5.07.2011

Love if silence part 8


Title : Love if silence

Author : Taniyae Shawolelf

Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki

Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee

Genre : Romance, Friendship

Rating : PG-15



"Kau sedang apa hyo ri ?”

Jinki menatap hyo ri yang sedang sibuk dengan segala peralatan di dapur nya. hyo ri yang mendengar suara Jinki seketika menoleh.Jinki yang berdiri sekitar 3 meter dibelakang hyo ri menatap hyo ri bingung.hyo ri menjawab pertanyaan Jinki dengan senyum. sementara tangannya masih memegang wajan karena ia sedang menumis sayuran.

Jinki mendekati hyo ri dengan perlahan, hyo ri masih menatap Jinki dengan senyum di wajahnya.

‘ommo, dia mendatangiku’




“kau sedang apa? keliatannya repot sekali?”

hyo ri mengerjap -ngerjap kan matanya. yang lagi-lagi membuat wajah Jiniki bersemu merah. dengan gugup Jinki menghampiri hyo ri dan mengamati semua benda yang tergeletak di meja dapur itu.

“kau sedang masak?”

hyo ri menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. wajah jinki kembali memerah. kali ini Jinki tidak ragu, Jinkimengakui bahwa hyo ri memang manis. dan entah kenapa tiap kali melihat hyo ri tersenyum hati Jinki berdebar-debar.

“boleh aku bantu?”

hyo ri terdiam mendengar ucapan Jinki. sementara Jinki masih memandangi hyo ri yang terbengong-bengong menatapnya.

‘ini mimpi?’

“jangan menatap ku seperti itu, memangnya aku hantu”

hyo ri terkesiap. perlahan wajah hyo ri mulai memerah. Jinkiyang melihat tingkah hyo ri menjadi kikuk. dengan kasar direbutnya wajan yang berada di tangan hyo ri.

“sudah biar aku bantu. kau.. er.. kau.. err kau memotong sayuran saja!!”

‘memangnya kau bisa masak?’

“wae?? ya!!! kau meragukan masakanku?? aish!! akan kutunjukkan masakanku padamu!!!”

hyo ri tersenyum kecil melihat tingkah Jinki yang kikuk. ia benar-benar merasa sangat bahagia pagi ini. benar-benar bahagia.

***

tanpa hyo ri dan Jinki sadari sejak tadi sepasang mata mengawasi mereka berdua dari balik dinding. mata itu memandang mereka dengan dingin. tanpa ekspresi.

***

Eun cha terbangun dari tidurnya. sekilas ia melihat tempat tidur hyo ri. kosong. dengan wajah kusut Eun cha bangun dari tempat tidurnya dan bergegas keluar dari kamarnya dan hyo ri.

***

minho masih menatap hyo ri dan Jinki yang berada di dapur. perasaan minho bercampur aduk. antara senang, sedih, perih dan merasa bersalah.

minho menarik nafas dalam dan menghela nafas panjang.

ketika minho hendak berbalik.

“sedang apa kau minho?”

***

Eun cha menatap minhobingung. kepalanya dimiringkan ke sebalah kiri sambil memandangi wajah minhoyang mulai memucat.

***

minho berdiri mematung ketika Eun cha memergokinya sedang menatap hyo ri dan Jinki yang berada di dapur. mulut minho terkunci rapat. ia tidak bisa berbicara apapun karena takut Jinki dan hyo ri mendengarnya dari balik dinding tempatnya berdiri. minho menatap Eun cha dingin. terlalu dingin bagi seorang minhoyang merupakan mood maker.

***

Eun cha bergidik. rasanya menyeramkan melihat sisi lain minhoyang begitu mengerikan. tidak bukan mengerikan. hanya menyeramkan.

untuk pertama kalinya Eun cha melihat wajah minhoyang sangat dingin. sangat amat dingin. dan Eun cha bingung harus berbuat apa.

perlahan Eun cha melangkahkan kakinya mendekati minho, dengan was -was Eun chamenatap minhoyang masih menatapnya dingin. Eun cha melongokkan kepalanya ke balik dinding tempat minho berdiri. Eun cha terdiam. menutup kedua mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya.

“kau..minho-a..jangan-jangan”

detik berikutnya. Eun cha merasakan seseorang menariknya menjauhi dinding itu. dinding tempat minho berdiri.

***

tanpa minho dan aEun cha sadari. seseorang menatap kepergian mereka bingung. dan bergegas mengikuti mereka.

“mereka mau kemana?”

***

“kau menyukai hyo ri?”

minho menatap Eun cha dengan wajah lugunya.Eun cha menghela nafas melihat tingkah minho.

“mweoya?”

“aku tanya apa kah kau menyukai hyo ri?”

minhoterdiam. hal ini membuat jantung Eun cha berdebar kencang. secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi keputusan Eun cha. apakah akan tetap menyukai minho apa tidak.

“kenapa kau berfikir seperti itu?”

Eun cha terdiam sejenak. ia menatap wajah minhoyang terlihat murung. apa ia salah berbicara?

“tidak, hanya saja, sikapmu terlalu berlebihan jika kau menyayangi hyo ri hanya sebagai adik atau saudara mu”

“tidak berlebihan”

“ne?”

“sikap ku tidak berlebihan. malah mungkin sikapku tidak cukup untuk menebus semua kesalahan ku padanya”

“kesalahan?”

minho menoleh ke arah Eun cha, sebuah senyum tersungging di wajahnya yang lugu. Eun cha terdiam. terlihat luka yang dalam di wajah minho. meski minhomencoba menyembunyikannya dengan senyumnya.

“aku yang menyebabkan hyo ri tidak bisa berbicara.”

***

“apa maksudmu minho-a?”

minhomenarik nafas dalam , dan membuangnya. rasanya berat sekali mengingat kembali kenangan itu. kenanngan lama yang terlalu menyakitkan. sangat amat menyakitkan dan berusaha minholupakan.

“semua itu terjadi karena salah ku.. karena aku masuk dalam kehidupan hyo ri dan key”

“ne?”

“kuddae, semua itu karena aku masuk dalam kehidupan mereka berdua.”

___________FLASHBACK___________

“key, hyo ri.. kemari !!”

key dan hyo ri yang sedang bermain di ruang tamu bergegas berlari -lari kecil menghampiri suara yang memanggilnya tersebut. terlihat seorang wanita tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua tersenyum lembut ke arah key dan hyo ri. di sampingnya berdiri seorang anak lelaki kecil yang tingginya hampir menyamai key. anak lelaki itu tersenyum manis.

