5.01.2011

silence if Love part 6


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15


Hyo ri termangu-mangu di dalam kamar. Kepalanya berputar-putar tentang semua kejadian akhir-akhir ini. Kenapa akhir-akhir ini ia selalu mendapat kejadian yang sangat mengejutkan. Dan kenapa akhir-akhir ini ia selalu bertemu dengan jinki, cowok yang mengganggu pikirannya selama ini.
Hyo ri menghela nafas. Ia membaringkan tubuhnya di kasur. Tanpa hyo ri sadari eun cha yang sekamar dengannya memperhatikan tingkah laku hyo ri. Sejak tadi.


Eun cha menatap hyo ri bingung. Bukan untuk pertama kalinya ia melihat hyo ri bersikap seperti ini. Dan hal ini sangat mengganggu pikirannya.
Ia benar-benar menyayangi hyo ri layaknya adiknya sendiri. Dan eun cha benar-benar tidak suka dengan sikap ‘autis’ yang ditunjukkan hyo ri selama ini. Hyo ri berubah. Bukan hyo ri yang dulu ceria dan selalu menceritakan segala sesuatu terhadap eun cha. Dan eun cha tahu. Penyebabnya pasti berhubungan dengan jinki. Cowok yang hadir tiba-tiba dalam kehidupan mereka berdua.
***
“hyung, mana hyo ri?”
Minho menatap key yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam lemari baju yang terletak di pojok kamarnya.
“memangnya aku baby sitter nya? Kau tanya saja sama eun cha atau soo ae, mereka kan wanita.”
“ah ia, benar juga. Tidak berguna memang jika aku bertanya padamu.” Ujar minho seraya berlalu meninggalkan key.
Key terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menoleh menatap minho yang hendak melangkah keluar dari kamar.
“minho-a..”
“ne?”
Minho menatap key yang sedang berdiri menatapnya dengan muka khawatir. Minho terdiam. Ia mengerti kemana arah pembicaraan key, tapi untuk saat ini, minho tidak mau mengungkit sama sekali tentang hal itu. Sama sekali tidak. Minho lebih memilih diam dan menunggu kemana key membawa arah pembicaraannya.
Key tertegun sejenak menatap minho. Semua pertanyaan yang melekat diotaknya sejak soo ae menanyakan hubungan minho dan hyo ri seperti tercekat di tenggorokannya. Tidak sepatah katapun dapat keluar dari bibirnya yang merah itu.
Dilihatnya minho masih mematung menatapnya. Hati key mencelos. Key dapat melihat dari sinar mata minho yang seperti enggan membicarakan hal yang ingin ia bicarakan. Meski key belum mengatakannya.
“andwe, pergilah”
Minho berbalik menutup pintu kamar. Ia terhenti sejenak diluar pintu kamar sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
“mianhae hyung.. aku hanya tidak ingin mengingat kembali masalah itu mianhae”
Key masih berdiri menatap pintu tempat minho menghilang. Hatinya terasa sakit melihat perlakuan minho terhadap hyo ri selama ini.
Key mengerti hal itu dilakukan minho untuk menebus kesalahannya yang telah menyebabkan hyo ri kehilangan suara. Tetapi sama saja kembali mengingatkan key hari dimana semua masalah berawal. Dan key lah yang menjadi penyebab masalah itu. Setidaknya itu menurut key.
Key menghela nafas dan mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar. Kepalanya terasa berat.
“ternyata susah sekali menghapus kenangan itu..sangat susah”
***
Eun cha mendekati hyo ri yang sejak tadi hanya mengguling-gulingkan tubuhnya di kasur. dengan pelan eun cha duduk disebelah hyo ri yang membuat hyo ri tersentak. eun cha menatap hyo ri khawatir.
“hyo ri-a, sebenarnya ada apa? Apa yang kau rahasia kan padaku ?”
minho melihat soo ae dan eun hee yang sedang duduk santai di ruang tamu.
“apa kalian melihat hyo ri?”
Hyo ri terduduk menatap eun cha. Matanya seolah berkata kepada eun cha. Dan eun cha menjawabnya dengan menatap hyo ri serius.hyo ri menghela nafas. Sepertinya kali ini ia tidak bias berbohong lagi.
Dengan cepat hyo ri meraih notes yang terletak di meja di dekat kasur.
‘eun cha-a, mian hae. Selama ini aku berbohong. ‘
Eun cha membaca notes hyo ri dengan wajah innocent. Tanpa ekspresi eun cha kembali menatap hyo ri. Ia menunggu perkataan hyo ri selanjutnya.
Hyo ri menghela nafas. Dan mulai menulis kembali.
‘ sebenarnya, selama ini aku selalu memikirnya. Memikir semua kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Kenapa aku selalu bertemu dengannya. Kenapa aku selalu merindukannya jika aku tidak bertemu dengannya. Kenapa kepalaku penuh dengannya. Oleh karena itu mungkin aku bersikap agak aneh akhir-akhir ini’
“nuguya?”
‘lee jinki’
Eun cha terdiam membaca notes hyo ri. Matanya terbelalak.
“lee jinki? Kau menyukai lee jinki hyo ri-a?”
Hyo ri terdiam. Wajahnya memerah. eun cha yang melihat tingkah hyo ri langsung menghela nafas lega. Bebannya terangkat satu.
“aku pikir kau menyukai minho, aku hampir mati gila memikirkan mu dengan minho. Aku benar-benar merasa telah merusak hubunganmu dengan minho”
Hyo ri yang mendengar ucapan eun cha langsung mencibir.
‘kau gila apa? Mana mungkin aku menyukai pemuda gila seperti itu? Aish!! Seperti tidak ada cowok lain saja di dunia ini’
Eun cha yang membaca notes hyo ri langsung tertawa terbahak –bahak. Hyo ri pun memanyunkan bibirnya.
***
Jinki sedang duduk di bangku di pinggir danau ketika ia merasa seseorang menghampirinya. Jinki menoleh.
“soo ae –a?”
Soo ae tersenyum ke arah jinki dan duduk disampingnya.
“aku sudah dengar dari eun hee, katanya kalian sekarang sudah bertunangan? Kenapa kau tidak memberikan undangannya kepadaku? Aish kau jahat sekali!!”
Jinki terkekeh sedikit sebelum akhirnya menatap danau kembali.
“eun hee berkata kami bertunangan yah? Aku tidak merasa bertunangan dengannya soo ae-a, aku merasa dijodohkan dengannya.”
“ne?”
“aku tidak mencintai eun hee soo ae-a.. tidak sama sekali”
***
“lalu bagaimana? Aku mendukung sih hubungan mu dengannya, tapi, sepertinya berat. “
Hyo ri menatap eun cha sejenak. Ia tersenyum getir sebelum menuliskan sesuatu di notesnya.
‘aku sadar dengan keadaan diriku eun cha-a, aku tidak pernah memaksakan sesuatu terhadap jinki. Cukup berada disampingnya dna melihatnya bahagia sudah cukup bagiku. Aku cukup sada diri aku siapa dan dia siapa’
Eun cha menatap hyo ri tajam. Ada sedikit luka di wajahnya. Dan eun cha tidak menyukai itu.
