5.01.2011

Silence if silence part 7


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15

Pagi telah tiba. Tetapi matahari belum menampakkan wajahnya. Hyo ri berdiri di tepi danau. Sendiri. Menatap danau. Dan menunggu kehadiran matahari. Kepalanya terus berputar –putar.
Kejadian kemaren cukup membuat nya tidak berani menampakkan wujud nyaris seharian. Hyo ri mengurung diri di dalam kamar. Hanya eun cha, soo ae , key dan minho yang senantiasa menemaninya.



Hyo ri kembali teringat semua kejadian masa lalunya. Semua kejadian yang selalu ia pendam selama ini dan ingin ia lupakan.
Tetapi , tidak bisa. Meski ia mencoba melupakannya, bukti nyata kejadian itu masih tersisa di diri hyo ri.
Kebisuannya.
***
Jinki termenung di tempat tidurnya. Nyaris semalaman matanya terbuka. Hy o ri gadis bisu itu yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak.
Jinki benar-benar merasa bersalah terhadap hyo ri. Ia terlalu egois sehingga tidak menyadari kenapa gadis itu tidak meminta maaf padanya sedikit.
Bukan, bukan tidak meminta maaf. Tapi shiwon tidak pernah memberikan kesempatan pada hyo ri untuk meminta maaf. Tidak sedikitpun.
Kembali hati Jinki terasa mencelos. Kim hyo ri, gadis manis berambut panjang yang selalu di kuncir kuda itu memenuhi kepala dan fikirannya.
Jinki menghela nafas. Ditatapnya notes hyo ri yang tergeletak di sisi kasurnya. Tak sampai hati Jinki dan membayangkan kehidupan yang dijalani gadis itu selama ini.
Hidup di dunia yang penuh hingar bingar, penuh canda tawa serta suara-suara. Tetapi gadis itu sendiri tidak bisa bersuara. Tidak bisa berkata. Kata. Hanya melalui sebuah notes gadis itu bisa menyampaikan apa yang ia pikir dan rasakan.
Gadis itu berbeda dengannya. Terlalu berbeda. Jinki yang selama ini bisa mengungkapkan apa yang ia rasa dengan benar selalu enggan berkata-kata. Jinki selalu diam dan cenderung menjauhi keramaian.
Hyo ri? Gadis itu justru berusaha mencari keramaian. Agar semua orang dapat melihat dirinya. Dan mengingat dirinya. Meski tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya yang mungil itu.
Jinki kembali menghela nafas panjang. Diraihnya notes yang terletak disisi kasurnya, dengan cepat Jinki berjalan menuju keluar kamar. Terlalu penat baginya untuk tetap berada di dalam kamar.
***
Hyo ri menutup matanya. Pagi ini dingin. Sangat dingin. Hyo ri memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya. Rasanya ingin berteriak. Tapi lagi-lagi tidak mungkin. Suaranya tercekat.
Ia kembali teringat kejadian itu. Kejadian masa lalu detik-detik dirinya kehilangan suaranya. Detik-detik dimana nyawa seseorang dipertaruhkan. Dan hyo ri menyelamatkannya.
——–FLASH BACK————
“KEY!!”
Minho menatap key geram. Key menatap hyo ri dan minho yang jatuh terduduk di sisi jalan dengan dingin.
“apa lagi?”
Hyo ri tergidik. Inikah sosok kakaknya selama ini? Kakak yang selalu ia banggakan di depan semua orang? Kakak yang selalu ia sayangi dan ia cintai? Kakak yang selalu tersenyum hangat jika melihat hyo ri tertawa? Kakak yang selalu melindungi hyo ri? Inikah kim kibum?
“oppa…”
Key menatap hyo ri. Ada luka di mata hyo ri. Key terdiam sejenak, mata key melunak. Tetapi kembali mengeras ketika menatap minho.
“bawa pulang hyo ri, itu tugas mu. ‘tuan muda’ minho”
Minho terdiam melihat sikap key . Ia mengerti. Key memang membencinya. Sangat membencinya. Dan ia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghilangkan kebencian key padanya. Karena satu-satunya cara ia harus lenyap dari dunia ini. Hanya itu.
Key melangkah meninggalkan minho dan hyo ri yang terpaku menatap sosok key dari sisi jalan. Dengan segala macam rasa benci dan iri key meninggalkan hyo ri dan minho.
