh ke arah key dan soo ae . tatapannya penuh harapan. key dan soo ae menggeleng lemah. seketika itu juga eun cha dan Minho langsung menyenderkan badannya di kursi di depan ruang UGD tersebut.

“ottokhe?.. aish!! ottokhe???” ujar eun cha panik. sementara key menggemgam tangan soo ae yang sedikit bergetar karena menangis. minho hanya bisa diam terpaku berharap suatu keajaiban muncul.

“jinki -a…jinki-a!!!!” ujar eun cha kencang. lebih tepat setengah berteriak. Minho , key dan soo ae langsung menoleh ke arah eun cha .

“jinki-a?”

“ne, dulu Hyo ri pernah mendonorkan darahnya untuk jinki, pasti darah jinki dan Hyo ri cocok!!! ommo, kenapa aku baru mengingatnya!! aish!! pabo!!” ujar eun cha seraya memukul-mukul keningnya sendiri.

Minho yang mendengar ucapan eun cha segera beranjak dari tempat duduknya. key yang melihatnya segera memanggilnya.

“odiega?” ujar key lemah.

“kemana lagi?” ujar Minho dengan wajah menegang. tangannya terkepal kencang terjuntai kebawah.key terdiam sejenak sebelum akhirnya menatap Minho tajam.

“tidak perlu.”

“ne?”

“aku saja yang menemuinya.”

***

Hyo ri terbujur lemah di ruang operasi wajahnya mulai memucat. matanya terpejam. hampir 6 jam Hyo ri berada di ruang operasi tersebut. dokter yang mengoperasinya tidak bisa berbuat banyak, karena stock darah yang berada di rumah sakit untuk golongan darah Hyo ri sangat terbatas. yang bisa dilakukan sekarang hanyalah menjalankan operasi seperti biasa, dan berdoa semoga saja Hyo ri tidak mengalami pendarahan.

***

eun hee berdiri di luar kamar jinki. matanya berputar-putar mencari akal untuk membujuk jinki keluar dari kamarnya.

“oppa!!! keluarlah!!!” ujar eun hee dengan suara putus asa.

tak ada jawaban.

eun hee menghela nafas dan menyerah. ia menjatuhkan tubuhnya di kursi yang terletak di depan kamar jinki. ia benar-benar kesal.

***

key memacu kencang mobilnya kembali ke cottage. ia tidak peduli klakson yang di bunyikan oleh para pengendara yang berada di jalan yang ia lewati atau maki-maki an yang terlontar dari bibir orang-orang yang hampir terserempet olehnya. ia tidak peduli.

yang ia pedulikan hanya satu, nyawa adiknya yang berada ditangan choi jinki. dan ia harus menemukan leei jinki secepatnya.

***

jinkiterduduk di pinggir tempat tidur. kepalanya berputar kencang. mencari-cari alasan yang tepat untuk membenci Hyo ri, dewi penyelamatnya. tetapi semakin jinkiberfikir keras,ia semakin menyadari betapa berartinya Hyo ri bagi dirinya. dan jinki semakin sulit menyangkal kenyataan itu.

panggilan eun hee terdengar di telinga jinki. tetapi jinkitidak peduli. jinki tidak mau memikirkan apapun saat ini, jinki hanya ingin bertemu Hyo ri. sangat amat ingin bertemu Hyo ri.

***

“oppa!! jika kau tidak menjawab panggilanku aku akan pulang, sekarang juga, arraseo?” ujar eun hee kencang di depan pintu kamar jinki.

lagi. tidak terdengar apapun dari dalam sana. hening.

eun hee menghela nafas panjang. matanya menatap pintu kamar jinki kesal. ia membalikkan badannya. ketika melihat sosok yang tidak ingin ia temui.

“mau apa kau kemari?” ujar eun hee dengan wajah mendongak.

key menatap eun hee tajam sekilas, sebelum akhirnya menatap pintu kamar jinki yang terletak di belakang eun hee.

“minggir”

“ne?”