“sudah kubilang hyo ri-a, jangan pernah berbicara seperti itu. Jika jinki mencintaimu dia akan menerima mu apapun keadaanmu. Apapun!!”
Hyo ri tersenyum getir. Dan lagi-lagi eun cha menangkap luka dalam senyumnya itu.
“aku tidak peduli hyo ri dengan keadaan mu atau kau siapa, yang aku tahu kau sama seperti kami tidak ada bedanya. Kau manusia dan kau wanita. Kau masih muda. Dan kau berhak mendapatkan apa yang kau mau. Bahkan cinta yang menurutmu tidak mungkin itu.”
Hyo ri terdiam. Kembali teringat wajah jinki di ruang operasi lalu. Begitu pucat. Seandainya saja ia tidak melangkahkan kakinya ke ruang operasi. Seandainya saja ia tidak membanting nampan waktu di café. Seandainya saja ia tidak pernah bertemu dengannya.
Tanpa hyo ri sadari air matanya mengalir. eun cha terdiam melihat sikap hyo ri.
“hyo ri-a”
Hyo ri mendongakkan kepalanya. Eun cha menatapnya khawatir.
“apapun yang terjadi aku selalu ada disampingmu. Jangan pernah memendam perasaan mu sendirian. Pasti beratkan?”
***
Soo ae terdiam. Wajah jinki tampak dingin terlihat dari samping. Tidak ada binar –binar kebahagiaan seperti yang biasanya dipancarkan pasangan kekasih yang ingin melangsungkan pernikahan.
“apa maksudmu jinki-a?”
Jinki tersenyum kecil.
“kau tahu soo ae -a? aku adalah anak seorang pengusaha ternama di korea ini. Aku adalah satu-satunya ahli waris yang dibanggakan,.aku selalu dituntut mengerjakan semuanya tanpa mengenal perasaan. Dan itu membuatku sama sekali tidak sempat untuk sekedar melirik atau merasakan yang namanya cinta. Akh,aku sendiri tidak mengerti apa itu cinta.”
“jinki-a..”
“eun hee, dia sudah kuanggap adikku sendiri. Orang yang sangat kusayang. Terlalu saying hingga akhirnya aku sendiri tidak memperhatikan wanita lain di sampingku kecuali eun hee. Karena aku merasa, semua wanita disampingku hanya menginginkan harta ku. Kau mengerti maksudku?”
Soo ae terdiam. Ia menatap jinki dalam. Ia mengerti kenapa jinki bersikap seperti itu. Hal itu pula yang membuatnya sering kabur dari rumah dulu ketika sma. Dan berteman baik dengan key .ia dan key, sering terlihat di jalanan mencopet, bahkan memeras orangtua yang lewat dijalan yang biasa soo ae lalui sehabis mengantarkan makanan untuk ayahnya yang bekerja.
Tetapi soo ae tidak pernah memusingkan hal itu, toh selama mereka tidak mengganggunya ia tidak peduli. Itulah soo ae, dahulu. Sebelum akhirnya ia mengenal key secara dekat dan mengetahui semua masalahnya.
“eun hee, selalu berada di sampingku. Selalu melindungiku. Selalu berusaha membuatku bahagia. Dulu aku sempat berfikir, mungkinkah aku jatuh cinta padanya? Tetapi soo ae-a sekarang aku sadar. Aku tidak mencintainya. Tidak sama sekali.”
Soo ae terdiam. Bukan ini yang mau ia dengar dari seorang jinki. Sama sekali bukan. Ia tidka bermaksud mendengar ini. Karena ia sangat mengenal eun hee. Dan ia tahu, eun hee sangat mencintai jinki. Harga diri eun hee tentu terluka jika mengetahui hal ini.
“eun hee, sudah kuanggap sebagai adikku. Tetapi ketika appa dan omma ku berkata aku akan menikah dengannya aku sama sekali tidak keberatan karena bagiklu, memang hanya eun hee yang pantas mendampingiku. Tetapi..”
“tetapi?”
“tetapi akhir-akhir ini aku merasa bimbang. Entah apa yang ada didalam benakku, aku merasa eun hee bukan pendamping hidupku. Ada seseorang yang ditakdirkan olehku, meski aku tidak mengetahuinya.”
Jinki menatap soo ae sejenak dan tertawa kecil.
“mungkin terdengar melankolis dan terlalu feminism bagimu ya, tetapi itulah yang kurasakan, apalagi setelah aku bertemu dengannnya. Dewi penyelamatku.”
“dewi penyelamat?”
“ne. orang yang telah mendonorkan darahnya untukku, aku merasa, sangat berhutang budi padanya. Akh mungkin lebih. Aku merasa benar- benar berterimakasih padanya, karena tanpa dia mungkin aku tidak akan pernah bertemu denganmu”
“apakah kau mengetahui siapa dia?”
“ne, dia eun cha.Kim eun cha. Sepertinya kau mengenalnya.”
“ah, temen kerja hyo ri-a, adiknya key”
“hyo ri? Adiknya key? Kenapa aku baru tahu?”
“dia datang kesini kok, kau pasti sudah pernah melihatnya.”
Jinki mengerjap-ngerjapkan matanya. Kepalanya mendongak menatap langit. Terbayang wajah seorang wanita yang ada dihadapannya tadi. Wanita berkulit putih dengan rambut panjang yang selalu dikuncir kuda.
“ah, dia. Mianhae, dia selalu diam padaku. Tidak pernah berbicara sepatah katapun padaku. Susah untukku mengingatnya. Kau tahu kan? Aku susah sekali mengingat orang yang jarang berbicara denganku”
Soo ae tersenyum.
“lalu, apakah kau mencintai dewi penyelamatmu itu?”
jinki terdiam.
“entahlah. Aku tidak mengerti sepertinyaa..”
Jinki terdiam. Entah mengapa hatinya memberontak. Ia tahu bukan ini yang ia inginkan. Ia memang bersimpati terhadap dewi penyelamatnya tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal. Dan entah kenapa ia merasa eun cha bukanlah dewi penyelamatnya. Ada seseorang, seseorang yang jinki sendiri tidak mengetahuinya. Tetapi jinki yakin bukan eun cha
“sudahlah, lebih baik kita masuk. Sudah waktunya makan malam kan?”
“ne”
***
Eun hee menatap jinki dan soo ae tajam. Airmata nya mengalir. Tanpa soo ae dan jinki tahu. Eun hee mendengar percakapan mereka. Dan rasanya sangat sakit. Mengetahui bahwa jinki sama sekali tidak mencintainya.
Hati eun hee mulai goyah. Akankah jinki tetap bersamanya? Akankah jinki tetep berada disisinya? Meski ia tahu jinki tidak mencintainya?
Eun hee menghapus air matanya dan bergegas meninggalkan soo ae dan jinki yang hendak berjalan menuju cottage. Ia benar-benar tidak ingin jinki tahu bahwa ia mendengar pembicaraan mereka.