Yah, key membenci minho. Sangat membencinya. Kenapa choi minho harus hadir dalam kehidupannya yang bahagia? Kenapa choi minho harus menjadi anak pintar? Kenapa choi minho harus selalu dibanggakan ? key adalah anak tertua dalam keluarga itu,tetapi kenapa harus selalu minho dan minho serta minho yang selalu diandalkan??? Apakah ia tak punya arti dalam keluarga itu??
Key terus melangkah menyebrangi jalan tanpa menghiraukan apapun yang ada di depannya. Tanpa ia sadari sebuah cahaya melintas mendekatinya.
“ OPPAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Key terpaku. Menatap cahaya itu tidak bergerak. Hanya suara hyo ri yang ia dengar. Suara jerit hyo ri. Adik tersayangannya.
‘BRUK!’
Key membuka matanya. Apakah ia sudah mati? Digerakkan tangannya. Tidak. Ia tidak mati. Ia masih bisa merasakan seluruh tubuhnya bergerak.
Dengan perlahan key duduk menatap pemandangan di depannya.minho terduduk di jalan. Dan key terduduk di sisi jalan. Sementara di sisi seberang terlihat hyo ri berdiri dengan wajah pucat.
Key menatap minho yang telrihat pucat. Kenapa? Kenapa minho orang yang ia benci harus menolongnya?? Kenapa????
Minho terduduk dijalan. Kakinya bergetar. Sempat dirasakan aroma kematian mendekatinya. Jantungnya berdebar kencang. Apa yang ia pikirkan????
Tubuh nya serasa bergerak tanpa di komando begitu melihat key yang diam mematung di tengah jalan memandangi mobil yang melintas menuju ke arahnya.
Gilakah dia? Tidak. Minho tidak gila. Hanya saja ia merasa itu yang harus ia lakukan.
Minho mendongakkan kepalanya menatap key disisi jalan. Terlihat wajah pucat key perlahan berona. Key selamat. Dan minho lega akan hal itu.
Hyo ri menatap punggung minho yang perlahan mulai beringsut dri tempatnya. Hyo ri menghela nafas begitu menyadari key dan minho baik-baik saja.
Tetapi, entah kenapa mata hyo ri menoleh ke sisi kanan minho . Seketika wajah hyo ri memucat. Sebuah truk sedang melintas kearah minho Sedang minho belom menyadarinya.
Entah apa yang membuat hyo ri begitu berani, kaki hyo ri melangkah mendekati minho. Dengan sekuat tenaga hyo ri mendekati minho. Dengan cepat hyo ri mendorong tubuh minho menjauhi nya. Sangat kencang.
‘BRUKK’
Hyo ri terjatuh di aspal jalan. Sementara minho terlempar ke sisi jalan, tepat disebelah key.
Hyo ri sempat merasakan sebuah cahaya mendekatinya.
‘apa itu?’
Detik berikutnya hyo ri sudah tidak mengingat apa-apa. Hanya gelap dan sebuah suara tubrukan yang mengerikan bergaung-gaung ditelinganya.
———END of FLASH BACK——–
Air mata hyo ri mengalir. Luka itu terbuka kembali. Ia kembali mengingat hal pertama yang ia sadari ketika membuka mata adalah kehilangan suaranya. Suaranya tidak mau keluar meski hyo ri berteriak. Teriakannnya hilang ditelan sunyi.
Dan mulai sejak itu hyo ri hidup dalam kesunyian.
***
Jinki terdiam di pintu cottage menatap gadis yang berdiri di tepi danau. Seribu pertanyaan terlintas di kepalanya. Beserta perasaan bersalah dan menyesal yang sangat dalam.
“kim hyo ri, sedang apa kau?”
***
Hyo ri terdongak begitu merasa sesuatu yang hangat dan bersinar menerpa wajahnya.
‘matahari’
Hyo ri menatap mentari yang seperti masih malu-malu menampakkan wujudnya dengan semangat. Yah hyo ri memang sangat menyukai mentari.
Dengan wajah terdongak ke atas hyo ri memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya.
‘selamat datang matahari’
***
Jinki tercengang. Hyo ri sedang merentangkan tangannya di depan danau. Jantung Jinki berdegup kencang. Ia khawatir. Apa hyo ri berniat untuk bunuh diri????
Tanpa Jinki perintah kaki Jinki melangkah cepat menuju hyo ri yang sedang merentangkan tangannya di depan danau. Hanya ada satu tujuan di kepala Jinki . Menangkap hyo ri cepat cepat.
Hyo ri masih memejamkan mata ketika dirasakannya sesuatu datang mendekatinya.hyo ri menoleh.
‘BRUKK’
Detik berikutnya hyo ri merasa hangat dan nyaman. Jauh lebih nyaman dibanding ketika memejamkan mata di hadapan matahari yang berangsur terbit.