“key-a, hyo ri-a, anyonghaseyo!!” ujar anak lelaki itu riang. key dan hyo ri tersenyum lebar.

“minho-a!!! kapan kau datang? omma, kenapa tidak bilang bahwa minho akan datang hari ini???” ujar key sambil menatap ibunya yang menatap key lembut.

“karena ibu ingin memberi kejutan kepada kalian semua”

“ne?” ujar hyo ri dan key bersamaan.

“mulai hari ini minho akan tinggal bersama kita”

***

“key!!!!” suara nyonya kim , ibunda key terdengar mengggelegar di seluruh ruang tamu. key, pemuda yang kini telah menginjak smu itu menatap ibu kandungnya dengan wajah dingin. sangat dingin.hyo ri adiknya yang duduk di bangku smp mulai mengeluarkan air mata.

“mweoya????” ujar key dingin tetapi keras.

ibu key menatap puteranya tajam. kemarahannya sudah sampai puncaknya. dan ia tidak bisa bersabar lagi.

“dasar anak tidak tahu diri. kau lupa siapa yang melahirkan dan membesarkanmu? inikah balasanmu padaku? ibu kandungmu sendiri??”

key tersenyum . senyum yang menyedihkan. tersirat luka dari pandangan matanya yang menatap ibu kandungnya sendiri. lelah.

“ibu kandungku?”

ibu key terdiam. wajahnya terlihat shock, hyo ri menatap kakaknya memelas.

“oppa!!!”

“kau bilang kau ibu kandungku?”

“oppa!! sudahlah!!!”

“KALAU KAU IBU KANDUNGKU KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENGHARGAI KEHADIRAN DAN USAHA KU SELAMA INI?????”

ibu key terdiam. wajahnya mengeras. bukan. bukan marah. tetapi menahan seluruh perasaannya yang berkecambuk dalam hatinya.

“aku rasa aku bukan putera mu”

ibu key menatap key tajam.hyo ri mulai terisak.

“puteramu adalah, tuan muda minho. nyonya kim” ujar key sambil berlalu meninggalkan hyo ri dan ibunya yang menatap kepergian nya dari ruangan itu. sedih.

***

minho berdiri diam di balik dinding ruang tamu. air matanya menggantung di pelupuk matanya. yah, minho mendengar semuanya. dan ia merasa sangat bersalah, sangat amat bersalah.

“kenapa aku harus masuk dalam keluarga ini tuhan? wae??”

***

“mianhae.. jeongmal mianhaeyo.. saya tidak bisa berbuat banyak. darah mereka telah terkuras habis sebelum sempat kami tolong. mianhae”

hyo ri langsung terisak ketika mendengar ucapan dokter lee yang baru saja keluar dari ruang operasi.

“OMMA!!! APPA!!!! andwee.. andwee!!!!!”

hyo ri menangis di pelukan minhoyang mendekap hyo ri erat. air mata minho kembali tergenang. seandainya saja ia tidak masuk ke dalah keluarga kim. seandainya tuan dan nyonya kim tidak membanggakannya yang merupakan anak angkat dan selalu mencela key, seandainya saja key tidak melarikan diri dari rumah. seandainya saja tuan dan nyonya kim tidak pergi mencari key. seandainya saja.

***

“KEY!!”

minho menatap key geram. key menatap hyo ri dan minho yang jatuh terduduk di sisi jalan dengan dingin.

“apa lagi?”

minho menatap key geram. sangat geram. ia benar-benar muak dengan semua sikap key selama ini, terutama kepada dirinya. Minho ingin menyelesaikan semua masalah ini. sekarang!! dengan kepala dingin. bukan dengan mabuk-mabukan yang selalu dilakukan key bersama teman nya Jinki setelah kedua orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.

“oppa…”

minhomenoleh sekilas. kim hyo ri, telrihat begitu terluka. minho sangat iba, sangat iba. ingin rasanya menonjok wajah key saat itu juga karena menyebabkan hyoeun ri memasang wajah yang sangat memelas.

minho kembali menoleh ke arah key, dingin. dan dibalas key dengan tatapan yang tak kalah dinginnya.

“bawa pulang hyo ri, itu tugas mu. ‘tuan muda’ minho”

minho terdiam melihat sikap key. Ia mengerti. key memang membencinya. Sangat membencinya. Dan ia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghilangkan kebencian key padanya. Karena satu-satunya cara ia harus lenyap dari dunia ini. Hanya itu.

key melangkah meninggalkan minho dan hyo ri yang terpaku menatap sosok key dari sisi jalan. Dengan segala macam rasa benci dan iri key meninggalkan hyo ri dan minho.

minho terdiam menatapi kepergian key. rasanya ingin sekali berteriak menyebut nama key dan memukul wajahnya sampai perasaannya puas. tidak, minho tidak setega itu. minho menyayangi key, kawan masa kecilnya. ia ingin kembali seperti dulu, saat-saat dimana ia dan key bermain bersama, bukan seperti ini. saling membenci dan melukai.

entah firasat apa yang merasuki minho ,kepala minho menoleh kearah kanan, terlihat sebuah truk melintas dengan kecepatan tinggi. mendekati key yang sedang menyebrangi jalan. dada minho berdebar. haruskah kuselamatkan ia?

“ OPPAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

seketika kaki minho berlari sendiri tanpa diperintah. yang ada di fikirannya hanya satu, kim key, saudara angkatnya bisa meninggal jika ia tidak menyelamatkannya.

‘BRUK!’

***

minho terduduk dijalan. Kakinya bergetar. Sempat dirasakan aroma kematian mendekatinya. Jantungnya berdebar kencang. Apa yang ia pikirkan????

Tubuh minho serasa bergerak tanpa di komando begitu melihat key yang diam mematung di tengah jalan memandangi mobil yang melintas menuju ke arahnya.

Gilakah dia? Tidak. minho tidak gila. Hanya saja ia merasa itu yang harus ia lakukan.

minho mendongakkan kepalanya menatap key disisi jalan. Terlihat wajah pucat key perlahan berona. key selamat. Dan minholega akan hal itu.

minho hendak bangkit dari tempatnya duduk ketika ia merasakan sesuatu emndekatinya dengan kecepatan tinggi. apa itu? sebuah cahaya?

kepala minho menoleh ke arah kirinya dan minho terkejut. sebuah mobil berjarak beberapa centi dari tubuhnya yang masih terduduk di aspal jalan yang dingin itu.

apakah dia akan mati?