Yah, lebih baik begini. Berpura-pura tidak tahu dan terus berada di sisi jinki.
***
Hyo ri menatap eun cha. Sebelum akhirnya ia membulatkan tekadnya. Dengan cepat ia menulis sesuatu.
‘eun cha-a, sekali lagi mianhae, aku telah merahasiakan sesuatu padamu’
eun cha memiringkan kepalanya. Ia menatap hyo ri heran.
‘sebenarnya eun cha-a, dewi penyalamat yang ia cari selama ini, Itu aku.’
“MWEO???”
***
Minho berdiri di depan pintu kamar eun cha dan hyo ri. Terdiam. Matanya menerawang tanpa arah. Kepalanya berputar-putar. Hatinya terasa pilu.
Yah, sudah lama minho berdiri di depan kamar eun cha dan hyo ri. Tentu tanpa mereka berdua ketahui. Tanpa maksud menguping minho mendengar semua percakapan eun cha dan hyo ri. Meski hanya eun cha yang berbicara, ia bias menerka-nerka apa yang hyo ri katakana padanya. Dan lagi-lagi, ia merasa bersalah sangat bersalah.
Air mata minho menetes tanpa ia sadari.
“mianhae hyo ri-a, mianhae, semuanya karena aku. Karena aku.. mianhae..jeungmal mianhae..”
***
“kenapa tidak pernah kau katakna pada jinki?”
‘tidak perlu. Tidak usah. Lebih baik seperti ini’
“tapi ia mengira dewi penyelamatnya itu aku!!!”
‘aku tidak keberatan’
“kau bodoh hyo ri-a”
Hyo ri tersenyum getir. Sebelum akhirnya menulis di notesnya.
‘jika aku mengatakan itu padanya sekarang sudah terlambat kan?’
***
Minho masih terdiam di depan kamar eun cha dan hyo ri. jinki, ternyata selama ini hyo ri lah dewi penyelamat yang dicari jinki. Dan hyo ri tidak bias mengatakannya. Karenahyo ri tidak bisa bicara. Dan itu semua terjadi karena ku.
Minho menarik nafas panjang. Rasanya terlalu berat dan sudah cukup apa yang ia dengar kali ini. Ia tidak sanggup mendengar kembali apa yang akan hyo ri ceritakan pada eun cha. Sudah cukup. Cukup sampai disini.
‘TOK TOK’
“hyo ri-a, eun cha -a, turun!!! Kita makan!!!” ujar ku riang. Berusaha menutupi semuanya.
***
Minho , soo ae, key , jinki dan eun hee duduk di meja makan. Sementara eun cha dan hyo ri menghidangkan makanan untuk mereka.
Dengan cekatan aya dan hyo ri menghidangkan satu—persatu masakan yang telah mereka masak. Sementara minho,key,jinki dan soo ae sibuk berbincang – bincang sedangkan eun hee. Sibuk menatap tajam eun cha. Sang dewi penyelamat jinki.
“yaa, eun cha -a, kau cekatan sekali yah melakukan semua ini. Berbeda dengan seseorang” ujar minho melirik hyo ri. Hyo ri yang menyadari itu langsung memasang wajah galak terhadap minho.
“aish!minho-a, jangan selalu menggoda hyo ri. Nanti kau bias jatuh cinta terhadanya lo!” ujar key seraya mengedip-ngedipkan matanya pada minho.
“dega?? Yaa!!! Hyung!! Mana mungkin aku jatuh cinta padanya. Aku kan sudah mencintai wanita lain!!”
“mweo? Nuguya?” ujar soo ae tak mau kalah.
“soo ae, apa kau lupa dengan pembicaraan kita di mobil. Aish!! Kau berjanji untuk meninggalkan key, lalu kau berpacaran denganku!”
“Andwe!!! Ya!!! minho-a!! kau ingin mati sekarang hah???”
“sudah-sudah, kalian ini tidak pernah berubah sejak sma. Selalu saja bertengkar!!!” ujar jinki seraya tertawa kecil.
“kau juga tidak berubah jinki-a, tetap saja menempel seperti buss dan dora dengan eun hee!!”
“mweoya??? Buss dan dora????!!!! Ya!! minho-a, memangnya aku ini monyet hah???”
“yah, 11 12 lah kau dengan buss!!” ujar key pelan yang disambut jinki dengan pelototan.
“nah kan, benar tidak eun hee-a?” ujar minho menatap eun hee. Eun hee tersentak seketika ketika minho bertanya padanya.
“ne” ujar eun hee tanpa mengetahui apa yang mereka bicarakan.
“nah kan!! Benar!! Eun hee saja mengakuinya jinki-a!!” ujar key setengah berteriak. Yang disambut tawa oleh semua orang yang berada disitu.
“eun cha -a,hyo ri-a, cepat lah. Tidak enak jika harus makan duluan”
“waeyo? Ujar eun hee menatap minho.
“kan lebih enak jika makan bersama-sama eun hee –a”
“mereka kan bisa menyusul, lagian sepertinya mereka menikmati menyiapkan hidangan. Toh itu pekerjaan mereka sehari-harikan? Menjadi pelayan?”
Seketika suara tawa di ruangan itu terhenti. Soo ae,key,dan minho menatap eun hee kaget. Sementara jinki menatap eun hee tajam. eun cha dan hyo ri yang ,mendengar ucapan eun hee terdiam seketika. Sebelum akhirnya kembali menghidangkan makanan.
“eun hee-a, jangan berbicara seperti itu”
“waeyo? Kenyataankan? Mereka memang pelayan.” Ujar eun hee seraya melirik eun cha tajam. Hyo ri yang mendengar ucapan eun hee tabpa sengaja membanting piring yang ia letakkan di sebelah jinki. jinki terlonjak. Tetapi segera terdiam. Ia merasa kejadian ini pernah terjadi.
Eun hee yang mendengar itu langsung menatap hyo ri tajam. Yang dibalas hyo ri dengan tatapan yang tak kalah tajam. Sementara eun cha aya, minho,key , dan soo ae diam memperhatikan mereka.
Jinki masih termangu ketika akhirnya ia sadar. Hyo ri adalah pelayan tidak sopan dan kasar yang telah melayaninya dengan kasar di café tempat eun cha bekerja. Dengan cepat jinki berdiri. Ia menatap hyo ri geram.
“Kau??? Kau pelayan kurang ajar yang melayaniku di malam itu kan????”
Hyo ri tersentak. Dengan cepat diarahkan matanya menatap jinki. Hyo ri hendak membuka mulutnya ketika ia menyadari kembali sesuatu. Ia tidak bias berbicara. Hyo ri kembali menunduk.
“aish!! Ternyata kau!! Selama ini aku merasa pernah melihatmu dimana ternyata itu kau? Pelayan yang membuatku kesal di malam sebelum aku kecelakaan!! Itu kau kan????”
Hyo ri terdiam. Kepalanya tertunduk. Semua orang menatap jinki dan hyo ri dengan wajah tidak mengerti.
Jinki menatap hyo ri geram. Tangannya terkepal.