Jinki mendekap erat tubuh hyo ri. Jantungnya berdebar. Entah kenapa ia merasa sangat takut tubuh yang sedang ia dekap ini menghilang dari hadapannya. Berubah menjadi sosok tubuh yang tak bernyawa.
“mianhae hyo ri-a, mianhae..”
***
hyo ri terdiam.
‘jinki? Jinki kah yang memeluknya?’
Mata hyo ri yang hitam ngejerjap-ngerjap. Tangannya yang lentik dengan pelan mendorong tubuh yang sedang memeluknya.
hyo ri terdiam.
‘jinki-a?’
***
Nafas Jinki masih memburu. Jantungnya masih berdetak kencang. Hyo ri menatapnya bingung. Jinki menatap hyo ri khawatir.
“jangan melakukan hal itu lagi..kumohon.”
Mulut hyo ri terbuka seperti hendak mengatakan sesuatu. Tidak. Tidak jadi.hyo ri tahu keterbatasannya. Dengan cepat di rogohnya sakunya. Tidak ada. Notesnya tidak ada.
“ini yang kau cari?”
Jinki menatap gadis kecil di depannya dengan hati-hati. Seakan gadis di depan adalah kaca yang retak dan mudah pecah kapanpun. Tangan Jinki terjulur kearah gadis itu. Menyodorkan sebuah notes. Notes yang tertinggal pada Jinki secara tidak sengaja karena kejadian kemaren.
Gadis itu menatap Jinki bingung. Matanya berbina-binar.
‘deg’
Jantung Jinki berdebar. Dapat dirasakan muka Jinki memerah. Cantik. Sangat cantik. Gadis dihadapannya ini, gadis yang ia benci sekaligus gadis yang membuatnya simpati sangat cantik. Gadis yang bernama kim hyo ri.
Tidak henti-hentinya Jinki memandangi wajah hyo ri yang mengerjap-ngerjap menatap Jinki bingung.
Jinki menghela nafas. Ternyata dirinya memang bodoh selama ini. Dirinya terlalu jahat untuk menyadari bahwa hyo ri adalah gadis yang manis dan mempunyai mata yang sangat indah.
***
Hyo ri mengambil notes yang terjulur dari tangan Jinki . Sekilas hyo ri menatap Jinki yang sedang memandang dirinya.
Seketika wjaah hyo ri memerah. Ia dapat merasakan wajahnya memanas. Jantungnya berdebar kencang.
‘kenapa kau menatapku seperti itu jinki-a ‘
Dengan kikuk hyo ri menulis sesuatu di notesnya.
‘kenapa tiba-tiba meminta maaf padaku shi won-a? kau tidak punya salah apa-apa padaku tidak ada yang perlu dimaafkan kan?’
Jinki membaca notes hyo ri. Hatinya mencelos. Ternyata memang benar. Gadis ini gadis baik. Bukan seperti yang ia fikirkan selama ini. Bahkan gadis ini tidak mempermasalahkan sikap shi won kemaren yang cenderung mempermalukannya di muka semua orang.
Ah, Jinki memang menyesal. Sangat menyesal.
“sikapku padamu kemaren keterlaluan. Mianhae..”
‘andwe. Tidak usah di pikirkan’
Hyo ri tersenyum. Jinki terdiam menatap hyo ri yang terlihat begitu bersinar. Entah perasaan apa yang menghinggapi Jinki , hanya rasanya Jinki merasa sangat nyaman di dekat hyo ri. Dan Jinki berharap waktu berhenti. Meski hanya saat ini saja.
“sedang apa kau disini? Kenapa kau tadi seperti ingin menceburkan dirimu ke danau? Kau ingin bunuh diri???”
Hyo ri menatap Jinki heran. Jinki menatap wajah hyo ri yang sedang menatapnya. mata hyo ri membesar.
‘bunuh diri?’
“loh, bukannya kamu henda bunuh diri disini? Aku lihat kau merentangkan tanganmu seperti hendak menceburkan dirimu kedalam danau”
hyo ri terdiam menatap Jinki bingung.
‘dia pikir aku mau bunuh diri?’
Seketika hyo ri tertawa hingga membungkuk-bungkuk memegang perutnya. Meski tidak ada satu suara pun terdengar dari mulutnya yang tebuka lebar.
Jinki yang melihat tingkah hyo ri langsung merasakan wajahnya memerah. Hyo ri semakin kencang memegangi perutnya yang sakit karena melihat wjaah shi won memerah.