“minggir!”

eun hee tersentak. ia terkejut melihat wajah key yang mulai mengeras menatapnya dengan tanga yang mengepal. eun hee menggeser tubuhnya dari pintu kamar jinki. eun hee berdiri terpaku melihat key melangkahkan kakinya menuju pintu kamar jinki.

“Lee jinki, keluar sekarang atau kulaporkan kau ke kantor polisi”

“kantor polisi?” ujar eun hee lemah.

***

jinki tersentak. suara key membuyarkan semua lamunannya. tunggu sebentar, apa yang key katakan tadi? kantor polisi?

kepala jinki berfikir cepat sebelum akhirnya ia mengingat kejadian yang terjadi di masa lalunya, masa-masa saat ia sma dan berteman akrab dengan key .

***

eun hee menatap key bingung, ia tidak mengerti dengan perkataan key . kenapa key melaporkan jinki ke kantor polisi? apa salah jinki ? apa ada sesuatu yang tidak eun he ketahui tentang jinki? apa ada sesuatu yang terlewat tentang jinki ?

***

soo ae memandang pintu ruang UGD dengan bimbang. perasaan nya kacau balau. ia benar-benar tidak mau kehilangan seseorang yang ia sayangi, seperti ia nyaris kehilangan key saat key dibawa pergi ke kantor polisi dan akan dikenakan hukuman mati karena terkena pasal pembunuhan berencana.

tidak, itu semua bukan berencana, key hanya tidak sengaja menyentuh ban mobil ibu dan ayahnya saat malam itu. malam dimana ibu dan ayah key meninggal dalam kecelakaan.

pahit sekali jika mngingat kejadian itu. dan soo ae sama sekali tidak ingin memutar kembali memori itu.

“soo ae-a, gwencana?”

soo ae sedikit tersentak ketik eun cha menyodorkan sebuah coffe kepada dirinya. ia tersenyum. yah, bukan saatnya mengingat masa lalu, saat ini saatnya berdoa dan berharap kepada tuhan, berharap keajaiban terjadi.

“ne, gwencanayo ” ujar soo ae seraya tersenyum manis.

***

Minho menatap soo ae sekilas, ia tahu soo ae merasa bimbang. dan pasti soo ae mengingat saat itu. saat-saat dimana hidupnya sangat amat kelam.

Minho menyenderkan badanya di kursi, dan menatap lurus pintu ruang operasi. masih terbayang jelas di benak nya wajah Hyo ri yang menangis tiap malam karena kedua orang tuanya meninggal. masih terbayang jelas sikap Hyo ri yang menjadi pendiam beberapa saat setelah polisi memberitahu bahwa key kakaknya sendiri diduga terlibat usaha pembunuhan kedua orangtua kandungnya.

kim Hyo ri , mengapa nasibmu sangat tragis? dan sekarang Hyo ri kembali mengalami nasib tragis untuk kesekian kalinya. dan ia tidak bisa melakukan apa-apa!!! itulah yang sangat ia benci. ia tidak bisa melakukan apa-apa saat Hyo ri kembali menjadi korban kebuasan jalan raya. ia hanya bisa diam berdiri dan melihat!!!

tuhan, kenapa kau berikan pemandangan itu padanya lagi? pemandangan dimana saat-saat tubuh orang yang ia sayang terhempas ke aspal dan mengeluarkan bercak darah.

Minho mencoba menahan semua perasaan yang bergejolak dalam dadanya. ironis. memang. ia yang sangat amat menyayangi Hyo ri hanya bisa berharap menunggu kedatangan jinki untuk mendonorkan darahnya agar Hyo ribisa melanjutkan operasinya.

apakah ini takdir? takdir yang dirancang oleh tuhan untuk menghubungkan Hyo ri dan jinki? atau takdir yang mempertegas bahwa hyo ri dan jinki saling membutuhkan?

Minho tidak tahu, yang Minho tahu. jinki, orang yang di donorkan darah nya oleh Hyo ri, sekaligus orang yang Hyo ri cintai, adalah orang yang sama yang telah menyebabkan kedua orang tua Hyo ri meninggal. dan sekarang Hyo rimembutuhkan darah nya. darah orang yang tekah membuat kedua orang tuanya meninggal.