“kenapa kau diam saja? Apa kau tidak diajari sopan santun? Aish!!! Bahakan kau tidak meminta maaf padaku????? Wanita macam apa kau!!!”
“jinki-a!!!” ujar minho setengah berteriak. Jinki menatap minho sekilas sebelum akhirnya menatap hyo ri tajam.
“dia ini wanita ini, dia yang menyebabkan aku kecelakaan di malam. Karena aku merasa kesal aku menyetir mobilku dengan kencang sehingga aku kecelakaan!!! Aish!!! Dia tidak meminta maaf padaku!!! Bahkan sekarang pun tidak!! Aish!! “
“jinki-a, sudahlah lupakan saja! Aku mewakilinya meminta maaf!” ujar minho menatap jinki.
“annio. Aku ingin mendengar nya langsung . aku ingin mendengar ia meminta maaf padaku langsung!! Saat ini!!!”
Hyo ri terdiam. Hatinya serasa dicabik-cabik. Ternyata ia adalah penyebab jinki kecelakaan. dan ia tahu, jinki membencinya. Rasanya sangat mengenaskan.
‘mianhae.. mianhae..’
“dasar tidak tahu diri. Masih saja tidak mau berbicara. Tidak mau meminta maaf” ujar eun hee pelan. Key menatap eun hee tajam. Hatinya serasa tercabik mendengar perkataan eun hee. Hyo ri masih tertunduk. Air mata mulai tergenang di pelupuk matanya. Eun cha perlahan meringsut mendekati hyo ri dan mengeles-elus punggung hyo ri.
“jinki-a, sebenarnya_”
“jangan membelanya eun cha -a, aku tidak ingin mendengar apapun kecuali permintaan maaf yang keluar dari bibirnya. Aku ingin mendengar suaranya meminta maaf padaku”
Minho menatap jinki tajam. Ia ingin sekali saat itu menamparnya, tetapi tidak bisa. Tubunya terasa kaku. Ia hanya bisa terdiam menatap hyo ri yang menunduk dihadapan jinki yang mendongakkan kepalanya. Seperti seorang tuan besar terhadap pelayannya. Dan rasanya sangat menyedihkan melihat pemandangan itu.
Key menatap eun hee tajam. Memang sejak dulu ia tidak menyukai eun hee, jika bukan karena ia adalah orang yang berarti bagi jinki key tidak akan pernah mengganggap eun hee ada. Bahkan mungkin key tidak segan –segan menampar eun hee di sini. Di ruang makan. Di depan semua orang.
Hatinya terluka hyo ri nya, hyo ri kecilnya, dipermalukan di depan semua orang. Dan key, kakaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa terdiam menatap semua ini. Dan itu sang ngat menyiksa baginya. Terlalu menyiksa.
Soo ae menatap hyo ri. Terlihat bulir-bulir air mata yang mulai jatuh mengalir dari pipinya yang putih. Soo ae tidak tega. Rasanya ingin berdiri dan memeluk hyo ri, gadis yang ia sayangi seperti adiknya sendiri itu. Dan berkata di hadapan mereka semua bahwa hyo ri bisu!! Dan tidak mungkin bisa melakukan hal yang jinki inginkan.
Tetapi apakah itu pantas? Apakah itu hal terbaik? Bagaimana dengan perasaan hyo ri? Selama ini soo ae selalu berusaha tidak mengungkit-ungkit bahwa hyo ri bisu. Dan apakah ia harus mengatakan hal yang sangat tabu baginya itu di depan semua orang saat ini?
Tidak soo ae tidak bisa.
Eun cha mengelus punggung hyo ri pelan. Rasanya ingin berteriak kepada jinki bahwa orang yang menyebabkan dirinya kecelakaan adalah orang yang sama yang telah menyelamatkannya. Tetapi tidak bisa. Janji yang telah ia ucapkan pada hyo ri. Tidak bisa dilangggar. Dan Eun cha hanya bisa terdiam. Menunggu bagaimana reaksi hyo ri selanjutnya.
Hyo ri menghapus air matanya. Dengan cepat ia mengeluarkan notesnya. Dan menuliskan sesuatu. Dan ia menyerahkannya pada jinki. Dengan wajah tersenyum.
‘ mianhae, jeongmal mianhae. Selama ini aku ingin mengatakan itu padamu tetapi mulutku terkunci rapat. Suaraku tak bisa keluar.
Mianhae, karena telah membuat mu mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Mianhae atas semua perlakuanku padamu.
Mianhae aku tidak bisa menebus nya dengan apa yang kau inginkan.
Karena aku bisu.’
***
Jinki menatap tangan hyo ri yang terulur memegang sebuah notes. Wajahnya berkerut. Ada rasa iba di hati jinki begitu melihat wajah hyo ri yang terlihat sangat terluka. Tetapi harga diri jinki terlalu tinggi.
Dengan cepat diraihnya notes hyori. Dan dibacanya. jinki terdiam. Tangannya bergetar.
***
Hyo ri membungkukkan badannya kepada semua orang di meja makan. Dengan cepat dilangkahkan kakinya ke tangga menuju kamarnya.
‘tuhan, kenapa aku harus bisu?? Kenapa ??’
***
“hyo ri-a, dia bisu. Sejak smp. Karena waktu itu, ia pernah tertabrak truk. Dan pita suaranya terluka. Sehingga ia tidak bisa mengularkan suara sedikitpun. Aku mengerti, mungkin bagi dirimu yang merupakan tuan besar, seorang pelayan bersikap kasar padamu merupakan penghinaan yang besar. Tetapi, aku yakin hyo ri tidak bermaksud buruk. Dan aku yakin ia ingin meminta maaf secara langsung padamu, tetapi tidak bisa. Karena hyo ri. Bisu.”
Key bergegas berdiri di ikuti yuuri dan Eun cha menuju kamar hyo ri. Sementara jinki masih terpaku menatap notes yang telah hyo ri tulis.
“bisu ya bisu, tidak ada hubungannya dengan tata krama. Kalau tidak sopan ya tidak sopan! Dasar gadis tidak tahu diri!” ujar eun hee pelan seraya mengunya makanan yang terhidang di meja makan. Minho menatap eun hee tajam.
“eun hee-a, aku menghormatimu karena kau adalah orang yang jinki sayangi, selama ini aku selalu diam jika kau sedang menjelek-jelakkan orang. Tetapi, jika aku mendengar kau berbicara seperti itu lagi mengenai hyo ri, aku tidak akan segan-segan untuk menamparmu”
Eun hee menatap minho diam. Sementara minho bergegas menuju kamar hyo ri.
***
Jinki masih menatap notes hyo ri dengan perasaan bersalah. Ia merasa seperti orang yang sangat jahat kali ini. Terlalu jahat.
Tanpa Jinki sadari, Jinki mulai mengukir kembali nama seorang wanita di hatinya. Kim hyo ri, wanita yang selama ini ia benci. Dan wanita yang membuatnya bersimpati di waktu yang sama.
To Be Countinued….