‘ommo, imut sekali wajahnya yang memerah’
‘aku tidak bunuh diri, kau pikir untuk apa aku bunuh diri’
“er,, aku pikir, kau… err..”
‘sakit hati karena perkataan mu kemaren?’
Jinki terdiam. Ditatapnya wajah hyo ri yang sedang tersenyum menatapnya. ada luka terlihat disana.
“mianhae..”
Hyo ri tertawa kembali. Di pukulnya pelan lengan Jinki sehingga Jinki terkaget.
‘aku bukan tipe wanita yang frustasi hanya karena seseorang menghina ku’
Jinki terdiam. Dalam hati shi won menyetujui ucapan hyo ri. Tentu jika hal itu tidak benar hyo ri tidak mungkin berada disini. Jauh sebelum ia mereka bertemu.
“lalu apa yang sebenarnya kau lakukan?”
‘memeluk matahari.’
“ne?”
‘aku sedang berbicara kepada matahari’
***
Minho terbangun. Dengan malas ia duduk di atas tempat tidurnya. Dengan wajah yang masih ngantuk junsu menoleh kea rah tempat tidur sebelahnya. Kosong.
“Jinki a?”
***
“berbicara pada matahari?”
‘ne’
“bagaimana caranya?”
Hyo ri tersenyum. Ia marentangkan kedua tangannya dan menghadap matahari dengan mata terpejam. Ia tersenyum.
‘trimakasih matahari, karena kau aku bisa bersama nya disini. Berbicara sebagai kawan untuk pertama kalinya. Tanpa rasa benci’
Shi won terdiam melihat tingkah hyo ri. Wajah putih hyo ri yang putih terlihat merona dibawa sinar matahari pagi yang hangat.
Seketika wajah putih itu menoleh kearah Jinki , dengan segera muka Jinki memerah. Untuk kedua kalinya dalam hari ini.
Jinki menatap hyo ri yang sedang tersenyum menatapnya sambil mengagguk-anggukkan kepalanya.
Dengan enggan Jinki mengikuti hal yang dilakukan hyo ri. Memeluk matahari.
***
Eun hee terbangun ketika ia meraskaan sinar matahari memasuki kamarnya. Dengan enggan eun hee meringsut berjalan menuju jendela kamarnya.
Eun hee terdiam ketika ia melihat pemandangan yang sangat menyesakkan hatinya.
“kenapa oppa dekat-dekat dengan gadis tidak punya malu itu?”
***
‘bagaimana?’
Jinki menatap hyo ri. Senyum lembut dan hangat terpasang di wajahnya. Yang membuat wajah hyo ri merona.
“hangat”
‘ne. karena itu akus angat menyukai matahari. Ia adalah temanku’
“teman?”
‘ne. ia adalah temanku yang mempunyai keadaan yang sama denganku’
“maksudmu?”
‘ia tidak dapat berbicara.’
***
minho berjalan keluar kamar. Dengan resah dilangkahkan kakinya menuju pintu luar cottage. Perasaannya sangat tidak enak. Benar-benar tidak enak.
***
Jinki terdiam ketika membaca notes hyo ri. Rasa bersalah dan menyesal kembali mendera-dera di dalam hatinya. Hyo ri yang melihat Jinki tersenyum manis. Yang membuat Jinki melupakan perasaan itu sejenak.
‘kau tahu aku sangat menyukai matahari, apa kau menyukainya?’
Jinki terdiam. Mana mungkin seorang Lee jinki sempat memikirkan hal itu. Jinki selama ini selalu disibukkan dengan deretan angka yang tertera di meja kerja nya. Bahkan untuk menyadari kehadiran matahari saja tidak sempat.
“memang nya kenapa?”
‘karena matahari selalu membuat orang lain hangat, ia selalu memancarkan sinarnya dan membuat orang bahagia dan nyaman. Meski tidak berbicara sepatah katapun. Aku berharap suatu saat aku akan seperti dia’
Hyo ri menatap Jinki lembut.
‘seperti matahari.’
***
Jinki terdiam. Hatinya berdebar kencang. Gadis di hadapannya benar –benar gadis baik dan ia dapat merasakan hal itu.
Diam-diam Jinki mulai berjanji di dalam hatinya, apapun yang terjadi ia akan melindungi hyo ri. Untuk menebus semua perkataannya kemarin. Ia akan melakukan apapun untuk hyo ri. Apapun. Meski ia harus mengorbankan segalanya.
Tanpa hyo ri dan Jinki sadari.minho menatap mereka dari balik pintu cottage. wajah minho menegang.