‘BRUKK’

***

apakah aku mati? itulah yang ada dipikiran minho pertama kali. perlahan minho membuka matanya. terlihat awan gelap berwarna hitam. inikah surga? atau neraka?

kepala minho masih berputar-putar ketika akhirnya minho sadar, bahwa ia masih di dunia. ia masih hidup. minho berangsur duduk. ia memeriksa sekujur badannya. tidak luka. apa aku berhalusinasi?

minho menoleh ke arah kirinya, kim kIBUM menatap lurus ke depan dengan pucat. dengan penasaran minhomenatap ke arah pandangan key.

‘deg’

jantung minho serasa ingin berhenti berdetak, terlihat sebuah tubuh tergeletak di jalanan aspal itu dengan bercak darah di mana-mana beberapa meter di depannya.

“hyo ri…”

minho memanggil nama hyo ri was-was, perlahan minhomerangkak mendekati tubuh itu, di raihnya kepala milik tubuh itu, dan dipangkunya, dibersihkannnya noda darah dari wajah tubuh itu. dan kini jelas sudah.

“hyori,…”

tubuh itu tidak bereaksi. minho kembali menepuk pelan wajah hyo ri.

“hyo ri-a…”

tidak bereaksi. hati minho serasa mencelos, lagi, timbul sebuah masalah karena dirinya. dan kali ini menngenai hyo ri, saudara yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.

“KIM HYO RI!!!!!!!!!!”

***

“hyo ri-a, wae? kenapa tidak menjawab pertanyaanku?”

suara soo ae terdengar kencang dari balik pintu ruang rawat inap. terlihat key berdiri di samping soo ae. gelisah.

“hyo ri-a? wae? “

“andwe!!!..hyori-a!!! soo ae-a panggil dokter!! cepat!! suara hyo ri tidak bisa keluar!!!”

***

minho mengurungkan niatnya memasuki ruang rawat inap itu. cukup sudah. sudah jelas.hyo ri tidak bisa berbicara.hyo ri bisu!!! dan semua itu salah minho!!

minho menyenderkan tubuhnya di balik dinding kamar hyo ri, seikat bunga lili yang ia bawa untuk menjenguk hyo ri terjatuh ke lantai.

“waeyo? waeyo tuhan!!!!!! mengapa selalu aku yang menjadi penyebab hancurnya kebahagiaan orang???”

minho jatuh terduduk. air matanya mengalir. minho terisak. kali ini ia tidak kuat menahan air matanya. sama sekali tidak kuat. terlalu berat beban yang harus ia hadapi.

‘CREK’

“minho-a?”

***

minho termangu menatap sebuah gundukan tanah di hadapannya. makam kedua orang tuanya.

minho jatuh berlutut, memeluk kedua batu nisan yang tertera di tanah itu.

“bogoshippo.. amma .. appa.. “

***

“KIM KIBUM!!!”

key menatap minho geram, semua kekesalan terlihat di wajahnya. soo ae mencoba menahan tubuh key yang hendak meninju wajah minho yang berlutut dihadapan key dengan wajah memelas.

“apa kau tidak puas tuan muda? kau rebut appa ku, kau rebut omma ku dan sekarang kau rebut suara hyo ri ku?”

minho diam memandangi lantai rumah sakit. sakit sekali hatinya mendengar semua perkataan key. yah, minhomerasa sangat bersalah. sangat amat bersalah.

“mianhae..” ujar minho pelan. sedikit bergetar.

key hendak bersiap meninju minho kembali ketika tiba-tiba sebuah tubuh menghadang di depan key.

“hyo ri-a?” ujar key pelan.

minho mengangkat wajahnya. terlihat sosok tubuh kecil berdiri dihadapannya. membelakanginya.

minho terpaku. rasanya tubuhnya membeku. tidak bisa digerakkan. tubuh itu berbalik menghadapnya. memandang wajahnya. lembut.

“hyo ri-a..”

hyori tersenyum ke arahnya. manis. ia membuka mulutnya, tetapi kemudian hyo ri menyadari sesuatu. dengan lembut ia menuntun minho berdiri dan membersihkan baju minho yang kotor karena bersimpuh.

hati minhoterasa hangat. sangat hangat.

“hyori-a..”

hyori tersenyum menatap minho , dan memeluk minho. mengusap punggung minho pelan. dengan segera air mata minho mengalir kembali. dengan erat ia memeluk tubuh hyori. erat. sangat erat. tidak ada kata terucap. hanya hening yang menyaksikan kejadian itu.

“mian, apakah anda yang bernama kim kibum?”

minho dan hyori terdiam sebentar dan menoleh ke arah suara itu. terlihat seorang lelaki memakai seragam polisi menghampiri mereka ber 4.

“saya kim key” ujar key tegas. soo ae menatap polisi itu bingung dan menatap key bertanya-tanya. sementara key telrihat pucat.

“bisa ikut saya sebentar?”

“ne?”

“kami menemukan sidik jari anda di ban mobil yang membawa tuan dan nyonya kim”

***

minho menatap key. geram. ia benar-benar tidak menyangka perbuatan yang dilakukan key terlalu berlebihan. dan sangat amat mengecewakan.

“joongie-a, itu tidak benarkan?” ujar soo ae pelan.

key terdiam. ia hanya menundukkan wajahnya. minho menatap key tajam. ia kali ini benar-benar marah terhadap key.

“sudahlah yuri-a,biarkan saja dia sendiri. biarkan dia berfikir dan merasakan akibat dari perbuatannya” ujar minho pelan sembari berlalu meninggalkan soo ae dan key yang terpekur sendiri.

_____END of FLASHBACK______

Eun cha terdiam mendengar perkataan minho. ia benar-benar tidak menyangka, ternyata minhoyang selama ini ceria menyimpan luka yang begitu dalam. sangat amat dalam.

“menyedihkan?” ujar minho eplan. ia tertawa. berusaha menutupi kesedihan yang ia rasakan.

dengan lembut Eun cha memeluk tubuh minho . Eun chamenghela nafas panjang dan mulai mengelus punggung minho lembut. minho terdiam.

“kau orang baik minho-a. sangat amat baik”

minho terdiam. tetapi entah mengapa rasanya sangat hangat dan nyaman. minho tersenyum, hatinya terasa sangat ringan, seperti sebuah beban yang selama ini ia pendam bertahun-tahuntelah terangkat. minho memeluk tangan Eun cha yang sedang memeluknya dari samping.

“gomawo Eun cha-a.. gomawo..”

“minho -a..”