0 komentar:

Post a Comment

5.01.2011

silence if Love part 6


Title : Love if silence
Author : Taniyae Shawolelf
Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki
Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee
Genre : Romance, Friendship
Rating : PG-15


Hyo ri termangu-mangu di dalam kamar. Kepalanya berputar-putar tentang semua kejadian akhir-akhir ini. Kenapa akhir-akhir ini ia selalu mendapat kejadian yang sangat mengejutkan. Dan kenapa akhir-akhir ini ia selalu bertemu dengan jinki, cowok yang mengganggu pikirannya selama ini.
Hyo ri menghela nafas. Ia membaringkan tubuhnya di kasur. Tanpa hyo ri sadari eun cha yang sekamar dengannya memperhatikan tingkah laku hyo ri. Sejak tadi.


Eun cha menatap hyo ri bingung. Bukan untuk pertama kalinya ia melihat hyo ri bersikap seperti ini. Dan hal ini sangat mengganggu pikirannya.
Ia benar-benar menyayangi hyo ri layaknya adiknya sendiri. Dan eun cha benar-benar tidak suka dengan sikap ‘autis’ yang ditunjukkan hyo ri selama ini. Hyo ri berubah. Bukan hyo ri yang dulu ceria dan selalu menceritakan segala sesuatu terhadap eun cha. Dan eun cha tahu. Penyebabnya pasti berhubungan dengan jinki. Cowok yang hadir tiba-tiba dalam kehidupan mereka berdua.
***
“hyung, mana hyo ri?”
Minho menatap key yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam lemari baju yang terletak di pojok kamarnya.
“memangnya aku baby sitter nya? Kau tanya saja sama eun cha atau soo ae, mereka kan wanita.”
“ah ia, benar juga. Tidak berguna memang jika aku bertanya padamu.” Ujar minho seraya berlalu meninggalkan key.
Key terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menoleh menatap minho yang hendak melangkah keluar dari kamar.
“minho-a..”
“ne?”
Minho menatap key yang sedang berdiri menatapnya dengan muka khawatir. Minho terdiam. Ia mengerti kemana arah pembicaraan key, tapi untuk saat ini, minho tidak mau mengungkit sama sekali tentang hal itu. Sama sekali tidak. Minho lebih memilih diam dan menunggu kemana key membawa arah pembicaraannya.
Key tertegun sejenak menatap minho. Semua pertanyaan yang melekat diotaknya sejak soo ae menanyakan hubungan minho dan hyo ri seperti tercekat di tenggorokannya. Tidak sepatah katapun dapat keluar dari bibirnya yang merah itu.
Dilihatnya minho masih mematung menatapnya. Hati key mencelos. Key dapat melihat dari sinar mata minho yang seperti enggan membicarakan hal yang ingin ia bicarakan. Meski key belum mengatakannya.
“andwe, pergilah”
Minho berbalik menutup pintu kamar. Ia terhenti sejenak diluar pintu kamar sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
“mianhae hyung.. aku hanya tidak ingin mengingat kembali masalah itu mianhae”
Key masih berdiri menatap pintu tempat minho menghilang. Hatinya terasa sakit melihat perlakuan minho terhadap hyo ri selama ini.
Key mengerti hal itu dilakukan minho untuk menebus kesalahannya yang telah menyebabkan hyo ri kehilangan suara. Tetapi sama saja kembali mengingatkan key hari dimana semua masalah berawal. Dan key lah yang menjadi penyebab masalah itu. Setidaknya itu menurut key.
Key menghela nafas dan mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar. Kepalanya terasa berat.
“ternyata susah sekali menghapus kenangan itu..sangat susah”
***
Eun cha mendekati hyo ri yang sejak tadi hanya mengguling-gulingkan tubuhnya di kasur. dengan pelan eun cha duduk disebelah hyo ri yang membuat hyo ri tersentak. eun cha menatap hyo ri khawatir.
“hyo ri-a, sebenarnya ada apa? Apa yang kau rahasia kan padaku ?”
minho melihat soo ae dan eun hee yang sedang duduk santai di ruang tamu.
“apa kalian melihat hyo ri?”
Hyo ri terduduk menatap eun cha. Matanya seolah berkata kepada eun cha. Dan eun cha menjawabnya dengan menatap hyo ri serius.hyo ri menghela nafas. Sepertinya kali ini ia tidak bias berbohong lagi.
Dengan cepat hyo ri meraih notes yang terletak di meja di dekat kasur.
‘eun cha-a, mian hae. Selama ini aku berbohong. ‘
Eun cha membaca notes hyo ri dengan wajah innocent. Tanpa ekspresi eun cha kembali menatap hyo ri. Ia menunggu perkataan hyo ri selanjutnya.
Hyo ri menghela nafas. Dan mulai menulis kembali.
‘ sebenarnya, selama ini aku selalu memikirnya. Memikir semua kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Kenapa aku selalu bertemu dengannya. Kenapa aku selalu merindukannya jika aku tidak bertemu dengannya. Kenapa kepalaku penuh dengannya. Oleh karena itu mungkin aku bersikap agak aneh akhir-akhir ini’
“nuguya?”
‘lee jinki’
Eun cha terdiam membaca notes hyo ri. Matanya terbelalak.
“lee jinki? Kau menyukai lee jinki hyo ri-a?”
Hyo ri terdiam. Wajahnya memerah. eun cha yang melihat tingkah hyo ri langsung menghela nafas lega. Bebannya terangkat satu.
“aku pikir kau menyukai minho, aku hampir mati gila memikirkan mu dengan minho. Aku benar-benar merasa telah merusak hubunganmu dengan minho”
Hyo ri yang mendengar ucapan eun cha langsung mencibir.
‘kau gila apa? Mana mungkin aku menyukai pemuda gila seperti itu? Aish!! Seperti tidak ada cowok lain saja di dunia ini’
Eun cha yang membaca notes hyo ri langsung tertawa terbahak –bahak. Hyo ri pun memanyunkan bibirnya.
***
Jinki sedang duduk di bangku di pinggir danau ketika ia merasa seseorang menghampirinya. Jinki menoleh.
“soo ae –a?”
Soo ae tersenyum ke arah jinki dan duduk disampingnya.
“aku sudah dengar dari eun hee, katanya kalian sekarang sudah bertunangan? Kenapa kau tidak memberikan undangannya kepadaku? Aish kau jahat sekali!!”
Jinki terkekeh sedikit sebelum akhirnya menatap danau kembali.
“eun hee berkata kami bertunangan yah? Aku tidak merasa bertunangan dengannya soo ae-a, aku merasa dijodohkan dengannya.”
“ne?”
“aku tidak mencintai eun hee soo ae-a.. tidak sama sekali”
***
“lalu bagaimana? Aku mendukung sih hubungan mu dengannya, tapi, sepertinya berat. “
Hyo ri menatap eun cha sejenak. Ia tersenyum getir sebelum menuliskan sesuatu di notesnya.
‘aku sadar dengan keadaan diriku eun cha-a, aku tidak pernah memaksakan sesuatu terhadap jinki. Cukup berada disampingnya dna melihatnya bahagia sudah cukup bagiku. Aku cukup sada diri aku siapa dan dia siapa’
Eun cha menatap hyo ri tajam. Ada sedikit luka di wajahnya. Dan eun cha tidak menyukai itu.