To Be Countinued…

0 komentar:

Post a Comment

5.01.2011

Silence if silence part 7


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15

Pagi telah tiba. Tetapi matahari belum menampakkan wajahnya. Hyo ri berdiri di tepi danau. Sendiri. Menatap danau. Dan menunggu kehadiran matahari. Kepalanya terus berputar –putar.
Kejadian kemaren cukup membuat nya tidak berani menampakkan wujud nyaris seharian. Hyo ri mengurung diri di dalam kamar. Hanya eun cha, soo ae , key dan minho yang senantiasa menemaninya.



Hyo ri kembali teringat semua kejadian masa lalunya. Semua kejadian yang selalu ia pendam selama ini dan ingin ia lupakan.
Tetapi , tidak bisa. Meski ia mencoba melupakannya, bukti nyata kejadian itu masih tersisa di diri hyo ri.
Kebisuannya.
***
Jinki termenung di tempat tidurnya. Nyaris semalaman matanya terbuka. Hy o ri gadis bisu itu yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak.
Jinki benar-benar merasa bersalah terhadap hyo ri. Ia terlalu egois sehingga tidak menyadari kenapa gadis itu tidak meminta maaf padanya sedikit.
Bukan, bukan tidak meminta maaf. Tapi shiwon tidak pernah memberikan kesempatan pada hyo ri untuk meminta maaf. Tidak sedikitpun.
Kembali hati Jinki terasa mencelos. Kim hyo ri, gadis manis berambut panjang yang selalu di kuncir kuda itu memenuhi kepala dan fikirannya.
Jinki menghela nafas. Ditatapnya notes hyo ri yang tergeletak di sisi kasurnya. Tak sampai hati Jinki dan membayangkan kehidupan yang dijalani gadis itu selama ini.
Hidup di dunia yang penuh hingar bingar, penuh canda tawa serta suara-suara. Tetapi gadis itu sendiri tidak bisa bersuara. Tidak bisa berkata. Kata. Hanya melalui sebuah notes gadis itu bisa menyampaikan apa yang ia pikir dan rasakan.
Gadis itu berbeda dengannya. Terlalu berbeda. Jinki yang selama ini bisa mengungkapkan apa yang ia rasa dengan benar selalu enggan berkata-kata. Jinki selalu diam dan cenderung menjauhi keramaian.
Hyo ri? Gadis itu justru berusaha mencari keramaian. Agar semua orang dapat melihat dirinya. Dan mengingat dirinya. Meski tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya yang mungil itu.
Jinki kembali menghela nafas panjang. Diraihnya notes yang terletak disisi kasurnya, dengan cepat Jinki berjalan menuju keluar kamar. Terlalu penat baginya untuk tetap berada di dalam kamar.
***
Hyo ri menutup matanya. Pagi ini dingin. Sangat dingin. Hyo ri memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya. Rasanya ingin berteriak. Tapi lagi-lagi tidak mungkin. Suaranya tercekat.
Ia kembali teringat kejadian itu. Kejadian masa lalu detik-detik dirinya kehilangan suaranya. Detik-detik dimana nyawa seseorang dipertaruhkan. Dan hyo ri menyelamatkannya.
——–FLASH BACK————
“KEY!!”
Minho menatap key geram. Key menatap hyo ri dan minho yang jatuh terduduk di sisi jalan dengan dingin.
“apa lagi?”
Hyo ri tergidik. Inikah sosok kakaknya selama ini? Kakak yang selalu ia banggakan di depan semua orang? Kakak yang selalu ia sayangi dan ia cintai? Kakak yang selalu tersenyum hangat jika melihat hyo ri tertawa? Kakak yang selalu melindungi hyo ri? Inikah kim kibum?
“oppa…”
Key menatap hyo ri. Ada luka di mata hyo ri. Key terdiam sejenak, mata key melunak. Tetapi kembali mengeras ketika menatap minho.
“bawa pulang hyo ri, itu tugas mu. ‘tuan muda’ minho”
Minho terdiam melihat sikap key . Ia mengerti. Key memang membencinya. Sangat membencinya. Dan ia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghilangkan kebencian key padanya. Karena satu-satunya cara ia harus lenyap dari dunia ini. Hanya itu.
Key melangkah meninggalkan minho dan hyo ri yang terpaku menatap sosok key dari sisi jalan. Dengan segala macam rasa benci dan iri key meninggalkan hyo ri dan minho.