“ne”

“sebenarnya ada yang ingin ku katakan padamu..”

“ne?”

“aku.. bukan dewi penyelamat Jinki yang Jinkicari selama ini..”

minho terdiam. ia sudah tahu.

“hyori lah selama ini yang Jinkicari-cari..”

minho terdiam menatap Eun cha.

“hyori lah dewi penyelamat Jinki”

***

sosok itu menutup mulutnya . ia terkejut. park eun hee. sosok yang selama ini mengikuti Eun cha dan minho serta mendengar semua percakapan Eun cha dan minho. ia terkejut.

dengan cepat eun hee berbalik dan bergegas menuju dapur, hanya 1 yang ada di otaknya sekarang. memberitahu Jinki secepatnya.

***

hyori melirik Jinki di sebelahnya, tubuh yang tinggi dan jangkung. wajah yang menawan dengan hidung mancung dan kulit putih. kontras sekali dengan celemek pink yang ia kenakan. tak sengaja hyo ri tertawa kecil.

‘kau benar-benar lucu Jinkiternyata’

Jinki yang sednag konsentrasi dengan masakannya menoleh ke arah hyo ri, dilihatnya gadis manis itu menahan tawa. dada Jinkikembali berdesir. apakah jinki jatuh cinta?

“ya!! mengapa kau tertawa???”

tawa hyori terhenti. ditatapnya Jinki yang sedang berdiri di sampingnya. kembali ia tertawa.

‘andwe.. andwee aku tidak menertawakan mu’

“Ya!!! hyori-a!!! aish!! jangan tertawa seperti itu!!!”

tawa hyo ri kembali keluar. ia benar-benar merasa lucu dengan sikap Jinki hari ini. sangat amat manis

“hyo ri-a!!! aish!! kalau kau masih tertawa aku tidak akan membantumu!!!!”

‘mweo? aish!!! arraseo , arraseo, aku tidak akan tertawa lagi’



***

“aku sudah tahu Eun cha-a”

“mweo?”

“mianhae, aku mendengar percakapanmu dengan hyo ri dari balik pintu kamar mu”

Eun cha terdiam. begitu pula minho.

‘KRUYUK’

perut Eun cha berbunyi.wajah Eun cha memerah. minho menatap Eun cha sambil tertawa kecil.

“akhhh.. aku koq tiba-tiba lapar!”

Eun cha memukul lengan minho pelan. jusu menatapnya kesal. mereka berduam berpandangan sejenak sebelum akhirnya tertawa bersamaan.

“sudah siang, pantas saja perutku keroncongan.”

“kau memang perut karut minho -a”

“mweo? andwe!! kau belum tahu ya, aku punya teman, namanya shim changmin makannya banyak sekali!!!”

“ne?”

“ne!!”

“aku jadi laapar.. masuk yuk!!”

“ne!!”

***

hyo ri menatap hyo hee dihadapannya terdiam. wajah hyo ri memucat. eun hee menatap hyo ri sinis amat sangat sinis.

“kami sedang masak eun hee-a, kau mau ikut membantu?”

eun hee menatap Jinki kesal, sebelum akhirnya menatap hyo ri dingin.

“oppa!!! kenapa kau dekat-dekat dengannya, gadis bisu itu tidak pantas bersanding dengan mu. meskipun hanya berdiri di sampingmu. dia tidak pantas”

hyo ri terdiam. diletakkannya dengan baki yang berisi sayuran di sisi meja dapur. hyo ri menundukkan kepalanya.

‘aku tahu eun hee’

“eun hee!!!”

“wae??? aku jujur!!!”

“eun hee!!!!”

“hey kau gadis bisu! kau tidak pernah melihat orang setampan oppa? sekaya oppa? kau merayunya kan? kau pakai apa?? “

“Park eun hee!!!”

“sudah lah oppa, aku sudah tahu semuanya”

“ne?”

“dia selama ini sengaja mendekati oppa untuk mencari simpati oppa dan ingin merebut harta kekayaan oppa!!”

“mweoya?”

“dia bekerja sama dengan Eun cha!!! oppa tau? dia adalah dewi penyelamat oppa!!! bukana Eun cha!!! dia dan Eun cha selama ini memepermainkan oppa!!!! hanya mempermainkan oppa!!!”

Jinki terdiam. kepalanya terasa berat. ditatap nya hyo ri yang ebrada di sebelahnya. wajah hyo ri memucat.

“benarkah itu hyo ri?”

hyo ri menatap Jinki. tersirat luka di matanya.

“kaukah selama ini yang menyelamatkan ku waktu itu?”

‘ia aku adalah dewi penyelamatmu’

hyo ri terdiam. masih menatap Jinki.

“kaukah dewi penyelamat yang selama ini aku cari-cari?”

‘benar Jinki, mianhae.. aku tidak bercerita padamu’

“kau.. menyuruh Eun cha menyamar jadi dirimu dan mendekatiku hanya untuk harta?”

‘andwe.. Jinki.. andwe..’

hyo ri menggelengkkan kepala nya keras-keras.

“kim hyo ri.. “

‘andwe!!! andwe jinki-a..”

“kau mengecewakanku..”

***

minho dan Eun cha membuka pintu ruang tamu ketika dilihatnya hyo ri, eun hee dan Jinki diam mematung di dapur.

“waeyo? ada apa dengan kalian?”

hyo ri, Jinki dan eun hee menoleh menatap minho dan Eun cha yang baru saja masuk. Jinkimenatap Eun cha jijik. Eun cha terdiam. sebenarnya ada apa?

“Jinki-a, waeyo?” ujar Eun cha pelan. Jinki menatap Eun cha tajam sebelum akhirnya menarik tangan eun hee pergi menjauh dari dapur.

“kita pergi eun hee.. aku muak berada disini. ditengah orang-orang munafik yang hanya bisa menjilat untuk memperoleh simpatiku”

Jinki dan eun hee meninggalkan Eun cha dan minho yang termangu-mangu sendiri menatap punggung mereka yang perlahan menjauh.

“hyori-a..waeyo?” ujar minho mendekati hyo ri yang wajahnya memucat.

‘Eun cha-a..’

“ne?”

Jinki-a.. sudah tahu yang sebenarnya..’

“ne? ” ujar minho dan Eun cha bersamaan.

‘bahwa aku adalah dewi penyelamatnya yang asli.. bukan kau’

“MWEOYA???”

TBC….