“sudah kubilang hyo ri-a, jangan pernah berbicara seperti itu. Jika jinki mencintaimu dia akan menerima mu apapun keadaanmu. Apapun!!”
Hyo ri tersenyum getir. Dan lagi-lagi eun cha menangkap luka dalam senyumnya itu.
“aku tidak peduli hyo ri dengan keadaan mu atau kau siapa, yang aku tahu kau sama seperti kami tidak ada bedanya. Kau manusia dan kau wanita. Kau masih muda. Dan kau berhak mendapatkan apa yang kau mau. Bahkan cinta yang menurutmu tidak mungkin itu.”
Hyo ri terdiam. Kembali teringat wajah jinki di ruang operasi lalu. Begitu pucat. Seandainya saja ia tidak melangkahkan kakinya ke ruang operasi. Seandainya saja ia tidak membanting nampan waktu di café. Seandainya saja ia tidak pernah bertemu dengannya.
Tanpa hyo ri sadari air matanya mengalir. eun cha terdiam melihat sikap hyo ri.
“hyo ri-a”
Hyo ri mendongakkan kepalanya. Eun cha menatapnya khawatir.
“apapun yang terjadi aku selalu ada disampingmu. Jangan pernah memendam perasaan mu sendirian. Pasti beratkan?”
***
Soo ae terdiam. Wajah jinki tampak dingin terlihat dari samping. Tidak ada binar –binar kebahagiaan seperti yang biasanya dipancarkan pasangan kekasih yang ingin melangsungkan pernikahan.
“apa maksudmu jinki-a?”
Jinki tersenyum kecil.
“kau tahu soo ae -a? aku adalah anak seorang pengusaha ternama di korea ini. Aku adalah satu-satunya ahli waris yang dibanggakan,.aku selalu dituntut mengerjakan semuanya tanpa mengenal perasaan. Dan itu membuatku sama sekali tidak sempat untuk sekedar melirik atau merasakan yang namanya cinta. Akh,aku sendiri tidak mengerti apa itu cinta.”
“jinki-a..”
“eun hee, dia sudah kuanggap adikku sendiri. Orang yang sangat kusayang. Terlalu saying hingga akhirnya aku sendiri tidak memperhatikan wanita lain di sampingku kecuali eun hee. Karena aku merasa, semua wanita disampingku hanya menginginkan harta ku. Kau mengerti maksudku?”
Soo ae terdiam. Ia menatap jinki dalam. Ia mengerti kenapa jinki bersikap seperti itu. Hal itu pula yang membuatnya sering kabur dari rumah dulu ketika sma. Dan berteman baik dengan key .ia dan key, sering terlihat di jalanan mencopet, bahkan memeras orangtua yang lewat dijalan yang biasa soo ae lalui sehabis mengantarkan makanan untuk ayahnya yang bekerja.
Tetapi soo ae tidak pernah memusingkan hal itu, toh selama mereka tidak mengganggunya ia tidak peduli. Itulah soo ae, dahulu. Sebelum akhirnya ia mengenal key secara dekat dan mengetahui semua masalahnya.
“eun hee, selalu berada di sampingku. Selalu melindungiku. Selalu berusaha membuatku bahagia. Dulu aku sempat berfikir, mungkinkah aku jatuh cinta padanya? Tetapi soo ae-a sekarang aku sadar. Aku tidak mencintainya. Tidak sama sekali.”
Soo ae terdiam. Bukan ini yang mau ia dengar dari seorang jinki. Sama sekali bukan. Ia tidka bermaksud mendengar ini. Karena ia sangat mengenal eun hee. Dan ia tahu, eun hee sangat mencintai jinki. Harga diri eun hee tentu terluka jika mengetahui hal ini.
“eun hee, sudah kuanggap sebagai adikku. Tetapi ketika appa dan omma ku berkata aku akan menikah dengannya aku sama sekali tidak keberatan karena bagiklu, memang hanya eun hee yang pantas mendampingiku. Tetapi..”
“tetapi?”
“tetapi akhir-akhir ini aku merasa bimbang. Entah apa yang ada didalam benakku, aku merasa eun hee bukan pendamping hidupku. Ada seseorang yang ditakdirkan olehku, meski aku tidak mengetahuinya.”
Jinki menatap soo ae sejenak dan tertawa kecil.
“mungkin terdengar melankolis dan terlalu feminism bagimu ya, tetapi itulah yang kurasakan, apalagi setelah aku bertemu dengannnya. Dewi penyelamatku.”
“dewi penyelamat?”
“ne. orang yang telah mendonorkan darahnya untukku, aku merasa, sangat berhutang budi padanya. Akh mungkin lebih. Aku merasa benar- benar berterimakasih padanya, karena tanpa dia mungkin aku tidak akan pernah bertemu denganmu”
“apakah kau mengetahui siapa dia?”
“ne, dia eun cha.Kim eun cha. Sepertinya kau mengenalnya.”
“ah, temen kerja hyo ri-a, adiknya key”
“hyo ri? Adiknya key? Kenapa aku baru tahu?”
“dia datang kesini kok, kau pasti sudah pernah melihatnya.”
Jinki mengerjap-ngerjapkan matanya. Kepalanya mendongak menatap langit. Terbayang wajah seorang wanita yang ada dihadapannya tadi. Wanita berkulit putih dengan rambut panjang yang selalu dikuncir kuda.
“ah, dia. Mianhae, dia selalu diam padaku. Tidak pernah berbicara sepatah katapun padaku. Susah untukku mengingatnya. Kau tahu kan? Aku susah sekali mengingat orang yang jarang berbicara denganku”
Soo ae tersenyum.
“lalu, apakah kau mencintai dewi penyelamatmu itu?”
jinki terdiam.
“entahlah. Aku tidak mengerti sepertinyaa..”
Jinki terdiam. Entah mengapa hatinya memberontak. Ia tahu bukan ini yang ia inginkan. Ia memang bersimpati terhadap dewi penyelamatnya tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal. Dan entah kenapa ia merasa eun cha bukanlah dewi penyelamatnya. Ada seseorang, seseorang yang jinki sendiri tidak mengetahuinya. Tetapi jinki yakin bukan eun cha
“sudahlah, lebih baik kita masuk. Sudah waktunya makan malam kan?”
“ne”
***
Eun hee menatap jinki dan soo ae tajam. Airmata nya mengalir. Tanpa soo ae dan jinki tahu. Eun hee mendengar percakapan mereka. Dan rasanya sangat sakit. Mengetahui bahwa jinki sama sekali tidak mencintainya.
Hati eun hee mulai goyah. Akankah jinki tetap bersamanya? Akankah jinki tetep berada disisinya? Meski ia tahu jinki tidak mencintainya?
Eun hee menghapus air matanya dan bergegas meninggalkan soo ae dan jinki yang hendak berjalan menuju cottage. Ia benar-benar tidak ingin jinki tahu bahwa ia mendengar pembicaraan mereka.