Yah, key membenci minho. Sangat membencinya. Kenapa choi minho harus hadir dalam kehidupannya yang bahagia? Kenapa choi minho harus menjadi anak pintar? Kenapa choi minho harus selalu dibanggakan ? key adalah anak tertua dalam keluarga itu,tetapi kenapa harus selalu minho dan minho serta minho yang selalu diandalkan??? Apakah ia tak punya arti dalam keluarga itu??
Key terus melangkah menyebrangi jalan tanpa menghiraukan apapun yang ada di depannya. Tanpa ia sadari sebuah cahaya melintas mendekatinya.
“ OPPAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Key terpaku. Menatap cahaya itu tidak bergerak. Hanya suara hyo ri yang ia dengar. Suara jerit hyo ri. Adik tersayangannya.
‘BRUK!’
Key membuka matanya. Apakah ia sudah mati? Digerakkan tangannya. Tidak. Ia tidak mati. Ia masih bisa merasakan seluruh tubuhnya bergerak.
Dengan perlahan key duduk menatap pemandangan di depannya.minho terduduk di jalan. Dan key terduduk di sisi jalan. Sementara di sisi seberang terlihat hyo ri berdiri dengan wajah pucat.
Key menatap minho yang telrihat pucat. Kenapa? Kenapa minho orang yang ia benci harus menolongnya?? Kenapa????
Minho terduduk dijalan. Kakinya bergetar. Sempat dirasakan aroma kematian mendekatinya. Jantungnya berdebar kencang. Apa yang ia pikirkan????
Tubuh nya serasa bergerak tanpa di komando begitu melihat key yang diam mematung di tengah jalan memandangi mobil yang melintas menuju ke arahnya.
Gilakah dia? Tidak. Minho tidak gila. Hanya saja ia merasa itu yang harus ia lakukan.
Minho mendongakkan kepalanya menatap key disisi jalan. Terlihat wajah pucat key perlahan berona. Key selamat. Dan minho lega akan hal itu.
Hyo ri menatap punggung minho yang perlahan mulai beringsut dri tempatnya. Hyo ri menghela nafas begitu menyadari key dan minho baik-baik saja.
Tetapi, entah kenapa mata hyo ri menoleh ke sisi kanan minho . Seketika wajah hyo ri memucat. Sebuah truk sedang melintas kearah minho Sedang minho belom menyadarinya.
Entah apa yang membuat hyo ri begitu berani, kaki hyo ri melangkah mendekati minho. Dengan sekuat tenaga hyo ri mendekati minho. Dengan cepat hyo ri mendorong tubuh minho menjauhi nya. Sangat kencang.
‘BRUKK’
Hyo ri terjatuh di aspal jalan. Sementara minho terlempar ke sisi jalan, tepat disebelah key.
Hyo ri sempat merasakan sebuah cahaya mendekatinya.
‘apa itu?’
Detik berikutnya hyo ri sudah tidak mengingat apa-apa. Hanya gelap dan sebuah suara tubrukan yang mengerikan bergaung-gaung ditelinganya.
———END of FLASH BACK——–
Air mata hyo ri mengalir. Luka itu terbuka kembali. Ia kembali mengingat hal pertama yang ia sadari ketika membuka mata adalah kehilangan suaranya. Suaranya tidak mau keluar meski hyo ri berteriak. Teriakannnya hilang ditelan sunyi.
Dan mulai sejak itu hyo ri hidup dalam kesunyian.
***
Jinki terdiam di pintu cottage menatap gadis yang berdiri di tepi danau. Seribu pertanyaan terlintas di kepalanya. Beserta perasaan bersalah dan menyesal yang sangat dalam.
“kim hyo ri, sedang apa kau?”
***
Hyo ri terdongak begitu merasa sesuatu yang hangat dan bersinar menerpa wajahnya.
‘matahari’
Hyo ri menatap mentari yang seperti masih malu-malu menampakkan wujudnya dengan semangat. Yah hyo ri memang sangat menyukai mentari.
Dengan wajah terdongak ke atas hyo ri memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya.
‘selamat datang matahari’
***
Jinki tercengang. Hyo ri sedang merentangkan tangannya di depan danau. Jantung Jinki berdegup kencang. Ia khawatir. Apa hyo ri berniat untuk bunuh diri????
Tanpa Jinki perintah kaki Jinki melangkah cepat menuju hyo ri yang sedang merentangkan tangannya di depan danau. Hanya ada satu tujuan di kepala Jinki . Menangkap hyo ri cepat cepat.
Hyo ri masih memejamkan mata ketika dirasakannya sesuatu datang mendekatinya.hyo ri menoleh.
‘BRUKK’
Detik berikutnya hyo ri merasa hangat dan nyaman. Jauh lebih nyaman dibanding ketika memejamkan mata di hadapan matahari yang berangsur terbit.