0 komentar:

Post a Comment

5.07.2011

Love if silence part 8


Title : Love if silence

Author : Taniyae Shawolelf

Main Cast : Kim Hyo Ri,Lee Jinki

Support cast : Kim Kibum,choi Minho,jung soo ae, kim Eun Ca,eun hee

Genre : Romance, Friendship

Rating : PG-15



"Kau sedang apa hyo ri ?”

Jinki menatap hyo ri yang sedang sibuk dengan segala peralatan di dapur nya. hyo ri yang mendengar suara Jinki seketika menoleh.Jinki yang berdiri sekitar 3 meter dibelakang hyo ri menatap hyo ri bingung.hyo ri menjawab pertanyaan Jinki dengan senyum. sementara tangannya masih memegang wajan karena ia sedang menumis sayuran.

Jinki mendekati hyo ri dengan perlahan, hyo ri masih menatap Jinki dengan senyum di wajahnya.

‘ommo, dia mendatangiku’




“kau sedang apa? keliatannya repot sekali?”

hyo ri mengerjap -ngerjap kan matanya. yang lagi-lagi membuat wajah Jiniki bersemu merah. dengan gugup Jinki menghampiri hyo ri dan mengamati semua benda yang tergeletak di meja dapur itu.

“kau sedang masak?”

hyo ri menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. wajah jinki kembali memerah. kali ini Jinki tidak ragu, Jinkimengakui bahwa hyo ri memang manis. dan entah kenapa tiap kali melihat hyo ri tersenyum hati Jinki berdebar-debar.

“boleh aku bantu?”

hyo ri terdiam mendengar ucapan Jinki. sementara Jinki masih memandangi hyo ri yang terbengong-bengong menatapnya.

‘ini mimpi?’

“jangan menatap ku seperti itu, memangnya aku hantu”

hyo ri terkesiap. perlahan wajah hyo ri mulai memerah. Jinkiyang melihat tingkah hyo ri menjadi kikuk. dengan kasar direbutnya wajan yang berada di tangan hyo ri.

“sudah biar aku bantu. kau.. er.. kau.. err kau memotong sayuran saja!!”

‘memangnya kau bisa masak?’

“wae?? ya!!! kau meragukan masakanku?? aish!! akan kutunjukkan masakanku padamu!!!”

hyo ri tersenyum kecil melihat tingkah Jinki yang kikuk. ia benar-benar merasa sangat bahagia pagi ini. benar-benar bahagia.

***

tanpa hyo ri dan Jinki sadari sejak tadi sepasang mata mengawasi mereka berdua dari balik dinding. mata itu memandang mereka dengan dingin. tanpa ekspresi.

***

Eun cha terbangun dari tidurnya. sekilas ia melihat tempat tidur hyo ri. kosong. dengan wajah kusut Eun cha bangun dari tempat tidurnya dan bergegas keluar dari kamarnya dan hyo ri.

***

minho masih menatap hyo ri dan Jinki yang berada di dapur. perasaan minho bercampur aduk. antara senang, sedih, perih dan merasa bersalah.

minho menarik nafas dalam dan menghela nafas panjang.

ketika minho hendak berbalik.

“sedang apa kau minho?”

***

Eun cha menatap minhobingung. kepalanya dimiringkan ke sebalah kiri sambil memandangi wajah minhoyang mulai memucat.

***

minho berdiri mematung ketika Eun cha memergokinya sedang menatap hyo ri dan Jinki yang berada di dapur. mulut minho terkunci rapat. ia tidak bisa berbicara apapun karena takut Jinki dan hyo ri mendengarnya dari balik dinding tempatnya berdiri. minho menatap Eun cha dingin. terlalu dingin bagi seorang minhoyang merupakan mood maker.

***

Eun cha bergidik. rasanya menyeramkan melihat sisi lain minhoyang begitu mengerikan. tidak bukan mengerikan. hanya menyeramkan.

untuk pertama kalinya Eun cha melihat wajah minhoyang sangat dingin. sangat amat dingin. dan Eun cha bingung harus berbuat apa.

perlahan Eun cha melangkahkan kakinya mendekati minho, dengan was -was Eun chamenatap minhoyang masih menatapnya dingin. Eun cha melongokkan kepalanya ke balik dinding tempat minho berdiri. Eun cha terdiam. menutup kedua mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya.

“kau..minho-a..jangan-jangan”

detik berikutnya. Eun cha merasakan seseorang menariknya menjauhi dinding itu. dinding tempat minho berdiri.

***

tanpa minho dan aEun cha sadari. seseorang menatap kepergian mereka bingung. dan bergegas mengikuti mereka.

“mereka mau kemana?”

***

“kau menyukai hyo ri?”

minho menatap Eun cha dengan wajah lugunya.Eun cha menghela nafas melihat tingkah minho.

“mweoya?”

“aku tanya apa kah kau menyukai hyo ri?”

minhoterdiam. hal ini membuat jantung Eun cha berdebar kencang. secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi keputusan Eun cha. apakah akan tetap menyukai minho apa tidak.

“kenapa kau berfikir seperti itu?”

Eun cha terdiam sejenak. ia menatap wajah minhoyang terlihat murung. apa ia salah berbicara?

“tidak, hanya saja, sikapmu terlalu berlebihan jika kau menyayangi hyo ri hanya sebagai adik atau saudara mu”

“tidak berlebihan”

“ne?”

“sikap ku tidak berlebihan. malah mungkin sikapku tidak cukup untuk menebus semua kesalahan ku padanya”

“kesalahan?”

minho menoleh ke arah Eun cha, sebuah senyum tersungging di wajahnya yang lugu. Eun cha terdiam. terlihat luka yang dalam di wajah minho. meski minhomencoba menyembunyikannya dengan senyumnya.

“aku yang menyebabkan hyo ri tidak bisa berbicara.”

***

“apa maksudmu minho-a?”

minhomenarik nafas dalam , dan membuangnya. rasanya berat sekali mengingat kembali kenangan itu. kenanngan lama yang terlalu menyakitkan. sangat amat menyakitkan dan berusaha minholupakan.

“semua itu terjadi karena salah ku.. karena aku masuk dalam kehidupan hyo ri dan key”

“ne?”

“kuddae, semua itu karena aku masuk dalam kehidupan mereka berdua.”

___________FLASHBACK___________

“key, hyo ri.. kemari !!”

key dan hyo ri yang sedang bermain di ruang tamu bergegas berlari -lari kecil menghampiri suara yang memanggilnya tersebut. terlihat seorang wanita tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua tersenyum lembut ke arah key dan hyo ri. di sampingnya berdiri seorang anak lelaki kecil yang tingginya hampir menyamai key. anak lelaki itu tersenyum manis.