Yah, lebih baik begini. Berpura-pura tidak tahu dan terus berada di sisi jinki.
***
Hyo ri menatap eun cha. Sebelum akhirnya ia membulatkan tekadnya. Dengan cepat ia menulis sesuatu.
‘eun cha-a, sekali lagi mianhae, aku telah merahasiakan sesuatu padamu’
eun cha memiringkan kepalanya. Ia menatap hyo ri heran.
‘sebenarnya eun cha-a, dewi penyalamat yang ia cari selama ini, Itu aku.’
“MWEO???”
***
Minho berdiri di depan pintu kamar eun cha dan hyo ri. Terdiam. Matanya menerawang tanpa arah. Kepalanya berputar-putar. Hatinya terasa pilu.
Yah, sudah lama minho berdiri di depan kamar eun cha dan hyo ri. Tentu tanpa mereka berdua ketahui. Tanpa maksud menguping minho mendengar semua percakapan eun cha dan hyo ri. Meski hanya eun cha yang berbicara, ia bias menerka-nerka apa yang hyo ri katakana padanya. Dan lagi-lagi, ia merasa bersalah sangat bersalah.
Air mata minho menetes tanpa ia sadari.
“mianhae hyo ri-a, mianhae, semuanya karena aku. Karena aku.. mianhae..jeungmal mianhae..”
***
“kenapa tidak pernah kau katakna pada jinki?”
‘tidak perlu. Tidak usah. Lebih baik seperti ini’
“tapi ia mengira dewi penyelamatnya itu aku!!!”
‘aku tidak keberatan’
“kau bodoh hyo ri-a”
Hyo ri tersenyum getir. Sebelum akhirnya menulis di notesnya.
‘jika aku mengatakan itu padanya sekarang sudah terlambat kan?’
***
Minho masih terdiam di depan kamar eun cha dan hyo ri. jinki, ternyata selama ini hyo ri lah dewi penyelamat yang dicari jinki. Dan hyo ri tidak bias mengatakannya. Karenahyo ri tidak bisa bicara. Dan itu semua terjadi karena ku.
Minho menarik nafas panjang. Rasanya terlalu berat dan sudah cukup apa yang ia dengar kali ini. Ia tidak sanggup mendengar kembali apa yang akan hyo ri ceritakan pada eun cha. Sudah cukup. Cukup sampai disini.
‘TOK TOK’
“hyo ri-a, eun cha -a, turun!!! Kita makan!!!” ujar ku riang. Berusaha menutupi semuanya.
***
Minho , soo ae, key , jinki dan eun hee duduk di meja makan. Sementara eun cha dan hyo ri menghidangkan makanan untuk mereka.
Dengan cekatan aya dan hyo ri menghidangkan satu—persatu masakan yang telah mereka masak. Sementara minho,key,jinki dan soo ae sibuk berbincang – bincang sedangkan eun hee. Sibuk menatap tajam eun cha. Sang dewi penyelamat jinki.
“yaa, eun cha -a, kau cekatan sekali yah melakukan semua ini. Berbeda dengan seseorang” ujar minho melirik hyo ri. Hyo ri yang menyadari itu langsung memasang wajah galak terhadap minho.
“aish!minho-a, jangan selalu menggoda hyo ri. Nanti kau bias jatuh cinta terhadanya lo!” ujar key seraya mengedip-ngedipkan matanya pada minho.
“dega?? Yaa!!! Hyung!! Mana mungkin aku jatuh cinta padanya. Aku kan sudah mencintai wanita lain!!”
“mweo? Nuguya?” ujar soo ae tak mau kalah.
“soo ae, apa kau lupa dengan pembicaraan kita di mobil. Aish!! Kau berjanji untuk meninggalkan key, lalu kau berpacaran denganku!”
“Andwe!!! Ya!!! minho-a!! kau ingin mati sekarang hah???”
“sudah-sudah, kalian ini tidak pernah berubah sejak sma. Selalu saja bertengkar!!!” ujar jinki seraya tertawa kecil.
“kau juga tidak berubah jinki-a, tetap saja menempel seperti buss dan dora dengan eun hee!!”
“mweoya??? Buss dan dora????!!!! Ya!! minho-a, memangnya aku ini monyet hah???”
“yah, 11 12 lah kau dengan buss!!” ujar key pelan yang disambut jinki dengan pelototan.
“nah kan, benar tidak eun hee-a?” ujar minho menatap eun hee. Eun hee tersentak seketika ketika minho bertanya padanya.
“ne” ujar eun hee tanpa mengetahui apa yang mereka bicarakan.
“nah kan!! Benar!! Eun hee saja mengakuinya jinki-a!!” ujar key setengah berteriak. Yang disambut tawa oleh semua orang yang berada disitu.
“eun cha -a,hyo ri-a, cepat lah. Tidak enak jika harus makan duluan”
“waeyo? Ujar eun hee menatap minho.
“kan lebih enak jika makan bersama-sama eun hee –a”
“mereka kan bisa menyusul, lagian sepertinya mereka menikmati menyiapkan hidangan. Toh itu pekerjaan mereka sehari-harikan? Menjadi pelayan?”
Seketika suara tawa di ruangan itu terhenti. Soo ae,key,dan minho menatap eun hee kaget. Sementara jinki menatap eun hee tajam. eun cha dan hyo ri yang ,mendengar ucapan eun hee terdiam seketika. Sebelum akhirnya kembali menghidangkan makanan.
“eun hee-a, jangan berbicara seperti itu”
“waeyo? Kenyataankan? Mereka memang pelayan.” Ujar eun hee seraya melirik eun cha tajam. Hyo ri yang mendengar ucapan eun hee tabpa sengaja membanting piring yang ia letakkan di sebelah jinki. jinki terlonjak. Tetapi segera terdiam. Ia merasa kejadian ini pernah terjadi.
Eun hee yang mendengar itu langsung menatap hyo ri tajam. Yang dibalas hyo ri dengan tatapan yang tak kalah tajam. Sementara eun cha aya, minho,key , dan soo ae diam memperhatikan mereka.
Jinki masih termangu ketika akhirnya ia sadar. Hyo ri adalah pelayan tidak sopan dan kasar yang telah melayaninya dengan kasar di café tempat eun cha bekerja. Dengan cepat jinki berdiri. Ia menatap hyo ri geram.
“Kau??? Kau pelayan kurang ajar yang melayaniku di malam itu kan????”
Hyo ri tersentak. Dengan cepat diarahkan matanya menatap jinki. Hyo ri hendak membuka mulutnya ketika ia menyadari kembali sesuatu. Ia tidak bias berbicara. Hyo ri kembali menunduk.
“aish!! Ternyata kau!! Selama ini aku merasa pernah melihatmu dimana ternyata itu kau? Pelayan yang membuatku kesal di malam sebelum aku kecelakaan!! Itu kau kan????”
Hyo ri terdiam. Kepalanya tertunduk. Semua orang menatap jinki dan hyo ri dengan wajah tidak mengerti.