Jinki mendekap erat tubuh hyo ri. Jantungnya berdebar. Entah kenapa ia merasa sangat takut tubuh yang sedang ia dekap ini menghilang dari hadapannya. Berubah menjadi sosok tubuh yang tak bernyawa.
“mianhae hyo ri-a, mianhae..”
***
hyo ri terdiam.
‘jinki? Jinki kah yang memeluknya?’
Mata hyo ri yang hitam ngejerjap-ngerjap. Tangannya yang lentik dengan pelan mendorong tubuh yang sedang memeluknya.
hyo ri terdiam.
‘jinki-a?’
***
Nafas Jinki masih memburu. Jantungnya masih berdetak kencang. Hyo ri menatapnya bingung. Jinki menatap hyo ri khawatir.
“jangan melakukan hal itu lagi..kumohon.”
Mulut hyo ri terbuka seperti hendak mengatakan sesuatu. Tidak. Tidak jadi.hyo ri tahu keterbatasannya. Dengan cepat di rogohnya sakunya. Tidak ada. Notesnya tidak ada.
“ini yang kau cari?”
Jinki menatap gadis kecil di depannya dengan hati-hati. Seakan gadis di depan adalah kaca yang retak dan mudah pecah kapanpun. Tangan Jinki terjulur kearah gadis itu. Menyodorkan sebuah notes. Notes yang tertinggal pada Jinki secara tidak sengaja karena kejadian kemaren.
Gadis itu menatap Jinki bingung. Matanya berbina-binar.
‘deg’
Jantung Jinki berdebar. Dapat dirasakan muka Jinki memerah. Cantik. Sangat cantik. Gadis dihadapannya ini, gadis yang ia benci sekaligus gadis yang membuatnya simpati sangat cantik. Gadis yang bernama kim hyo ri.
Tidak henti-hentinya Jinki memandangi wajah hyo ri yang mengerjap-ngerjap menatap Jinki bingung.
Jinki menghela nafas. Ternyata dirinya memang bodoh selama ini. Dirinya terlalu jahat untuk menyadari bahwa hyo ri adalah gadis yang manis dan mempunyai mata yang sangat indah.
***
Hyo ri mengambil notes yang terjulur dari tangan Jinki . Sekilas hyo ri menatap Jinki yang sedang memandang dirinya.
Seketika wjaah hyo ri memerah. Ia dapat merasakan wajahnya memanas. Jantungnya berdebar kencang.
‘kenapa kau menatapku seperti itu jinki-a ‘
Dengan kikuk hyo ri menulis sesuatu di notesnya.
‘kenapa tiba-tiba meminta maaf padaku shi won-a? kau tidak punya salah apa-apa padaku tidak ada yang perlu dimaafkan kan?’
Jinki membaca notes hyo ri. Hatinya mencelos. Ternyata memang benar. Gadis ini gadis baik. Bukan seperti yang ia fikirkan selama ini. Bahkan gadis ini tidak mempermasalahkan sikap shi won kemaren yang cenderung mempermalukannya di muka semua orang.
Ah, Jinki memang menyesal. Sangat menyesal.
“sikapku padamu kemaren keterlaluan. Mianhae..”
‘andwe. Tidak usah di pikirkan’
Hyo ri tersenyum. Jinki terdiam menatap hyo ri yang terlihat begitu bersinar. Entah perasaan apa yang menghinggapi Jinki , hanya rasanya Jinki merasa sangat nyaman di dekat hyo ri. Dan Jinki berharap waktu berhenti. Meski hanya saat ini saja.
“sedang apa kau disini? Kenapa kau tadi seperti ingin menceburkan dirimu ke danau? Kau ingin bunuh diri???”
Hyo ri menatap Jinki heran. Jinki menatap wajah hyo ri yang sedang menatapnya. mata hyo ri membesar.
‘bunuh diri?’
“loh, bukannya kamu henda bunuh diri disini? Aku lihat kau merentangkan tanganmu seperti hendak menceburkan dirimu kedalam danau”
hyo ri terdiam menatap Jinki bingung.
‘dia pikir aku mau bunuh diri?’
Seketika hyo ri tertawa hingga membungkuk-bungkuk memegang perutnya. Meski tidak ada satu suara pun terdengar dari mulutnya yang tebuka lebar.
Jinki yang melihat tingkah hyo ri langsung merasakan wajahnya memerah. Hyo ri semakin kencang memegangi perutnya yang sakit karena melihat wjaah shi won memerah.