“key-a, hyo ri-a, anyonghaseyo!!” ujar anak lelaki itu riang. key dan hyo ri tersenyum lebar.

“minho-a!!! kapan kau datang? omma, kenapa tidak bilang bahwa minho akan datang hari ini???” ujar key sambil menatap ibunya yang menatap key lembut.

“karena ibu ingin memberi kejutan kepada kalian semua”

“ne?” ujar hyo ri dan key bersamaan.

“mulai hari ini minho akan tinggal bersama kita”

***

“key!!!!” suara nyonya kim , ibunda key terdengar mengggelegar di seluruh ruang tamu. key, pemuda yang kini telah menginjak smu itu menatap ibu kandungnya dengan wajah dingin. sangat dingin.hyo ri adiknya yang duduk di bangku smp mulai mengeluarkan air mata.

“mweoya????” ujar key dingin tetapi keras.

ibu key menatap puteranya tajam. kemarahannya sudah sampai puncaknya. dan ia tidak bisa bersabar lagi.

“dasar anak tidak tahu diri. kau lupa siapa yang melahirkan dan membesarkanmu? inikah balasanmu padaku? ibu kandungmu sendiri??”

key tersenyum . senyum yang menyedihkan. tersirat luka dari pandangan matanya yang menatap ibu kandungnya sendiri. lelah.

“ibu kandungku?”

ibu key terdiam. wajahnya terlihat shock, hyo ri menatap kakaknya memelas.

“oppa!!!”

“kau bilang kau ibu kandungku?”

“oppa!! sudahlah!!!”

“KALAU KAU IBU KANDUNGKU KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENGHARGAI KEHADIRAN DAN USAHA KU SELAMA INI?????”

ibu key terdiam. wajahnya mengeras. bukan. bukan marah. tetapi menahan seluruh perasaannya yang berkecambuk dalam hatinya.

“aku rasa aku bukan putera mu”

ibu key menatap key tajam.hyo ri mulai terisak.

“puteramu adalah, tuan muda minho. nyonya kim” ujar key sambil berlalu meninggalkan hyo ri dan ibunya yang menatap kepergian nya dari ruangan itu. sedih.

***

minho berdiri diam di balik dinding ruang tamu. air matanya menggantung di pelupuk matanya. yah, minho mendengar semuanya. dan ia merasa sangat bersalah, sangat amat bersalah.

“kenapa aku harus masuk dalam keluarga ini tuhan? wae??”

***

“mianhae.. jeongmal mianhaeyo.. saya tidak bisa berbuat banyak. darah mereka telah terkuras habis sebelum sempat kami tolong. mianhae”

hyo ri langsung terisak ketika mendengar ucapan dokter lee yang baru saja keluar dari ruang operasi.

“OMMA!!! APPA!!!! andwee.. andwee!!!!!”

hyo ri menangis di pelukan minhoyang mendekap hyo ri erat. air mata minho kembali tergenang. seandainya saja ia tidak masuk ke dalah keluarga kim. seandainya tuan dan nyonya kim tidak membanggakannya yang merupakan anak angkat dan selalu mencela key, seandainya saja key tidak melarikan diri dari rumah. seandainya saja tuan dan nyonya kim tidak pergi mencari key. seandainya saja.

***

“KEY!!”

minho menatap key geram. key menatap hyo ri dan minho yang jatuh terduduk di sisi jalan dengan dingin.

“apa lagi?”

minho menatap key geram. sangat geram. ia benar-benar muak dengan semua sikap key selama ini, terutama kepada dirinya. Minho ingin menyelesaikan semua masalah ini. sekarang!! dengan kepala dingin. bukan dengan mabuk-mabukan yang selalu dilakukan key bersama teman nya Jinki setelah kedua orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.

“oppa…”

minhomenoleh sekilas. kim hyo ri, telrihat begitu terluka. minho sangat iba, sangat iba. ingin rasanya menonjok wajah key saat itu juga karena menyebabkan hyoeun ri memasang wajah yang sangat memelas.

minho kembali menoleh ke arah key, dingin. dan dibalas key dengan tatapan yang tak kalah dinginnya.

“bawa pulang hyo ri, itu tugas mu. ‘tuan muda’ minho”

minho terdiam melihat sikap key. Ia mengerti. key memang membencinya. Sangat membencinya. Dan ia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghilangkan kebencian key padanya. Karena satu-satunya cara ia harus lenyap dari dunia ini. Hanya itu.

key melangkah meninggalkan minho dan hyo ri yang terpaku menatap sosok key dari sisi jalan. Dengan segala macam rasa benci dan iri key meninggalkan hyo ri dan minho.

minho terdiam menatapi kepergian key. rasanya ingin sekali berteriak menyebut nama key dan memukul wajahnya sampai perasaannya puas. tidak, minho tidak setega itu. minho menyayangi key, kawan masa kecilnya. ia ingin kembali seperti dulu, saat-saat dimana ia dan key bermain bersama, bukan seperti ini. saling membenci dan melukai.

entah firasat apa yang merasuki minho ,kepala minho menoleh kearah kanan, terlihat sebuah truk melintas dengan kecepatan tinggi. mendekati key yang sedang menyebrangi jalan. dada minho berdebar. haruskah kuselamatkan ia?

“ OPPAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

seketika kaki minho berlari sendiri tanpa diperintah. yang ada di fikirannya hanya satu, kim key, saudara angkatnya bisa meninggal jika ia tidak menyelamatkannya.

‘BRUK!’

***

minho terduduk dijalan. Kakinya bergetar. Sempat dirasakan aroma kematian mendekatinya. Jantungnya berdebar kencang. Apa yang ia pikirkan????

Tubuh minho serasa bergerak tanpa di komando begitu melihat key yang diam mematung di tengah jalan memandangi mobil yang melintas menuju ke arahnya.

Gilakah dia? Tidak. minho tidak gila. Hanya saja ia merasa itu yang harus ia lakukan.

minho mendongakkan kepalanya menatap key disisi jalan. Terlihat wajah pucat key perlahan berona. key selamat. Dan minholega akan hal itu.

minho hendak bangkit dari tempatnya duduk ketika ia merasakan sesuatu emndekatinya dengan kecepatan tinggi. apa itu? sebuah cahaya?

kepala minho menoleh ke arah kirinya dan minho terkejut. sebuah mobil berjarak beberapa centi dari tubuhnya yang masih terduduk di aspal jalan yang dingin itu.

apakah dia akan mati?