Jinki menatap hyo ri geram. Tangannya terkepal.
“kenapa kau diam saja? Apa kau tidak diajari sopan santun? Aish!!! Bahakan kau tidak meminta maaf padaku????? Wanita macam apa kau!!!”
“jinki-a!!!” ujar minho setengah berteriak. Jinki menatap minho sekilas sebelum akhirnya menatap hyo ri tajam.
“dia ini wanita ini, dia yang menyebabkan aku kecelakaan di malam. Karena aku merasa kesal aku menyetir mobilku dengan kencang sehingga aku kecelakaan!!! Aish!!! Dia tidak meminta maaf padaku!!! Bahkan sekarang pun tidak!! Aish!! “
“jinki-a, sudahlah lupakan saja! Aku mewakilinya meminta maaf!” ujar minho menatap jinki.
“annio. Aku ingin mendengar nya langsung . aku ingin mendengar ia meminta maaf padaku langsung!! Saat ini!!!”
Hyo ri terdiam. Hatinya serasa dicabik-cabik. Ternyata ia adalah penyebab jinki kecelakaan. dan ia tahu, jinki membencinya. Rasanya sangat mengenaskan.
‘mianhae.. mianhae..’
“dasar tidak tahu diri. Masih saja tidak mau berbicara. Tidak mau meminta maaf” ujar eun hee pelan. Key menatap eun hee tajam. Hatinya serasa tercabik mendengar perkataan eun hee. Hyo ri masih tertunduk. Air mata mulai tergenang di pelupuk matanya. Eun cha perlahan meringsut mendekati hyo ri dan mengeles-elus punggung hyo ri.
“jinki-a, sebenarnya_”
“jangan membelanya eun cha -a, aku tidak ingin mendengar apapun kecuali permintaan maaf yang keluar dari bibirnya. Aku ingin mendengar suaranya meminta maaf padaku”
Minho menatap jinki tajam. Ia ingin sekali saat itu menamparnya, tetapi tidak bisa. Tubunya terasa kaku. Ia hanya bisa terdiam menatap hyo ri yang menunduk dihadapan jinki yang mendongakkan kepalanya. Seperti seorang tuan besar terhadap pelayannya. Dan rasanya sangat menyedihkan melihat pemandangan itu.
Key menatap eun hee tajam. Memang sejak dulu ia tidak menyukai eun hee, jika bukan karena ia adalah orang yang berarti bagi jinki key tidak akan pernah mengganggap eun hee ada. Bahkan mungkin key tidak segan –segan menampar eun hee di sini. Di ruang makan. Di depan semua orang.
Hatinya terluka hyo ri nya, hyo ri kecilnya, dipermalukan di depan semua orang. Dan key, kakaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa terdiam menatap semua ini. Dan itu sang ngat menyiksa baginya. Terlalu menyiksa.
Soo ae menatap hyo ri. Terlihat bulir-bulir air mata yang mulai jatuh mengalir dari pipinya yang putih. Soo ae tidak tega. Rasanya ingin berdiri dan memeluk hyo ri, gadis yang ia sayangi seperti adiknya sendiri itu. Dan berkata di hadapan mereka semua bahwa hyo ri bisu!! Dan tidak mungkin bisa melakukan hal yang jinki inginkan.
Tetapi apakah itu pantas? Apakah itu hal terbaik? Bagaimana dengan perasaan hyo ri? Selama ini soo ae selalu berusaha tidak mengungkit-ungkit bahwa hyo ri bisu. Dan apakah ia harus mengatakan hal yang sangat tabu baginya itu di depan semua orang saat ini?
Tidak soo ae tidak bisa.
Eun cha mengelus punggung hyo ri pelan. Rasanya ingin berteriak kepada jinki bahwa orang yang menyebabkan dirinya kecelakaan adalah orang yang sama yang telah menyelamatkannya. Tetapi tidak bisa. Janji yang telah ia ucapkan pada hyo ri. Tidak bisa dilangggar. Dan Eun cha hanya bisa terdiam. Menunggu bagaimana reaksi hyo ri selanjutnya.
Hyo ri menghapus air matanya. Dengan cepat ia mengeluarkan notesnya. Dan menuliskan sesuatu. Dan ia menyerahkannya pada jinki. Dengan wajah tersenyum.
‘ mianhae, jeongmal mianhae. Selama ini aku ingin mengatakan itu padamu tetapi mulutku terkunci rapat. Suaraku tak bisa keluar.
Mianhae, karena telah membuat mu mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Mianhae atas semua perlakuanku padamu.
Mianhae aku tidak bisa menebus nya dengan apa yang kau inginkan.
Karena aku bisu.’
***
Jinki menatap tangan hyo ri yang terulur memegang sebuah notes. Wajahnya berkerut. Ada rasa iba di hati jinki begitu melihat wajah hyo ri yang terlihat sangat terluka. Tetapi harga diri jinki terlalu tinggi.
Dengan cepat diraihnya notes hyori. Dan dibacanya. jinki terdiam. Tangannya bergetar.
***
Hyo ri membungkukkan badannya kepada semua orang di meja makan. Dengan cepat dilangkahkan kakinya ke tangga menuju kamarnya.
‘tuhan, kenapa aku harus bisu?? Kenapa ??’
***
“hyo ri-a, dia bisu. Sejak smp. Karena waktu itu, ia pernah tertabrak truk. Dan pita suaranya terluka. Sehingga ia tidak bisa mengularkan suara sedikitpun. Aku mengerti, mungkin bagi dirimu yang merupakan tuan besar, seorang pelayan bersikap kasar padamu merupakan penghinaan yang besar. Tetapi, aku yakin hyo ri tidak bermaksud buruk. Dan aku yakin ia ingin meminta maaf secara langsung padamu, tetapi tidak bisa. Karena hyo ri. Bisu.”
Key bergegas berdiri di ikuti yuuri dan Eun cha menuju kamar hyo ri. Sementara jinki masih terpaku menatap notes yang telah hyo ri tulis.
“bisu ya bisu, tidak ada hubungannya dengan tata krama. Kalau tidak sopan ya tidak sopan! Dasar gadis tidak tahu diri!” ujar eun hee pelan seraya mengunya makanan yang terhidang di meja makan. Minho menatap eun hee tajam.
“eun hee-a, aku menghormatimu karena kau adalah orang yang jinki sayangi, selama ini aku selalu diam jika kau sedang menjelek-jelakkan orang. Tetapi, jika aku mendengar kau berbicara seperti itu lagi mengenai hyo ri, aku tidak akan segan-segan untuk menamparmu”
Eun hee menatap minho diam. Sementara minho bergegas menuju kamar hyo ri.
***
Jinki masih menatap notes hyo ri dengan perasaan bersalah. Ia merasa seperti orang yang sangat jahat kali ini. Terlalu jahat.
Tanpa Jinki sadari, Jinki mulai mengukir kembali nama seorang wanita di hatinya. Kim hyo ri, wanita yang selama ini ia benci. Dan wanita yang membuatnya bersimpati di waktu yang sama.
To Be Countinued….

No comments:

Post a Comment