***

jinki beranjak dari duduknya, dengan cepat ia menuju pintu kamarnya dan membukanya. terlihat key berdiri tepat di depan pintu kamarnya. menatapnya tajam. sementara ia menatap key dingin.

“apa maumu?”

“aku ingin kau ke rumah sakit.”

“untuk apa?”

“darahmu”

“mweo?”

“Hyo rikecelakaan”

***

eun hee terdiam sejenak mendengar ucapan key . sebelum akhirnya sebuah senyum dingin terpampang di wajahnya.

“adikmu yang kecelakaan kenapa oppa yang dilibatkan?”

key menoleh menatap eun hee tajam. eun hee tersentak sejenak melihat kedua mata key yang penuh kebencian.

“bukan urusan mu nona park eun hee”

***

jinki terdiam menatap key yang berdiri di hadapannya. hatinya terasa ngilu begitu terlontar perkataan bahwa Hyo ri kecelakaan.

rasa apa ini? apakah ini cinta? sepertinya begitu. aku jinki dalam hatinya. entah gerangan apa yang di fikirkan jinki, jinki menepis semua keraguan dan beban dalam hatinya. yang ada hanya Hyo ri sekarang di dalam hatinya. dan jinki yakin, seyakin -yakinnya. untuk pertama kali jinki yakin ia mencintai kim Hyo ri.

jinki meliriki key sekilas dan melangkah menjauhi key yang dengan segera diikuti key di belakangnya.

***

eun hee terdiam begitu melihat tubuh jinkimelewatinya tanpa meliriknya sedikitpun. usai sudah. eun hee tahu dengan jelas sekarang. hati jinki telah memilih. bukan dirinya. tapi Hyo ri gadis bisu itu.

dengan kesal eun hee melangkah mencoba mensejajarkan dirinya dengan jinki yang berjalan cepat – setengah berlalri- menuju mobil key . eun hee tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. ia hanya bisa menunggu kesempatan untuk mempengaruhi jinki kembali. setidaknya. agar jinki melupakan gadis itu. kim Hyo ri.

***

Minho masih terpaku menatap ruang operasi yang tak kunjung terbuka. tangannya mengepal. ia gelisah.

tuhan apakah kau akan mengambil Hyo ri? eun kecil ku?

Minho mendesah panjang. ia tahu, tidak baik berfikiran seperti itu disaat Hyo ri sendiri berjuang untuk terus bertahan hidup.

“Hyo ri-a, kumohon tetaplah hidup”

***

key terdiam menatap jalan raya yang terbentang dihadapannya. ia bena-benar tidak menyangka jinki semudah ini untuk dibawa ke rumah sakit dan mendonorkan darahnya. sekilas key melirik jinki yang duduk tepat disampingnya. wajahnya terliha tegang. key tersenyum.

baru kali ini ia melihat wajah jinki yang menegang, dan itu semua hanya karena masalah Hyo ri. Hyo ri nya.

tunggu, apa jinki merasa tegang karena key mengancam nya untuk emlaporkannya kepada polisi? ah,key tidak perduli. yang key tahu, jinki akan mendonorkan darahnya untuk Hyo ri.

***

jinki termangu menatap jalan raya dari balik jendela mobil. kembali terbayang saat -saat itu. saat-saat kelam dahulu yang sangat ingin ia lupakan.

______FLASH BACK_______

“omma , appa, wae? kalian mw kemana lagi?”

tuan dan nyonya choi menatap jinki dingin sebelum akhirnya bergegas meninggalkan jinki yang termangu menatap kepergian mereka dengan sebuah boneka di tangan kirinya.

***

“Lee jinki!!!!”

“Wae? kalian tidak membutuhkanku kan? untuk apa aku berada disini jika aku hanyalah sampah bagi kalian”

‘PLAK!’

jinki jatuh tersungkur. tamparan keras di pipinya yang diberikan tuan coi membuat bibir nya mulai mengeluarkan darah.