‘BRUKK’

***

apakah aku mati? itulah yang ada dipikiran minho pertama kali. perlahan minho membuka matanya. terlihat awan gelap berwarna hitam. inikah surga? atau neraka?

kepala minho masih berputar-putar ketika akhirnya minho sadar, bahwa ia masih di dunia. ia masih hidup. minho berangsur duduk. ia memeriksa sekujur badannya. tidak luka. apa aku berhalusinasi?

minho menoleh ke arah kirinya, kim kIBUM menatap lurus ke depan dengan pucat. dengan penasaran minhomenatap ke arah pandangan key.

‘deg’

jantung minho serasa ingin berhenti berdetak, terlihat sebuah tubuh tergeletak di jalanan aspal itu dengan bercak darah di mana-mana beberapa meter di depannya.

“hyo ri…”

minho memanggil nama hyo ri was-was, perlahan minhomerangkak mendekati tubuh itu, di raihnya kepala milik tubuh itu, dan dipangkunya, dibersihkannnya noda darah dari wajah tubuh itu. dan kini jelas sudah.

“hyori,…”

tubuh itu tidak bereaksi. minho kembali menepuk pelan wajah hyo ri.

“hyo ri-a…”

tidak bereaksi. hati minho serasa mencelos, lagi, timbul sebuah masalah karena dirinya. dan kali ini menngenai hyo ri, saudara yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.

“KIM HYO RI!!!!!!!!!!”

***

“hyo ri-a, wae? kenapa tidak menjawab pertanyaanku?”

suara soo ae terdengar kencang dari balik pintu ruang rawat inap. terlihat key berdiri di samping soo ae. gelisah.

“hyo ri-a? wae? “

“andwe!!!..hyori-a!!! soo ae-a panggil dokter!! cepat!! suara hyo ri tidak bisa keluar!!!”

***

minho mengurungkan niatnya memasuki ruang rawat inap itu. cukup sudah. sudah jelas.hyo ri tidak bisa berbicara.hyo ri bisu!!! dan semua itu salah minho!!

minho menyenderkan tubuhnya di balik dinding kamar hyo ri, seikat bunga lili yang ia bawa untuk menjenguk hyo ri terjatuh ke lantai.

“waeyo? waeyo tuhan!!!!!! mengapa selalu aku yang menjadi penyebab hancurnya kebahagiaan orang???”

minho jatuh terduduk. air matanya mengalir. minho terisak. kali ini ia tidak kuat menahan air matanya. sama sekali tidak kuat. terlalu berat beban yang harus ia hadapi.

‘CREK’

“minho-a?”

***

minho termangu menatap sebuah gundukan tanah di hadapannya. makam kedua orang tuanya.

minho jatuh berlutut, memeluk kedua batu nisan yang tertera di tanah itu.

“bogoshippo.. amma .. appa.. “

***

“KIM KIBUM!!!”

key menatap minho geram, semua kekesalan terlihat di wajahnya. soo ae mencoba menahan tubuh key yang hendak meninju wajah minho yang berlutut dihadapan key dengan wajah memelas.

“apa kau tidak puas tuan muda? kau rebut appa ku, kau rebut omma ku dan sekarang kau rebut suara hyo ri ku?”

minho diam memandangi lantai rumah sakit. sakit sekali hatinya mendengar semua perkataan key. yah, minhomerasa sangat bersalah. sangat amat bersalah.

“mianhae..” ujar minho pelan. sedikit bergetar.

key hendak bersiap meninju minho kembali ketika tiba-tiba sebuah tubuh menghadang di depan key.

“hyo ri-a?” ujar key pelan.

minho mengangkat wajahnya. terlihat sosok tubuh kecil berdiri dihadapannya. membelakanginya.

minho terpaku. rasanya tubuhnya membeku. tidak bisa digerakkan. tubuh itu berbalik menghadapnya. memandang wajahnya. lembut.

“hyo ri-a..”

hyori tersenyum ke arahnya. manis. ia membuka mulutnya, tetapi kemudian hyo ri menyadari sesuatu. dengan lembut ia menuntun minho berdiri dan membersihkan baju minho yang kotor karena bersimpuh.

hati minhoterasa hangat. sangat hangat.

“hyori-a..”

hyori tersenyum menatap minho , dan memeluk minho. mengusap punggung minho pelan. dengan segera air mata minho mengalir kembali. dengan erat ia memeluk tubuh hyori. erat. sangat erat. tidak ada kata terucap. hanya hening yang menyaksikan kejadian itu.

“mian, apakah anda yang bernama kim kibum?”

minho dan hyori terdiam sebentar dan menoleh ke arah suara itu. terlihat seorang lelaki memakai seragam polisi menghampiri mereka ber 4.

“saya kim key” ujar key tegas. soo ae menatap polisi itu bingung dan menatap key bertanya-tanya. sementara key telrihat pucat.

“bisa ikut saya sebentar?”

“ne?”

“kami menemukan sidik jari anda di ban mobil yang membawa tuan dan nyonya kim”

***

minho menatap key. geram. ia benar-benar tidak menyangka perbuatan yang dilakukan key terlalu berlebihan. dan sangat amat mengecewakan.

“joongie-a, itu tidak benarkan?” ujar soo ae pelan.

key terdiam. ia hanya menundukkan wajahnya. minho menatap key tajam. ia kali ini benar-benar marah terhadap key.

“sudahlah yuri-a,biarkan saja dia sendiri. biarkan dia berfikir dan merasakan akibat dari perbuatannya” ujar minho pelan sembari berlalu meninggalkan soo ae dan key yang terpekur sendiri.

_____END of FLASHBACK______

Eun cha terdiam mendengar perkataan minho. ia benar-benar tidak menyangka, ternyata minhoyang selama ini ceria menyimpan luka yang begitu dalam. sangat amat dalam.

“menyedihkan?” ujar minho eplan. ia tertawa. berusaha menutupi kesedihan yang ia rasakan.

dengan lembut Eun cha memeluk tubuh minho . Eun chamenghela nafas panjang dan mulai mengelus punggung minho lembut. minho terdiam.

“kau orang baik minho-a. sangat amat baik”

minho terdiam. tetapi entah mengapa rasanya sangat hangat dan nyaman. minho tersenyum, hatinya terasa sangat ringan, seperti sebuah beban yang selama ini ia pendam bertahun-tahuntelah terangkat. minho memeluk tangan Eun cha yang sedang memeluknya dari samping.