‘ommo, imut sekali wajahnya yang memerah’
‘aku tidak bunuh diri, kau pikir untuk apa aku bunuh diri’
“er,, aku pikir, kau… err..”
‘sakit hati karena perkataan mu kemaren?’
Jinki terdiam. Ditatapnya wajah hyo ri yang sedang tersenyum menatapnya. ada luka terlihat disana.
“mianhae..”
Hyo ri tertawa kembali. Di pukulnya pelan lengan Jinki sehingga Jinki terkaget.
‘aku bukan tipe wanita yang frustasi hanya karena seseorang menghina ku’
Jinki terdiam. Dalam hati shi won menyetujui ucapan hyo ri. Tentu jika hal itu tidak benar hyo ri tidak mungkin berada disini. Jauh sebelum ia mereka bertemu.
“lalu apa yang sebenarnya kau lakukan?”
‘memeluk matahari.’
“ne?”
‘aku sedang berbicara kepada matahari’
***
Minho terbangun. Dengan malas ia duduk di atas tempat tidurnya. Dengan wajah yang masih ngantuk junsu menoleh kea rah tempat tidur sebelahnya. Kosong.
“Jinki a?”
***
“berbicara pada matahari?”
‘ne’
“bagaimana caranya?”
Hyo ri tersenyum. Ia marentangkan kedua tangannya dan menghadap matahari dengan mata terpejam. Ia tersenyum.
‘trimakasih matahari, karena kau aku bisa bersama nya disini. Berbicara sebagai kawan untuk pertama kalinya. Tanpa rasa benci’
Shi won terdiam melihat tingkah hyo ri. Wajah putih hyo ri yang putih terlihat merona dibawa sinar matahari pagi yang hangat.
Seketika wajah putih itu menoleh kearah Jinki , dengan segera muka Jinki memerah. Untuk kedua kalinya dalam hari ini.
Jinki menatap hyo ri yang sedang tersenyum menatapnya sambil mengagguk-anggukkan kepalanya.
Dengan enggan Jinki mengikuti hal yang dilakukan hyo ri. Memeluk matahari.
***
Eun hee terbangun ketika ia meraskaan sinar matahari memasuki kamarnya. Dengan enggan eun hee meringsut berjalan menuju jendela kamarnya.
Eun hee terdiam ketika ia melihat pemandangan yang sangat menyesakkan hatinya.
“kenapa oppa dekat-dekat dengan gadis tidak punya malu itu?”
***
‘bagaimana?’
Jinki menatap hyo ri. Senyum lembut dan hangat terpasang di wajahnya. Yang membuat wajah hyo ri merona.
“hangat”
‘ne. karena itu akus angat menyukai matahari. Ia adalah temanku’
“teman?”
‘ne. ia adalah temanku yang mempunyai keadaan yang sama denganku’
“maksudmu?”
‘ia tidak dapat berbicara.’
***
minho berjalan keluar kamar. Dengan resah dilangkahkan kakinya menuju pintu luar cottage. Perasaannya sangat tidak enak. Benar-benar tidak enak.
***
Jinki terdiam ketika membaca notes hyo ri. Rasa bersalah dan menyesal kembali mendera-dera di dalam hatinya. Hyo ri yang melihat Jinki tersenyum manis. Yang membuat Jinki melupakan perasaan itu sejenak.
‘kau tahu aku sangat menyukai matahari, apa kau menyukainya?’
Jinki terdiam. Mana mungkin seorang Lee jinki sempat memikirkan hal itu. Jinki selama ini selalu disibukkan dengan deretan angka yang tertera di meja kerja nya. Bahkan untuk menyadari kehadiran matahari saja tidak sempat.
“memang nya kenapa?”
‘karena matahari selalu membuat orang lain hangat, ia selalu memancarkan sinarnya dan membuat orang bahagia dan nyaman. Meski tidak berbicara sepatah katapun. Aku berharap suatu saat aku akan seperti dia’
Hyo ri menatap Jinki lembut.
‘seperti matahari.’
***
Jinki terdiam. Hatinya berdebar kencang. Gadis di hadapannya benar –benar gadis baik dan ia dapat merasakan hal itu.
Diam-diam Jinki mulai berjanji di dalam hatinya, apapun yang terjadi ia akan melindungi hyo ri. Untuk menebus semua perkataannya kemarin. Ia akan melakukan apapun untuk hyo ri. Apapun. Meski ia harus mengorbankan segalanya.
Tanpa hyo ri dan Jinki sadari.minho menatap mereka dari balik pintu cottage. wajah minho menegang.
To Be Countinued…

No comments:

Post a Comment