“aku benci kalian”

***

“waeyo jinki-a?” ujar eun hee mengelap bibir jinki . jinki menatap eun hee dingin. sementara eun hee yang melihatnya bertingkah seperti itu mengheka nafas panjang. dengan lembut eun hee memeluk tubuh jinki. jinki terdiam.

“jangan terlalu keras pada dirimu oppa… aku selalu ada disampingmu.. apapun yang terjadi.. siapapun dirimu.. aku akan tetap berada disampingmu… selamanya”

air mata jinki terjatuh mengenai pundak eun hee. jinki menangis untuk pertama kali dalam hidupnya. di depan park eun hee, sahabat masa kecilnya.

***

“waeyo joongie-a?” ujar jinki seraya mencoba memperjelas penglihatannya yang mulai rabun karena pengaruh alkohol.

“mobil itu… seperti mobil kedua orang tuaku” ujar key yang berada dibawah pengaruh alkohol.

“cih!! orangtua!! kenapa di dunia ini harus ada orang tua!!!” ujar jinki mengencangkan suaranya.

“molla yo..kaccha!!” ujar key seraya berjalan melewati mobil yang mirip dengan mobil kedua orang tuanya.

“chamkanman..” ujar jinki seraya melangkah mendekati mobil itu. sementara key menatap jinki yang berjalan sempoyongan mendekati mobil itu.

“dasar orangtua!!! kenapa selalu membuat anak mu menderita!!!” ujar jinki seraya menendang-nendang ban mobil itu. key mendekati jinki, ia berjongkok disebelah mobil itu.

“hey kau.. kau selalu setia menemani mereka berdua bepergian. kau seperti choi minho!! tidak pernah melawan dan selalu menurut semua permintaan mereka!!!!” ujar key seraya memukul -mukul ban mobil mobil itu. jinki yang melihat key , dengan cepat berjongkok dan menancapkan sebuah pisah pada ban mobil tersebut.

“kau berhutang padaku joongie-a, aku telah membunuh choi minho ” ujar jinki tertawa lebar. sementara key hanya terkekeh melihat pisau yang menancap di ban tersebut.

“kaccha!!”

***

jinki memegang kepalanya yang terasa berat karena semalam. dengan cepat jinki menyalakan tv yang berada di dalam kamarnya. wajah jinki menegang ketika di lihatnya mobil yang sama dengan yang semalam terlihat hancur tidak berbekas.

‘ pasangan suami istri kim eun so dan kim jae won tewas dalam kecelakaan mobil’

‘deg’

hati jinki mencelos. kedua nama tersebut adalah nama orang tua key . dan kini ia merasa berdosa, karena telah membunuh kedua orang tua key . meski tidak sengaja.

***

________END OF FLASHBACK_____

jinki memegang keningnya yang terasa berdenyut-denyut. ia tidak menyangka bahwa key akan mengingatkan kembali dirinya dengan kejadian itu. kejadian yang sangat ingin ia lupakan.

ah,Hyo ri ironis. jinki jatuh cinta pada Hyo ri. anak dari kedua manusia yang telah ia bunuh.

***

“bagaimana keadaan Hyo ri?”

eun cha, Minho dan soo ae menoleh ke arah suara tersebut. key terlihat berjalan pelan sementara dibelakangnya terlihat eun hee.

“masih kritis, kenapa kau bawa makhluk itu kesini?” ujar eun cha menatap eun hee sinis. sementara eun hee menatap eun cha tajam.

“sudahlah, bukan waktunya berdebat!! chagiya, dimana jinki ? bagaimana apakah ia mau membantu?”

key tersenyum tenang.

“dia berada di dalam, apakah kalian tidak sadar?”

***

jinki terbaring di sebelah tubuh Hyo ri yang terlihat memucat di sebelahnya. matanya terpejam.

jinki menyesal, mengapa ia baru datang sekarang, mengapa ia harus menuruti semua ego nya. mengapa ia baru tahu sekarang.