“gomawo Eun cha-a.. gomawo..”

“minho -a..”

“ne”

“sebenarnya ada yang ingin ku katakan padamu..”

“ne?”

“aku.. bukan dewi penyelamat Jinki yang Jinkicari selama ini..”

minho terdiam. ia sudah tahu.

“hyori lah selama ini yang Jinkicari-cari..”

minho terdiam menatap Eun cha.

“hyori lah dewi penyelamat Jinki”

***

sosok itu menutup mulutnya . ia terkejut. park eun hee. sosok yang selama ini mengikuti Eun cha dan minho serta mendengar semua percakapan Eun cha dan minho. ia terkejut.

dengan cepat eun hee berbalik dan bergegas menuju dapur, hanya 1 yang ada di otaknya sekarang. memberitahu Jinki secepatnya.

***

hyori melirik Jinki di sebelahnya, tubuh yang tinggi dan jangkung. wajah yang menawan dengan hidung mancung dan kulit putih. kontras sekali dengan celemek pink yang ia kenakan. tak sengaja hyo ri tertawa kecil.

‘kau benar-benar lucu Jinkiternyata’

Jinki yang sednag konsentrasi dengan masakannya menoleh ke arah hyo ri, dilihatnya gadis manis itu menahan tawa. dada Jinkikembali berdesir. apakah jinki jatuh cinta?

“ya!! mengapa kau tertawa???”

tawa hyori terhenti. ditatapnya Jinki yang sedang berdiri di sampingnya. kembali ia tertawa.

‘andwe.. andwee aku tidak menertawakan mu’

“Ya!!! hyori-a!!! aish!! jangan tertawa seperti itu!!!”

tawa hyo ri kembali keluar. ia benar-benar merasa lucu dengan sikap Jinki hari ini. sangat amat manis

“hyo ri-a!!! aish!! kalau kau masih tertawa aku tidak akan membantumu!!!!”

‘mweo? aish!!! arraseo , arraseo, aku tidak akan tertawa lagi’



***

“aku sudah tahu Eun cha-a”

“mweo?”

“mianhae, aku mendengar percakapanmu dengan hyo ri dari balik pintu kamar mu”

Eun cha terdiam. begitu pula minho.

‘KRUYUK’

perut Eun cha berbunyi.wajah Eun cha memerah. minho menatap Eun cha sambil tertawa kecil.

“akhhh.. aku koq tiba-tiba lapar!”

Eun cha memukul lengan minho pelan. jusu menatapnya kesal. mereka berduam berpandangan sejenak sebelum akhirnya tertawa bersamaan.

“sudah siang, pantas saja perutku keroncongan.”

“kau memang perut karut minho -a”

“mweo? andwe!! kau belum tahu ya, aku punya teman, namanya shim changmin makannya banyak sekali!!!”

“ne?”

“ne!!”

“aku jadi laapar.. masuk yuk!!”

“ne!!”

***

hyo ri menatap hyo hee dihadapannya terdiam. wajah hyo ri memucat. eun hee menatap hyo ri sinis amat sangat sinis.

“kami sedang masak eun hee-a, kau mau ikut membantu?”

eun hee menatap Jinki kesal, sebelum akhirnya menatap hyo ri dingin.

“oppa!!! kenapa kau dekat-dekat dengannya, gadis bisu itu tidak pantas bersanding dengan mu. meskipun hanya berdiri di sampingmu. dia tidak pantas”

hyo ri terdiam. diletakkannya dengan baki yang berisi sayuran di sisi meja dapur. hyo ri menundukkan kepalanya.

‘aku tahu eun hee’

“eun hee!!!”

“wae??? aku jujur!!!”

“eun hee!!!!”

“hey kau gadis bisu! kau tidak pernah melihat orang setampan oppa? sekaya oppa? kau merayunya kan? kau pakai apa?? “

“Park eun hee!!!”

“sudah lah oppa, aku sudah tahu semuanya”

“ne?”

“dia selama ini sengaja mendekati oppa untuk mencari simpati oppa dan ingin merebut harta kekayaan oppa!!”

“mweoya?”

“dia bekerja sama dengan Eun cha!!! oppa tau? dia adalah dewi penyelamat oppa!!! bukana Eun cha!!! dia dan Eun cha selama ini memepermainkan oppa!!!! hanya mempermainkan oppa!!!”

Jinki terdiam. kepalanya terasa berat. ditatap nya hyo ri yang ebrada di sebelahnya. wajah hyo ri memucat.

“benarkah itu hyo ri?”

hyo ri menatap Jinki. tersirat luka di matanya.

“kaukah selama ini yang menyelamatkan ku waktu itu?”

‘ia aku adalah dewi penyelamatmu’

hyo ri terdiam. masih menatap Jinki.

“kaukah dewi penyelamat yang selama ini aku cari-cari?”

‘benar Jinki, mianhae.. aku tidak bercerita padamu’

“kau.. menyuruh Eun cha menyamar jadi dirimu dan mendekatiku hanya untuk harta?”

‘andwe.. Jinki.. andwe..’

hyo ri menggelengkkan kepala nya keras-keras.

“kim hyo ri.. “

‘andwe!!! andwe jinki-a..”

“kau mengecewakanku..”

***

minho dan Eun cha membuka pintu ruang tamu ketika dilihatnya hyo ri, eun hee dan Jinki diam mematung di dapur.

“waeyo? ada apa dengan kalian?”

hyo ri, Jinki dan eun hee menoleh menatap minho dan Eun cha yang baru saja masuk. Jinkimenatap Eun cha jijik. Eun cha terdiam. sebenarnya ada apa?

“Jinki-a, waeyo?” ujar Eun cha pelan. Jinki menatap Eun cha tajam sebelum akhirnya menarik tangan eun hee pergi menjauh dari dapur.

“kita pergi eun hee.. aku muak berada disini. ditengah orang-orang munafik yang hanya bisa menjilat untuk memperoleh simpatiku”

Jinki dan eun hee meninggalkan Eun cha dan minho yang termangu-mangu sendiri menatap punggung mereka yang perlahan menjauh.

“hyori-a..waeyo?” ujar minho mendekati hyo ri yang wajahnya memucat.

‘Eun cha-a..’

“ne?”

Jinki-a.. sudah tahu yang sebenarnya..’

“ne? ” ujar minho dan Eun cha bersamaan.

‘bahwa aku adalah dewi penyelamatnya yang asli.. bukan kau’

“MWEOYA???”

TBC….

No comments:

Post a Comment