“mianhae, sekarang saatnya melakukan pembiusan”

jinki tersentak ketika seorang suster memegang lengannya dan bersiap menyuntikkan sesuatu ke arahnya.

“chamkanman.”

jinki mengeluarkan sebuah kalung. kalung yang sama yang diberikan Hyo ri dulu kepadanya di dalam ruang operasi yang sama.

“tolong letakkan ini ditangannya.”

suster itu terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan meraih kalung itu dari tangan jinki.

“ne”

detik berikutnya jinki merasa dirinya mengantuk. sangat amat mengantuk.

***

“pulanglah jinki-a.. sudah hampir 3 hari kau terjaga seperti ini”

sebuah sentuhan lembut membuat jink imenoleh ke arah suara itu. eun cha menatap jinki cemas. jinki menggeleng pelan.

“anni, aku ingin tetap disini” ujar jinki seraya menatap Hyo ri yang terbaring di kasur. tangan jinki menggemgam jemari Hyo ri yang lemah.

“jinki-a…”

“gwencanayo”

eun cha menghela nafas sebelum akhirnya keluar dari kamar hyo ri yang langsung disambut oleh soo ae yang sedang memegang coffe.

“waeyo eun cha-a?”

“jinki-a, dia tidak mau pulang. aish!! aku khawatir padanya, hampir 3 hari ia selalu terjaga dan menatap Hyo ri. makanan pun tidak ia sentuh. hanya sesekali menyentuh coffe yang terletak di dalam ruangan itu. bagaimana jika tubuhnya melemah??”

soo ae menatap eun cha sejenak sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju kamar Hyo ri .

***

‘CKLEK’

jinki menoleh. dilihatnya soo ae tersenyum sambil membawa secangkir coffe di tangan kirinya. dengan pelan soo ae melangkah memasuki kamar Hyo ri.

“bagaimana keadaannya?”

“masih sama seperti kemarin. “

“arra..”

soo ae menatap jinki yang menatap Hyo ri dengan tulus. terlihat ketenangan di wajah jinki. ketenangan yang selama ini terpancar dari seorang choi jinki yang ia kenal soo ae menghela nafas.

“jinki-a..”

“ne?”

“pulanglah..”

“anni”

“jika kau seperti ini terus keadaanmu akan memburuk, apa yang akan Hyo ri fikirkan jika ia tersadar dan melihat mu dalam keadaan seperti ini?”

jinki tediam. soo ae mengelus pelan punggung jinki.

“kaccha pulang lah. istirahat”

“tapi..”

“biar aku yang menjaganya..”

“soo ae-a..”

“arraseo, arraseo jika Hyo risadar kau orang pertama yang kuberitahu”

jinkitertawa sejenak sebelum menatap Hyo ri kembali.

“arraseo, keudae, aku akan pulang. tapi nanti malam aku akan kesini lagi”

soo ae tersenyum. yang dibalas jinki dengan senyum yang tulus. jinki menatap Hyo ri kembali.

“aku pulang sebentar Hyo ri-a, aku pasti akan kembali. aku janji”

***

soo ae menatap punggung jinki yang menghilang ditelan pintu kamar Hyo ri. soo ae menatap Hyo ri sambil tersenyum. dengan lembut di sentuhnya lengan jemari Hyo ri.

“kau lihat Hyo ri-a? dia menantimu. karena itu cepatlah bangun. semua orang merindukan mu”

***

jinki meregangkan tubuhnya ketika melangkahkan kakinya keluar dari kamar Hyo ri. rasanya badannya pegal sekali. ia baru menyadari bahwa ia terjaga selama 3 hari. dan itu semua karena Hyo ri.

jinki tersenyum kecil. operasi Hyo ri berjalan lancar, dan sekarang hanya tinggal menunggu Hyo ri sadar. saat itu, jinki akan langsung meminta Hyo ri untuk menikahi nya. dan membatalkan pertunangannya dengan eun hee.

tunggu. pertunangannya dengan eun hee. jinki hampir saja lupa. dengan cepat di raihnya hp yang terletak di celananya. disaat yang bersamaan, hp nya berdering.

“yoboseyo?”

‘jinki-a..dimana kau sekarang’

“rumah sakit seoul nyonya park, waeyo?”

‘jinki-a, cpatlah ke mari. eun hee-a.. penyakit jantung eun hee kambuh’

“mweo?”

‘eun hee berada di ugd rumah sakit Rumah Sakit Yonsei Severance’

“agashimnida..aku akan segera kesana”

***

Minho melangkahkan baru saja melangkahkan kakinya keluar dari mobil ketika dilihatnya mobil jinki melaju kencang di parkiran rumah sakit.

Minho menatap mobil jinki yang menjauh dengan heran.

“ada apa lagi?”

***

mobil jinki melaju kencang. jinki tidak perduli dengan keadaan sekitanya. park eun hee, sahabat kecilnya itu, orang yang selalu berada disampingnya. saat ini tebraring lemah di UGD Rumah Sakit Yonsei Severance.

jinki memegang kepalanya yang terasa berat. ia benar-benar lelah, baru saja satu masalah selesai sekarang kembali muncul satu masalah. dan ia benar-benar bodoh, ia lupa bahwa eun hee memiliki kelainan jantung sejak kecil.

Lee i jinki, kenapa kau begitu bodoh? kenapa kau lupa tentang eun hee? jinkiberfikir keras dan tanpa ia sadari ia telah melewati lampu merah. mobil nya masih melaju kencang , sementara jinki tidak menyadari sebuah bus sedang melaju dengan kecepatan yang sama berlawanan arah dengannya.

sebuah klakson menyadarkan jinkidari lamunannya, jinki menatap bus yang mendekatinya dengan panik dan berusaha memutar kemudi mobilnya.

‘BRUK!!!’

terlambat. mobil jinki terpental beberapa puluh meter dari tempatnya semula. dan jinki merasakan pandangannya gelap seketika.

***

‘jinki-a..’

Hyo ri membuka kedua matanya. nyeri, itulah yang ia rasakan pertama kali. Hyo ri mencoba bangun ketika dirasakannya seluruh tenaga seperti hilang. Hyo ri tidak bisa melakukan apa-apa. hanya bisa membuka matanya. ditatapnya soo ae yang berada di sampingnya, sedang tertidur, sambil menggemgam tangannya.Hyo ri tersenyum kecil.

‘ia tidak berada disini’

sedikit pilu rasanya. orang yang terfikirkan olehnya pertama kali saat ia membuka matanya bukan orang yang berada disampingnya.

‘BRAKK’

“soo ae -a!!”

Hyo ri menoleh ke arah asal suara, Minho berdiri dengan nafas tersengal-sengal.

‘waeyo?’

***

soo ae terbangun dari tidurnya ketika ia merasa seseorang memanggilnya. dengan cepat ia mengucek kedua matanya dan menatap Minho yang berdiri tepat di pintu kamar Hyo ri .

“waeyo Minho -a?”

“jinki-a..”

“wae?”

“jinki-a, kecelakaan!!!”

***

jantung Hyo ri terasa berdetik berdetak. matanya menatap Minho tajam.

‘jinki-a? kecelakaan?’

***

soo ae bergegas berdiri menghampiri Minho ketika ia merasakan genggaman kuat di tangannya. soo ae menoleh ke arah Hyo ri.

“Hyo ri-a… kau sudah sadar?”

Hyo ri terdiam. matanya menatap Minho tajam. Minho yang menyadari ucapan soo ae menatap Hyo ri bingung.

“Hyo ri-a..”

Hyo rimasih terdiam menatap Minho.

“apakah.. kau mendengar semuanya??”

Hyo ri menoleh ke arah soo ae yang menatapnya cemas. hati soo ae mencelos ketika sebuah air mata tergulir dari mata Hyo ri yang menatapnya kosong.

“Hyo ri-a…”

TBC



No comments:

Post a Comment